Tipe Komunikasi Kelompok Kecil

dapat digolongkan sebagai kelompok, karena kelompok mempersyaratkan interaksi dalam jangka waktu yang panjang sehingga akan dimiliki karakteristik atau ciri yang tidak dipunyai oleh kumpulan yang bersifat sementara. Ukuran atau jumlah partisipan dalam komunikasi kelompok tidak ada yang pasti. Tujuan yang mengandung pengertian bahwa keanggotaan dalam suatu kelompok akan membantu individu yang menjadi anggota kelompok tersebut dapat mewujudkan satu atau lebih tujuannya Bungin, 2006:266-267. Menurut Arni Muhammad 2000:182-184, tujuan komunikasi kelompok kecil mungkin dapat digunakan untuk menyelesaikan bermacam-macam tugas atau untuk memecahkan masalah. Akan tetapi, dari semua tujuan itu sebenarnya dapat dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu untuk tujuan personal dan tujuan yang berhubungan dengan tugas atau pekerjaan. Alasan seseorang masuk dalam kelompok dapat dibedakan atas empat tujuan utama yaitu untuk hubungan sosial, penyaluran, untuk terapi, dan untuk belajar. Tujuan tersebut merupakan tujuan personal. Sedangkan tujuan yang berhubungan untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan yaitu untuk membuat keputusan dan pemecahan suatu masalah.

2.1.2 Tipe Komunikasi Kelompok Kecil

Ronald B. Adler dan George Rodman dalam bukunya Understanding Human Communication, membagi kelompok kecil dalam tiga tipe, yaitu: a. Kelompok Belajar Learning Group Kata ‘belajar’ atau learning, tidak tertuju pada pengertian pendidikan sekolah saja, namun juga termasuk belajar dalam kelompok learning group, seperti kelompok keterampilan, kelompok belajar musik, kelompok bela diri, kelompok diskusi dan sebagainya. Tujuannya adalah meningkatkan informasi, pengetahuan, dan kemampuan diri para anggotanya. Universitas Sumatera Utara b. Kelompok Petumbuhan Growth Group Kelompok pertumbuhan memusatkan perhatiannya kepada permasalahan pribadi yang dihadapi para anggotanya. Wujud nyatanya adalah kelompok bimbingan perkawinan, kelompok bimbingan psikologi, kelompok terapi, serta kelompok yang memusatkan aktivitasnya pada pertumbuhan keyakinan diri, yang biasa disebut dengan consciousness-raising group. c. Kelompok Pemecahan Masalah Problem Solving Group Kelompok ini bertujuan untuk membantu anggota kelompok lainnya memecahkan masalahnya. Kelompok akan memberi akses informasi kepada individu sehubungan dengan masalah yang dialaminya, berupa pengalaman anggota kelompok lain ketika menghadapi masalah yang sama, atau informasi lain yang dapat membantu individu memecahkan masalahnya. Kelompok juga memberi kekuatan emosional kepada individu dalam membuat keputusan dan melakukan sebuah tindakan untuk mengatasi masalah individu Bungin, 2006:270-271. Tipe komunikasi kelompok kecil dinilai oleh banyak kalangan sebagai pengembangan dari komunikasi antarpribadi. Trenholm dan Jensen 1995:26 mengatakan bahwa komunikasi antara dua orang yang berlangsung secara tatap muka, biasanya bersifat spontan dan informal. Peserta satu sama lain menerima umpan balik secara maksimal. Peserta komunikasi berperan secara fleksibel sebagai pengirim dan penerima. Setelah orang ketiga bergabung di dalam interaksi tersebut, berakhirlah komunikasi antarpribadi, dan berubah menjadi komunikasi kelompok kecil Wiryanto, 2005:45. Tidak ada batasan yang jelas tentang berapa jumlah orang yang berada dalam satu kelompok kecil, namun pada umumnya kelompok kecil terdiri dari 2-15 orang. Jumlah yang lebih kecil dari 2 orang bukanlah kelompok, begitu juga jumlah anggota kelompok yang melebihi 15 orang, akan menyulitkan setiap anggota berinteraksi dengan anggota Universitas Sumatera Utara kelompok lainnya secara intensif dan face to face. Bahkan ada juga yang menyatakan komunikasi kelompok kecil antara 20-30 orang, tetapi tidak lebih dari 50 orang. Sumber: Adaptasi dari DeVito, 1997:344 Gambar 2.1 Model Komunikasi Kelompok Kecil Pola komunikasi seperti di atas, menurut beberapa penelitian merupakan pola komunikasi dalam kelompok yang paling efektif yaitu pola semua saluran. Karena pola semua saluran tidak terpusat pada satu orang pemimpin, dan paling cepat memberikan kepuasan kepada anggota-anggotanya, dan yang paling cepat menyelesaikan tugas bila tugas itu berkenaan dengan masalah yang sukar Rakhmat, 2005:163. Anggota-anggota kelompok kecil dapat berkomunikasi dengan mudah. Sumber dan penerima dihubungkan oleh beberapa tujuan yang sama. Kelompok kecil ini mempunyai alasan yang sama bagi anggotanya untuk berinteraksi. Mereka mempunyai Sumber Penerima Sumber Penerima Sumber Penerima Sumber Penerima Sumber Penerima Universitas Sumatera Utara derajat organisasi tertentu yang mengatur kelompoknya. Komunikasi kelompok kecil ini menitikberatkan pada tingkah laku dalam diskusi kelompok. Menurut Dean C. Barnlund dan Franklyn S. Haiman, bahwa komunikasi antarpribadi menjadi komunikasi kelompok dapat terjadi dengan memusatkan pada kesadaran akan kehadiran orang lain dan pemahaman tentang proses komunikasi. Tipe komunikasi kelompok kecil ini melibatkan dua atau lebih individu secara fisik berdekatan. Pelibatan itu juga dalam hal menyampaikan serta menjawab pesan-pesan secara verbal maupun nonverbal. Komunikasi antarpribadi dan kelompok memiliki perbedaan tipis, bila dilihat dari kadar spontanitas, struktur, kesadaran akan sasaran kelompok, ukuran, relativitas sifat permanen kelompok dan identitas diri Goldberg, 1985:6-9.

2.1.3 Karakteristik Komunikasi Kelompok Kecil