anak perempuan yang dipaksa menilah mengalami kekerasan dalam rumah tangga mereka. Pernikahan dini juga sering terkait dengan penelantaran istri
dan menjerumuskan anak perempuan muda kedalam kemiskinan yang luar biasa dan meningkatkan resiko untuk memasuki industri perdagangan seks
untuk dapat bertahan hidup PKPA Medan, Yayasan Setara, Kakak, YKAI, LA , Badan Pemberdayaan Masyarakat Manado, 2008: 6.
2.1.4 Definisi Proses Pendampingan Korban
Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau didesain, dapat menggunakan waktu, ruang, keahlian atau sumber daya lainnya, yang
menghasilkan suatu hasil. Suatu proses mungkin dikenali oleh perubahan yang diciptakan terhadap sifat-sifat dari satu atau lebih objek yang di bawah pengaruhnya,
serta adanya perubahan berdasarkan mengalirnya waktu dan kegiatan yang saling berkaitan Sumber: http:id.wikipedia. orgwikiProses. Diakses pada tanggal 16
November 2013, Pukul 11.07 WIB. Pendampingan adalah suatu proses pemberian kemudahan fasilitas yang
diberikan pendamping kepada klien dalam mengidentifikasi kebutuhan dan memecahkan masalah serta mendorong tumbuhnya inisiatif dalam proses
pengambilan keputusan, sehingga kemandirian klien secara berkelanjutan dapat
diwujudkan Sumber:
http:hukum.ub.ac.idwp-contentuploads201308Jurnal- Lalu-Muhamad-Wahyu-R.-0910110046.pdf, Di akses pada tanggal 22 Oktober 2013.
Pukul 13.30 WIB. Korban adalah mereka yang menderita jasmani dan rohani sebagai akibat
tindakan orang lain yang mencuri pemenuhan kepentingan diri sendiri atau orang lain yang bertentangan dengan kepentingan dan hak asasi yang menderita. Korban suatu
Universitas Sumatera Utara
kejahatan tidaklah selalu harus berupa individu atau orang perorangan, tetapi bisa juga berupa kelompok orang, masyarakat atau juga badan hukum Sumber:
http:id.shvoong.comlaw-and-politicscriminal-law2169839-pengertian- korbanixzz2izYPHgCJ, Di akses pada tanggal 28 Oktober 2013, Pukul 01.12
WIB. Jadi, proses pendampingan korban adalah urutan pelaksanaan atau kejadian
yang terjadi secara alami atau didesain, dapat menggunakan waktu, ruang, keahlian atau sumber daya lainnya, yang menghasilkan suatu hasil utuk memberikan
kemudahan fasilitas agar korban dapat memecahkan masalahnya dan kemandirian korba atau klien secara berkelanjutan dapat terwujud.
Menurut UU Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan dalam
Rumah Tangga, Pasal 3 menyatakan bahawa Korban adalah seseorang yang
mengalami penderitaan fisik, mental, danatau kerugian ekonomi yang diakibatkan oleh suatu tindak pidana. Sedangkan pada pasal 4 menyatakan, korban adalah
seseorang yang mengalami penderitaan psikis, mental, fisik, seksual, ekonomi, dan atau sosial, yang diakibatkan tindak pidana perdagangan orang Sumber:
http:penelitihukum.orgtagpengertian-korban, Di akses pada tanggal 28 Oktober 2013, Pukul 01.12 WIB.
Pendampingan atau penanganan korban eksploitasi seksual pada anak perlu dilandasi prinsip-prinsip yang mengedepankan atas kemanusian, keadilan dan
kepentingan terbaik pada korban dan Masyarakat. Prinsip-prinsip tersebut merupakan pengakuan, anak adalah manusia dengan hak-haknya merupakan kodrat hidup dan
bahwa anak adalah korban, sehingga perlu dilindungi, dilayani, dan didukung dalam
Universitas Sumatera Utara
memperoleh hak-haknya sebagai korban Manik, Tariga, Murniaty, Rosmalinda, 2002 : 13.
Prinsip-prinsip pendampingan secara umum meliputi: 1.
Prinsip Manusiawi Anak adalah manusia yang memilki hak azasi dan secara fisik dan mental
belum matang, maka perlu perindungan dan pengamanan khusus. Mereka harus diperlakukan sebagai manusia dengan hak-haknya, bukan dari sudut
pandang apa yang telah terjadi kepadanya. Walaupun anak tersebut sebagai korban Eksploitasi seksual tidak berarti dia kehilangan status kemanusiaan
dan hak-haknya sebagai anak. Dia adalah korban secara etika, moral dan nilai sosial yang wajib dilindungi, dihargai dan memperoleh perlakuan yang baik
dan benar. 2.
