3. Pencatatan penyusutan setelah habis masa sewa
Penyusutan uang muka leasing XXX
Uang muka leasing XXX
2.2.4 Pengertian Pajak Pertambahan Nilai
Pajak pertambahan nilai adalah pajak yang dikenakan atas bertambahnya nilai barang dan jasa yang dihasilkan atau diserahkan oleh
pengusaha kena pajak baik pengusaha yang menghasilkan barang kena pajak, mengimpor barang kena pajak, melakukan usaha perdagangan, atau
pengusaha yang melakukan usaha dibidang jasa kena pajak. Pengertian Pajak Pertambahan Nilai seperti yang termuat dalam
pasal 4 ayat 1 UURI No.42 tahun 2009, Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas :
a. Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang
dilakukan oleh pengusaha; b.
Impor Barang Kena Pajak ; c.
Penyerah Jasa Kena Pajak dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh pengusaha ;
d. Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah
Pabean; e.
Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean;
f. Ekspor Barang Kena Pajak berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak;
g. Ekspor Barang Kena Pajak tidak berwujud oleh pengusaha Kena
Pajak ; dan h.
Ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak.
2.2.5 Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai
Menurut Muljono Wicaksono 2009; 44 rekening berkaitan dengan PPN dapat digolongkan menjadi :
a. Peggolongan utang PPN
Utang PPN identik dengan PPN keluaran yang dipungut oleh wajib pajak dari berbagai transaksi penjualan yang dilakukan oleh wajib
pajak. Utang PPN ini dapat dijadikan satu rekening, karena wajib pajak sudah mempunyai rekening utang PPN maka tidak perlu lagi
membuat rekening baru untuk menampung berbagai PPN berkaitan dengan penjualan BKP maupun JKP terkecuali wajib pajak melakukan
berbagai transaksi yang disana terdapat perbedaan tarif PPN dan dasar DPP.
b. Penggolongan piutang PPN
Piutang PPN, atau identik dengan PPN masukan atau PPN yang diperoleh pada waktu pembelian BKP atau JKP oleh wajib pajak,
pada berbagai jenis BKP maupun JKP yang dikenakan PPN pada
dasarnya dapat diperlakukan sebagai kredit pajak atau sebagai piutang PPN, atau dapat pula diperlakukan sebagai biaya. PPN piutang cukup
dengan satu rekening. c.
Penggolongan biaya PPN Biaya PPN masukan adalah PPN yang tidak diperlakukan sebagai
kredit pajak, yang antara lain karena terlambat pengreditannya. Atau PPN masukan tersebut tidak berhubungan dengan kegiatan usaha, dan
yang lainnya. d.
Penggolongan pelunasan PPN Pelunasan PPN dilakukan oleh wajib pajak setelah adanya perhitungan
antara utang PPN dengan piutang PPN. Dalam perhitungan besarnya Pajak Pertambahan Nilai, adalah
beberapa jurnal yang berkaitan dengan pencatatannya. Jurnal itu berguna untuk mengetahui berapa besar pajak Pertambahan Nilai yang terutang dari
besarnya suatu transaksi, baik transaksi Sewa Guna Usaha maupun transaksi yang terkait dengan pajak Pertambahan Nilai. Pelaporan dan perhitungan
PPN oleh perusahaan dilakukan setiap bulan. Berikut ini adalah jurnal penutup untuk Pertambahan Nilai MuljonoWicaksono,2009; 46 :
Utang PPN PPN Keluaran XXX
Piutang PPN PPN Masukan XXX
PPN kurang
dibayar XXX
PPN kurang
dibayar XXX
KasBank XXX
Bila PPN masukan lebih besar berarti ada kelebihan setoran, jurnalnya penutupnya :
PPN keluaran
XXX PPN
lebih bayar
XXX PPN
masukan XXX
PPN yang lebih bayar akan dikompensasikan dengan pajak yang berikutnya.
Namun apabila PPN tidak dapat diperlakukan sebagai kredit pajak, maka harus diperlakukan sebagai biaya. Jurnalnya menjadiseperti berikut :
DPP PPN
XXX Piutang PPN PPN Masukan
XXX Hutang
Usaha XXX
Biaya PPN
Masukan XXX
Piutang PPN PPN Masukan XXX
2.2.6 Pajak Pertambahan Nilai atas Sewa Guna Usaha