Pembukuan Perusahaan atas Transaksi Sewa Guna Usaha dengan PT. Astra Sedaya Finance atau ACC

Jurnal yang diperoleh dari perusahaan adalah sebagai berikut : Pada saat PT. Prima Jaya Nusantara melakukan uang muka UM sewa guna usaha 30 April 2009 data dari catatan akunting : 1401.006 UM aktiva tetap PC300-8 Jmb Rp 947.865.600 1001.006 Kas Rp 947.865.600 Pada saat terima faktur tanggal 30 April 2009 , maka pencatatannya adalah : 2008.006 Aktiva leasing PC300-8 Jmb Rp 947.865.600 1502.006 PPN Masukan Rp 430.848.000 3305.006 By leasing dibayar dimuka Rp 4.498.056.000 3103.006 Hutang leasing Rp 5.876.769.600 3103.006 Hutang leasing Rp 947.865.600 3103.006 UM aktiva tetap Btg Rp 947.865.600 Jurnal saat bayar angsuran tiap bulan sampai pada angsuran ke –24 yaitu : 3103.006 Hutang leasing Rp 136.914.000 1001.006 Kas Rp 136.914.000 9801.006 By leasing-2 unit PC300-8 Jmb Rp 124.946.000 1305.006 By leasing dibyr dimuka Rp 124.946.000 Jurnal pada saat masa sewa guna usaha telah selesai masa sewanya : 2003.006 Akitva 2 unit PC300-8 Jmb Rp 947.865.600 2008.006 Aktiva leasing PC300-8 Jmb Rp 947.865.600 Jurnal penyusutan aktiva setelah hak opsi Rp 947.865.600 : 96 bulan atau 8 tahun: 9704.006 Beban penyusutan PC300-8 Jmb Rp 9.873.600 2103.006 Akml penyusutan PC300-8 Jmb Rp 9.873.600 4.3.2.2 Analisis Transaksi Sewa Guna Usaha dengan ACC berdasarkan Pernyataan Satandar Akuntansi Keuangan PSAK Klasifikasi sewa berdasarkan PSAK tahun 2009 30.4, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan adalah sebagai berikut : a. Sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada lessee pada akhir masa sewa b. Lessee mempunyai opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup rendah dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan, sehingga pada awal sewa dapat dipastikan bahwa opsi memang akan dilaksanakan. c. Masa sewa adalah untuk sebagian umur ekonimis aset meskipun hak milik tidak dialihkan. d. Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara substansial mendekati nilai wajar aset sewaan. e. Aset sewaan bersifat khusus dan dimana hanya lessee yang dapat menggunakannya tanpa perlu modifikasi secara material. Namun dijelaskan juga dalam PSAK bahwa contoh dan indikator dalam klasifikasi tersebut tidak selalu harus konklusif. Semua transaksi sewa guna usaha PT. Prima Jaya Nusantara dengan pembiayaan Bank Niaga pada tahun 2009, mempunyai hak opsi. Jadi transaksi – transaksi yang dilakukan adalah masuk dalam katergori sewa guna usaha dengan hak opsi capital lease . Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan No. 30 Tahun 2009 perlakuan sewa guna usaha dalam keuangan lessee adalah sebagai berikut : a. Pada awal masa sewa lessee mengakui sewa pembiayaan sebagai asset dan kewajiban dalam neraca sebagai nilai wajar asset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Penilaian ditentukan pada awal kontrak. b. Kewajiban sewa tidak dapat disajikan sebagai pengurang asset sewaan dalam laporan keuangan. c. Pembayaran sewa minimum harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban. d. Suatu sewa pembiayaan menimbulkan beban penyusutan untuk asset yang dapat disusutkan dan beban keuangan dalam setiap periode akuntansi. Contoh pencatatan atas transaksi sewa guna usaha dengan hak opsi Keiso dkk., 2008; 170 : 1. Pada saat lessee memperoleh aktiva Aktiva Sewa Guna Usaha – Capital lease XXX Hutang Sewa Guna Usaha – Capital lease XXX 2. Mencatat PPN pada saat memperoleh aktiva Aktiva Sewa Guna Usaha – Capital lease XXX PPN masukan XXX Hutang Sewa Guna Usaha XXX 3. Pada saat pembayaran angsuran Hutang Sewa Guna Usaha – Capital lease XXX Kas XXX 4. Mencatat pembayaran bunga yang terhutang pada akhir tahun pertama Beban bunga XXX Hutang bunga XXX 5. Mencatat penyusutan Beban penyusutan – Capital lease XXX Akumulasi penyusutan – Capital lease XXX 6. Opsi membeli di akhir periode leasing Aktiva tetap XXX Akumulasi penyusutan – Capital lease XXX Aktiva Sewa Guna Usaha – Capital lease XXX Akumulasi penyusutan aktiva tetap XXX Kas XXX

4.3.2.3 Analisis Transaksi Sewa Guna Usaha dengan ACC berdasarkan Peraturan Pajak

Menurut Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1169KMK.011991 tanggal 27 Nopember 1991, kegiatan sewa guna usaha digolongkan sebagai sewa guna usaha dengan hak opsi apabila memenuhi semua kriteria berikut : 1. Jumlah pembayaran sewa guna usaha selama masa sewa guna usaha pertama ditambah dengan nilai sisa barang modal harus menutup harga perolehan barang modal dan keuntungan lessor. 2. Masa sewa guna usaha ditetapkan sekurang – kurangnya 2 dua tahun untuk barang modal golongan I, 3 tiga tahun barang modal golongan II dan golongan III dan 7 tujuh tahun untuk barang modal golongan bangunan. 3. Perjanjian sewa guna usaha memuat ketentuan mengenai opsi bagi lessee. Transaksi sewa guna usaha yang terjadi pada PT. Prima Jaya Nusantara atas 2 unit Komtasu PC300-8 Jembayan apabila peneliti uji dengan tiga kriteria tersebut akan menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: Kriteria 1 : Jumlah pembayaran sewa guna usaha selama 3 tahun : Jumlah angsuran Rp 136.914.000 x 36 bulan = Rp 4.928.904.000,- Nilai hak opsi = Rp 947.865.600,- Jumlah = Rp 5.876.769.600,- Harga perolehan barang modal + keuntungan bunga : Rp 4.739.328.000- + Rp 1.137.441.600,- = Rp 5.876.769.600,-