Pengertian Sewa Guna Usaha

mendatang, pendapatan bunga akan bertambah sebesar bunga atas pembayaran pada akhir lease dan penjualan bertambah sebesar nilai sekarang dari tambahan tersebut. Adanya tambahan ini, maka nilai pasar wajar aktiva lease akan cenderung naik sebesar nilai sekarang pembayaran tambahan tersebut.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pengertian Sewa Guna Usaha

Sewa Guna Usaha leasing adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi finance lease maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi operating lease untuk digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala Keputusan Menteri Keuangan RI No. :1169KMK.011991, 1991 : 2. Sedangkan dalam Penyertaan Standar Akuntansi Keuangan No. 30 2009; 30.1 Sewa lease adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada lessee untuk menggunakan suatu aset selama periode waktu yang disepakati. Sebagai imbalannya, lessee melakukan pembayaran atau serangkaian pembayaran kepada lessor”. Sedangkan sewa pembiayaan finance lease adalah sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh resiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset. Hak milik pada akhirnya dapat dialihkan, dapat juga tidak dialihkan. Menurut Anwari 1986; 16, pokok perbedaan antara perjanjian sewa guna usaha dengan hak opsi dengan perjanjian sewa–menyewa adalah sebagai berikut : 1. Sewa guna usaha dengan hak opsi merupakan suatu metode pembiayaan, sedangkan perjanjian sewa menyewa bukan merupakan suatu metode pembiayaan. 2. Lessor adalah badan penyedia dana financiers dan lessor menjadi pemilik barang yang di-lease. Sedang perjanjian sewa yang menyewakan barang dapat menjadi pemilik barang yang disewakan, tetapi dapat juga bukan pemilik barang yang disewakan. 3. Objek leasing biasanya adalah berupa alat – alat produksi, untuk sewa dapat berupa alat produksi atau barang lain yang tidak habis dinikmati. 4. Resiko yang terjadi pada objek leasing seluruhnya ada pada lessee. Pada umumnya pemeliharaan juga menjadi kewajiban lessee. Dan resiko yang terjadi pada objek sewa menyewa ada pada yang menyewakan. Dengan demikian juga masalah pemeliharaan, menjadi kewajiban yang menyewakan. 5. Imbalan jasa yang diterima lessor adalah berupa tembusan berkala harga perolehan barang, sedangkan imbalan jasa yang diterima oleh yang menyewakan adalah berupa uang sewa. 6. Jangka waktu leasing di tentukan dalam perjanjian lease selama waktu tertentu. Jangka waktu sewa menyewa terbatas. 7. Kewajiban lessee untuk membayar imbalan jasa lessor tidak berhenti atau berkurang walaupun barang yang menjadi objek lease musnah ataupun belum mulai menikmati kegunaan barang tersebut. Sedangkan kewajiban penyewa hanya ada bila si penyewa dapat menikmati barang yang disewa. Bila barang yang disewakan musnah, maka penyewa tidak membayar sewa atas barang yang disewa. Adapun istilah – istilah yang berhubungan dan berkaitan dengan transaksi Sewa Guna Usaha adalah KMK RI No.1169KMK.011991, 1991;2: a. SGU adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara SGU dengan hak opsi mauoun SGU tanpa hak opsi untuk digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. b. Barang modal adalah setiap aktiva tetap berwujud termasuk tanah sepanjang diatas tanah melekat aktiva tetap berupa bangunan, dan tanah serta aktiva dimaksud merupakan datu kesatuan kepemilikan, yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun dan digunakan secara langsung untuk menghasilkan atau meningkatkan atau memperlancar produksi barang atau jasa oleh lessee. c. Lessor adalah perusahaan Pembiayaan atau perusahaan SGU yang telah memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan dan melakukan kegiatan SGU. d. Lessee adalah merupakan atau proranganyang menggunakan barang modal dengan pembiayaan dari lessor. e. Pembayaran SGU adalah merupakan jumlah uang yang harus dibayar secar berkala oleh lessee kepada lessor selama jangka waktu yang telah disetujui bersama sebagai imbalan penggunaan barang modal berdasarkan perjanjian SGU. f. Piutang SGU adalah jumlah seluruh pembayaran SGU selama masa SGU. g. Harga perolehan adalah harga beli barang modal yang dilease ditambah dengan biaya langsung. h. Nilai pembiayaan adalah jumlah pembiayaan untuk pengadaan barang modal yang riil yang dikeluarkan oleh lessor. i. Angsuran pokok pembiayaan adalah bagian dari pembayaran SGU yang diperhitungkan sebagai pelunasan atas nilai pembayaran. j. Imbalan SGU adalah dari pembayaran SGU yang diperhitungkan sebagai pendapatan SGU bagi lessor. k. Nilai sisa adalah nilai barang modal pada akhir masa SGU yang telah disepakati oleh lessor dan lessee pada awal masa SGU. l. Simpanan Jaminan adalah jumlah uang yang diterima lessor dari lessee pada permulaan masa lease sebagai jaminan untuk kelancaran pembayaran lease. m. Masa SGU lease term adalah jangka waktu SGU yang dimulai sejak diterimanya barang modal yang diSGUkan oleh lessee sampai dengan perjanjian SGU berakhir. n. Masa SGU pertama adalah jangka waktu sewa guna usaha barang modal untuk transaksi sewa guna usaha yang pertama kalinya o. Opsi adalah hak lessee untuk membeli barang modal yang disewa guna usahakan atau memperpanjang janka waktu perjanjian SGU. Perusahaan leasing atau Sewa Guna Usaha tidak jarang melibatkan Sukardi, 2006; 510 : 1. Bank yang bertindak sebagai penyandang dana selaku kreditur kepada lessor. 2. Perusahaan asuransi yang menjamin penggantian barang modal menjadi objek perjanjian, khususnya apabila barang tersebut sangat mudah menimbulkan resiko kerugian yang disebabkan hal – hal diluar kehendak lessee maupun lessor.

2.2.2 Kriteria dan Jenis Sewa Guna Usaha SGU