keperluan penyusutan, bahwa 1 unit Komatsu PC300-7 tersebut digolongkan sebagai barang modal golongan II dan masa sewa guna usaha
untuk barang modal golongan II sekurang-kurangnya 3 tahun. Masa sewa guna usaha menurut perjanjian adalah 24 bulan 2 tahun, maka
kriteria 2 sebagai transaksi capital lease tidak terpenuhi. Kriteria 3 :
Menurut perjanjian sewa guna usaha, lessee memiliki hak opsi untuk membeli aktiva sewa guna usaha pada akhir masa sewa guna usaha, maka
kriteria 3 sebagai transaksi capital lease terpenuhi. Kesimpulan akhir :
Karena ada salah satu kriteria yang tidak terpenuhi yaitu kriteria 2 maka berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
No.1169KMK.011991 pasal 3 transaksi sewa guna usaha atas 1 unit Komatsu PC300-7 tidak dapat dikategorikan sebagai transaksi capital
lease. Dijelaskan pula pada pasal 16 huruf d Kepmen Keuangan RI No.116KMK.011991 “ dalam hal masa sewa guna usaha lebih pendek dari
masa yang telah ditentukan pada pasal 3 keputusan ini, Direktur Jendral Pajak melakukan Koreksi atas pembebanan biaya sewa guna usaha. Surat
Edaran Dirjen Pajak : SE-10PJ.421994 No.2.3 dijelaskan “Dalam hal pihak lessor dan lessee menjadi lebih singkat dari ketentuan yang berlaku,
kecuali terjadi karena force lessee majeur, maka ketentuan perpajakan atas
kontrak finance lease tersebut harus diubah dan diperlakukan sebagai operating lease”
2. Transakasi 1 unit Forklif Kideco
Kriteria 1 : Jumlah pembayaran sewa guna usaha selama 2 tahun :
Jumlah angsuran Rp 12.161.189. x 24 bulan = Rp 291.868.536,- Nilai
hak opsi
= Rp 61.490.000,-
Jumlah =
Rp 353.358.536,-
Harga perolehan barang modal + keuntungan bunga : Rp 307.450.000- + Rp 45.908.536
= Rp 353.358.536,- Karena jumlah angsuran selama masa sewa dapat menutupi harga perolehan
barang modal+bunga lessor, maka kriteria 1 sebagai transaksi capital lease terpenuhi.
Kriteria 2 : Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor.82KMK.041995
tanggal 27 Februari 1995 tentang penggolongan aktiva berwujud untuk keperluan penyusutan, bahwa 1 unit Forklif tersebut digolongkan sebagai
barang modal golongan II dan masa sewa guna usaha untuk barang modal golongan II sekurang-kurangnya 3 tahun.
Masa sewa guna usaha menurut perjanjian adalah 24 bulan 2 tahun, maka kriteria 2 sebagai transaksi capital lease tidak terpenuhi.
Kriteria 3 : Menurut perjanjian sewa guna usaha, lessee memiliki hak opsi untuk
membeli aktiva sewa guna usaha pada akhir masa sewa guna usaha, maka kriteria 3 sebagai transaksi capital lease terpenuhi.
Kesimpulan akhir : Karena ada salah satu kriteria yang tidak terpenuhi yaitu kriteria 2 maka
berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 1169KMK.011991 pasal 3 transaksi sewa guna usaha atas 1 unit Forklif
tidak dapat dikategorikan sebagai transaksi capital lease. Dijelaskan pula pada pasal 16 huruf d Kepmen Keuangan RI No.116KMK.011991 “ dalam
hal masa sewa guna usaha lebuh pendek dari masa yang telah ditentukan pada pasal 3 keputusan ini, Direktur Jendral Pajak melakukan Koreksi atas
pembebanan biaya sewa guna usaha. Surat Edaran Dirjen Pajak : SE- 10PJ.421994 No.2.3 dijelaskan “Dalam hal pihak lessor dan lessee
menjadi lebih singkat dari ketentuan yang berlaku, kecuali terjadi karena force lessee majeur, maka ketentuan perpajakan atas kontrak finance lease
tersebut harus diubah dan diperlakukan sebagai operating lease”.