Metode Pengambilan Data Gambaran Family Matters Pada Remaja Tunadaksa

mengarahkan pembicaraan pada hal-hal atau aspek-aspek tertentu dari kehidupan dan pengalaman subjek. Wawancara dengan pedoman umum juga dapat berbentuk wawancara mendalam, yaitu wawancara dimana peneliti mengajukan pertanyaan- pertanyaan mengenai berbagai segi kehidupan subjek secara mendalam dan menyeluruh. Dalam proses wawancara dengan pedoman umum ini, peneliti menggunakan pedoman wawancara, yang menampilkan topik-topik yang harus digali dari subjek yang dapat dilakukan secara acak, tanpa harus menentukan urutan pertanyaan. Pedoman wawancara ini digunakan untuk membantu peneliti mengingat aspek-aspek yang harus dihahas dan digali secara mendalam dari diri subjek, dan sekaligus menjadi daftar checklist untuk melihat apakah aspek-aspek yang relevan dengan topik yang diteliti telah dibahas atau ditanyakan. Wawancara berisi pertanyaan-pertanyaan yang dimaksudkan untuk mengungkapkan aspek-aspek tingkah laku, nilai maupun perasaan subjek. Pertanyaan ini mengungkap tentang apa yang dilakukan atau biasa dilakukan subjek, proses pemahaman dan interpretasi subjek serta untuk memperoleh pemahaman tentang aspek afektif atau perasaan dalam diri subjek terkait dengan topik dalam penelitian yakni family matters pada remaja tunadaksa. Pertanyaan juga harus bersifat netral, tidak bersifat mengarahkan. Wawancara juga menggunakan pertanyaan terbuka open-ended question untuk dapat mendorong subjek berbicara lebih luas tentang topik yang diteliti, mengembangkan pemahaman tentang pemikiran dan perasaan subjek tanpa mengarahkan dan membuat subjek merasa diarahkan. Peneliti dapat melakukan probing untuk menggali data dengan lebih jelas dan detail agar dapat menarik kesimpulan yang baik. 2. Observasi Penelitian ini juga akan menggunakan metode pendukung yaitu observasi. Patton dalam Poerwandari, 2009 menjelaskan bahwa observasi merupakan metode pengumpulan data yang paling esensial dalam penelitian, terutama dalam penelitian kualitatif. Observasi mengacu pada kegiatan yang dilakukan dengan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Observasi ini bertujuan untuk mendeskripsikan setting yang diteliti, aktivitas-aktivitas yang berlangsung dan makna suatu kejadian dengan melihat dari perspektif mereka yang terlibat dalam kejadian yang diamati. Melalui observasi, peneliti juga dapat melakukan pengecekan dan memperoleh keyakinan tentang keabsahan data yang telah diperoleh dari wawancara Hal-hal yang penting untuk diobservasi selama proses wawancara adalah lingkungan fisik tempat dilakukannya wawancara, penampilan fisik subjek, siapa yang hadir disana, aktivitas apa yang berlangsung, perilaku subjek kepada peneliti selama wawancara, perubahan ekspresi wajah subjek selama wawancara berlangsung, hal-hal yang menimbulkan gangguan selama proses wawancara dan hal-hal lain yang sering dilakukan subjek.

D. Alat Bantu Pengumpulan Data

Instrumen yang terpenting dalam pengumpulan data pada penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri Poerwandari, 2009. Peneliti sangat berperan dalam seluruh proses penelitian, mulai dari memilih topik, mendeteksi topik tersebut, mengumpulkan data, hingga analisis, menginterprestasikan dan menyimpulkan hasil penelitian. Dalam mengumpulkan data-data peneliti membutuhkan alat bantu instrumen penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 4 alat bantu, yaitu:

1. Alat perekam tape recorder

Alat perekam berguna sebagai alat bantu pada saat wawancara, agar peneliti dapat berkonsentrasi pada proses pengambilan data tanpa harus berhenti untuk mencatat jawaban-jawaban dari subjek. Alat perekam ini juga berguna agar peneliti lebih mudah memutar dan mengulang kembali hasil rekaman proses wawancara yang sebelumnya telah dilakukan dan dapat menanyakan subjek kembali bila masih ada hal-hal yang belum lengkap atau perlu untuk diperjelas. Poerwandari 2009 juga menyatakan bahwa proses wawancara perlu direkam dan dibuat transkip wawancaranya secara verbatim kata demi kata. Menggunakan alat perekam atau alat bantu lain merupakan tindakan bijaksana daripada hanya sekedar mengandalkan ingatan atau memori peneliti. Dalam pengumpulan data, alat perekam baru dapat dipergunakan setelah mendapat ijin dari subjek untuk mempergunakan alat tersebut pada saat wawancara berlangsung.

2. Pedoman wawancara

Dalam proses wawancara peneliti dilengkapi dengan pedoman wawancara secara umum, yang menampilkan topik-topik yang harus digali dari subjek yang dapat dilakukan secara acak, tanpa harus menentukan urutan pertanyaan. Hal ini perlu digunakan untuk membantu peneliti mengingat aspek-aspek yang harus dihahas dan digali secara mendalam dari diri subjek, dan sekaligus menjadi daftar checklist untuk melihat apakah aspek-aspek yang relevan dengan topik yang diteliti telah dibahas atau ditanyakan. Pedoman wawancara juga digunakan agar wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pedoman ini disusun tidak hanya berdasarkan tujuan penelitian, tetapi juga berdasarkan teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti yakni gambaran family matters pada remaja tunadaksa. Pedoman wawancara ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang dimaksudkan untuk mengungkapkan aspek-aspek tingkah laku, nilai maupun perasaan subjek.

3. Alat tulis dan kertas

Alat tulis yang digunakan dalam membantu penelitian ini seperti kertas, pulpen atau pensil untuk mencacat hal-hal penting yang ditemukan selama proses pengambilan data.

E. Kredibilitas Penelitian

Dalam penelitian kualitatif konsep validitas digantikan dengan konsep kredibilitas. Kredibilitas penelitian kualitatif mengacu pada keberhasilannya