Pembukuan Perusahaan atas Transaksi Sewa Guna Usaha dengan Bank Permata
3103.006 Hutang leasing Rp 184.776.600 3103.006
UM aktiva tetap PC300-7 Btg Rp 184.776.600
Jurnal saat bayar angsuran tiap bulan sampai pada angsuran ke –24 yaitu : 3103.006 Hutang leasing Rp 40.557.002
1001.006 Kas Rp
40.557.002 9801.006 By leasing-1 unit PC200-7 Jmb
Rp 36.637.394 1305.006 By
leasing dibyr dimuka Rp 36.637.394
Jurnal pada saat masa sewa guna usaha telah selesai masa sewanya : 2003.006 Akitva 1 unit PC200-7 Jmb
Rp 184.776.600 2008.006 Aktiva
leasing PC200-7 Jmb Rp 184.776.600
Jurnal penyusutan aktiva setelah hak opsi Rp 184.776.600 : 96 bulan atau 8 tahun :
9704.006 Beban penyusutan Rp 1.924.756
2103.006 Akml penyusutan
Rp 1.924.756
4.3.3.2 Analisis Transaksi Sewa Guna Usaha dengan Bank Permata berdasarkan Pernyataan Satandar Akuntansi Keuangan PSAK
Klasifikasi sewa berdasarkan PSAK tahun 2009 30.4, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan adalah sebagai berikut :
a. Sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada lessee pada akhir masa
sewa b.
Lessee mempunyai opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup rendah dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat
dilaksanakan, sehingga pada awal sewa dapat dipastikan bahwa opsi memang akan dilaksanakan.
c. Masa sewa adalah untuk sebagian umur ekonimis aset meskipun hak
milik tidak dialihkan. d.
Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara substansial mendekati nilai wajar aset sewaan.
e. Aset sewaan bersifat khusus dan dimana hanya lessee yang dapat
menggunakannya tanpa perlu modifikasi secara material. Namun dijelaskan juga dalam PSAK bahwa contoh dan indikator
dalam klasifikasi tersebut tidak selalu harus konklusif. Semua transaksi sewa guna usaha PT. Prima Jaya Nusantara dengan pembiayaan Bank
Permata pada tahun 2009, mempunyai hak opsi. Jadi transaksi – transaksi
yang dilakukan adalah masuk dalam katergori sewa guna usaha dengan hak opsi capital lease .
Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan No. 30 Tahun 2009 perlakuan sewa guna usaha dalam keuangan lessee adalah sebagai berikut :
a. Pada awal masa sewa lessee mengakui sewa pembiayaan sebagai asset
dan kewajiban dalam neraca sebagai nilai wajar asset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih
rendah dari nilai wajar. Penilaian ditentukan pada awal kontrak. b.
Kewajiban sewa tidak dapat disajikan sebagai pengurang asset sewaan dalam laporan keuangan.
c. Pembayaran sewa minimum harus dipisahkan antara bagian yang
merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban.
d. Suatu sewa pembiayaan menimbulkan beban penyusutan untuk asset
yang dapat disusutkan dan beban keuangan dalam setiap periode akuntansi. Kebijakan penyusutan untuk asset sewaan harus konsisten
dengan asset yang dimiliki sendiri dan perhitungan penyusutan yang diakui harus berdasarkan PSAK no. 16 Tahun 2009.
Ilustrasi pencatatan atas transaksi sewa guna usaha dengan hak opsi Keiso dkk., 2008; 170 :
1. Pada saat lessee memperoleh aktiva
Aktiva Sewa Guna Usaha – Capital lease XXX Hutang Sewa Guna Usaha – Capital lease
XXX 2.
Mencatat PPN pada saat memperoleh aktiva
Aktiva Sewa Guna Usaha – Capital lease XXX
PPN masukan
XXX Hutang Sewa Guna Usaha
XXX 3.
Pada saat pembayaran angsuran Hutang Sewa Guna Usaha – Capital lease
XXX Kas
XXX 4.
Mencatat pembayaran bunga yang terhutang pada akhir tahun pertama Beban
bunga XXX Hutang
bunga XXX
5. Mencatat penyusutan
Beban penyusutan – Capital lease XXX
Akumulasi penyusutan
– Capital lease XXX
6. Opsi membeli di akhir periode leasing
Aktiva tetap
XXX Akumulasi penyusutan – Capital lease
XXX Aktiva Sewa Guna Usaha – Capital lease
XXX Akumulasi
penyusutan aktiva
tetap XXX
Kas XXX