1.5 Kerangka Teori
Sebelum terjun ke lapangan atau melakukan penelitian atau pengumpulan data, peneliti diharapkan mampu menjawab permasalahan melalui suatu kerangka pemikiran
atau literature review. Kerangka pemikiran merupakan kajian tentang bagaimana hubungan teori dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi dalam perumusan
masalah. Menurut Kerlinger teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruk, definisi,
dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antarkonsep Singarimbun, 2006:37.
Wilbur Schramm menyatakan bahwa teori merupakan suatu perangkat pernyataan yang saling berkaitan, pada abstraksi dengan kadar tinggi, dan daripadanya proporsi bisa
dihasilkan dan diuji secara alamiah, dan pada landasannya dapat dilakukan prediksi mengenai perilaku Effendy, 2003:241.
Senada dengan yang dikatakan Emory-Cooper bahwa teori merupakan suatu kumpulan konsep, defenisi, proposisi, dan variabel yang berkaitan satu sama lain secara
sistematis dan telah digeneralisasikan sehingga dapat menjelaskan dan memprediksi suatu fenomena fakta-fakta tertentu Umar, 2002:55.
Adapun teori-teori yang mendukung dalam penelitian ini adalah :
1.5.1 Komunikasi Kelompok Kecil
Baruch Spinoza 300 tahun yang lalu menyatakan bahwa manusia adalah binatang sosial. Pernyataannya ini diperkuat oleh psikologi modern yang menunjukkan bahwa
orang lain mempunyai pengaruh yang sangat besar pada sikap kita, perilaku kita, dan bahkan persepsi kita Severin, 2005:219.
Kelompok adalah sekumpulan orang-orang yang terdiri dari dua atau tiga orang bahkan lebih. Kelompok memiliki hubungan yang intensif di antara mereka. Kelompok
memiliki tujuan dan aturan yang dibuat sendiri, dan merupakan kontribusi arus informasi
Universitas Sumatera Utara
antara mereka sehingga mampu menciptakan atribut kelompok sebagai bentuk karakteristik yang khas dan melekat pada kelompok itu Bungin, 2006:264. Ringkasnya
kelompok merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan kehidupan kita, karena melalui kelompok, memungkinkan kita dapat berbagi informasi, pengalaman, dan
pengetahuan kita dengan anggota kelompok lainnya. Menurut Carl E. Larson dan Calvin A. Goldberg, komunikasi kelompok adalah
suatu bidang studi, penelitian dan terapan yang tidak menitikberatkan perhatiannya pada proses kelompok secara umum, tetapi pada tingkah laku individu dalam diskusi
kelompok tatap muka yang kecil. Kita dapat mengajukan bermacam-macam pertanyaan yang berhubungan dengan komunikasi kelompok dan jawabannya akan membantu kita
memahami lebih baik batas-batas dan atribut-atribut komunikasi kelompok Lubis, 2005:118-119.
Komunikasi kelompok dapat dibedakan menjadi komunikasi kelompok kecil small group communication dan komunikasi kelompok besar large group
communication. Suatu situasi komunikasi dinilai sebagai komunikasi kelompok kecil apabila situasi komunikasi seperti itu dapat diubah menjadi komunikasi antarpersona
dengan setiap komunikan. Dengan kata lain, antara komunikator dengan setiap komunikan dapat terjadi dialog atau tanya jawab. Sedangkan suatu situasi komunikasi
dinilai sebagai komunikasi kelompok besar, jika antara komunikator dan komunikan sukar terjadi komunikasi antarpersona. Kecil kemungkinan untuk terjadi dialog seperti
halnya pada komunikasi kelompok kecil Effendy, 2002:8-9. Komunikasi kelompok kecil ialah proses komunikasi yang berlangsung antara
tiga orang atau lebih secara tatap muka, di mana anggota-anggotanya saling berinteraksi satu sama lainnya Cangara, 2007:33.
Tujuan kelompok kecil, bagaimana pun juga tidak terbatas pada memecahkan masalah. Setiap orang merupakan anggota beberapa kelompok kecil secara bersamaan.
Universitas Sumatera Utara
Kelompok pertama dan yang paling nonformal adalah kelompok primer primary groups, unit sosial mendasar tempat kita bernaung. Keluarga kita merupakan kelompok
primer kita yang pertama Tubbs, 2005:66. Kebanyakan kelompok kecil mengembangkan norma-norma atau aturan-aturan
yang mengidentifikasikan apa yang diinginkan bagi semua anggotanya. Norma-norma tersebut yang mengatur tingkah laku dari setiap anggota kelompok.
Tipe komunikasi kelompok kecil, oleh banyak kalangan dinilai sebagai pengembangan dari komunikasi antarpribadi. Untuk ukuran mengenai kelompok kecil,
beberapa ahli memberikan batasan yang berbeda-beda. De Vito 1997:303 memberi batasan, bahwa kelompok kecil sebagai sekumpulan orang, kurang lebih 5-12 orang.
Ukuran kelompok kecil menurut Kumar 2000:331 berkisar antara 15-25 orang. Apabila jumlah pelaku komunikasi lebih dari tiga orang, cenderung dianggap
komunikasi kelompok kecil atau lazim disebut komunikasi kelompok saja. Sedangkan komunikasi kelompok besar biasa disebut sebagai komunikasi publik. Jumlah manusia
pelaku komunikasi dalam komunikasi kelompok, besar atau kecilnya, tidak ditentukan secara matematis, melainkan tergantung pada ikatan emosional antaranggotanya
Vardiansyah, 2004:31. Ronald B. Adler dan George Rodman membagi kelompok dalam tiga tipe, yaitu
kelompok belajar learning group, kelompok pertumbuhan growth group, dan kelompok pemecahan masalah problem solving group. Bungin, 2006:270-271.
Kelompok mentoring ini adalah kelompok belajar, mempelajari nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam. Sebagai anggota kelompok belajar atau kelompok
pendidikan, para anggotanya bersama-sama berusaha mengajarkan atau mempelajari subjek tertentu, dalam hal ini yaitu nilai-nilai yang diajarkan dalam syariat Islam.
Komunikasi kelompok kecil lebih cenderung dilakukan secara sengaja dibandingkan komunikasi antarpribadi, dan umumnya para pesertanya lebih sadar akan
Universitas Sumatera Utara
peranan dan tanggung jawab mereka masing-masing. Hal ini dikarenakan telah adanya pembagian tugas di antara para anggota kelompok.
Keberhasilan komunikasi kelompok disebabkan oleh keterbukaan anggota menanggapi, anggota dengan senang hati menerima informasi, kemauan anggota
merasakan apa yang dirasakan anggota lain, situasi kelompok yang mendukung komunikasi berlangsung efektif, perasaan positif terhadap diri anggota kelompok,
dorongan terhadap orang lain agar lebih aktif berpartisipasi, dan kesetaraan, yakni bahwa semua anggota kelompok memiliki gagasan yang penting untuk disumbangkan kepada
kelompok Wiryanto, 2005:48.
1.5.2 Teori Pertukaran Exchange Theory