Mengutamakan Kepentingan Terbaik Korban Konvensi Hak Anak pasal 3 menyatakan bahwa, “ dalam semua tindakan
menyagkut anak yag dilakukan oleh lembaga kesejahteraan sosial pemerintah atau swasta, lembaga pengadilan, lembaga pemerintah atau badan legislatif,
kepentingan terbaik anak merupakan pertimbangan utama. Dengan kata lain, lembaga-lembaga tersebut harus memberikan pelayanan yang terbaik agar
anak memperoleh perlakuan dan pelayanan khusus demi kepentingan terbaiknya.
3. Prinsip Non-Diskriminasi
Setiap anak yang menjadi korban eksploitasi seksual wajib memperoleh pelayanan, perlindungan dan bantuan yang layak dan semestinya tanpa
memandang ras, bahasa, agama, pandangan politikm keturunan social, harta, tempat tinggal, dan lain sebagainya. Kepada pihak yang berwenang selalu
Universitas Sumatera Utara
diharuskan tidak berlaku diskriminatif baik atas kemauannya sendiri atau karena ada faktor dari luar.
4. Prisip Efektifitas dan Efisiensi
Keprofesionalismean yaitu efektifitas dan efisiensi disetiap proses penanganan yang dilakukan bertujuan untuk:
a. Rasa percaya diri anak tumbuh dengan kepastian penanganan
masalahnya. b.
Anak tidak jenuh atau bosan, yang dapat berakibat anak menolak untuk melanjutkan proses yang sedang berlangsung.
c. Anak segera dapat direhabilitasi fisik, mental dan sosialnya untuk
kelangsungan jidup dan masa depan terbaiknya. 5.
Prinsip Menghargai Pendapat dan Pandangan Korban atau Keluarga. Walaupun status mereka anak-anak dan korban yang secara psikologis
mengalami masalah, tetapi tetap dianjurkan meminta dan mempertimbangkan pendapat anak sesuai usinya. Hal yang terpenting, bahwa kita harus tetap
wajib menawarkan pilihan kepada korban ataupun keluarganya sendiri Manik, Tariga, Murniaty, Rosmalinda, 2002 : 13.
Selain itu, adanya prinsip dasar yang harus dimiliki oleh seorang pendamping yang dibagi dalam 5 bagian yaitu:
1. Bersikap Empati
Empati berarti berusaha memahami perasaan orang lain dengan cara melihat situasi dari sudut pandang orang tersebut. Empati berbeda dengan simpati,
jika simpati berarti memberikan tanggapan tentang perasan, dan biasanya ungkapan perasaan kasihan dan simpati tidak terlalu membantu perasaan
orang yang akan di bantu. Seorang pendamping tidak cukup hanya memiliki
Universitas Sumatera Utara
rasa empati tetapi penting untuk memperlihatkan rasa empati tersebut kepada korban. Untuk membangun sikap empati, maka ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu: a.
Menghargai klien atau korban tanpa membedakan suku, keyakinan dan nilai-nilai serta tingkatan sosial yang berbeda.
b. Berpenampilan sederhana.
c. Meminta izin kepada korban untuk mewawancarainya, mengambil
gambar, ataupun merekam pembicaraannya. d.
Apabila klien atau korban berbeda jenis kelamin dengan pendamping, maka pendamping tidak boleh melakukan sentuhan fisik.
e. tidak boleh meminta uang kepada korban.
2. Mampu Menjadi Pendengar Aktif
Mendengar adalah proses fisiologis dimana sensor menerima rangsangan yang berkaitab dengan pendengaran, sedangkan mendengarkan adalah proses
psikologis dimana terdapat proses menginterprestasikan dan memahami apa yang sedang di dengar seseorang. Proses ini membutuhkan perhatian penuh
dari pendengar sehinga dapat memahami orang yang di dengar tersebut. Dalam hal ini, pendamping harus mampu menyakinkan korban agar ia mau
untuk bercerita. Ketika klien atau korban sudah mulai bercerita, maka pendamping harus mampu menjadi pendengar yang aktif. Seorang
pendamping harus mampu memberikan saran atau solusi atas masalah yang di hadapi oleh klien atau korban.
3. Terampil Menghadapi
Seorang pendamping tidak hanya di tuntut bisa menjadi pendengar yang aktif, tetapi juga harus terampil menanggapi apa yang disampaikan oleh korban,
Universitas Sumatera Utara
baik secara respon verbal maupun nonverbal. Menanggapi klien atau korban bisa dilakukan dengan cara merefleksikan apa yang mereka rasakan,
merefleksikan apa yang mereka katakana, merefleksikan apa yang mereka makasudkan dan merangkum apa yang mereka rasakan dan katakan.
4. Menjaga Kerahasian
Keharasian adalah prinsip yang penting dalam proses berkomunikasi dan menolong korban. Merusak kerahasian dan kepercayaan bisa menyakiti hati
korban. Kerahasian adalah prinsip yang ditujukan untuk melindungi keleluasaan pribadi korban. Tidak membahayakan keamanan korban dan
membantu pengungkapan pengalaman yang sulit. Hal yang perlu dilakukan dalam menjaga kerahasian informasi klien atau korban adalah dalam
melakukan wawancara, ajukan pertanyaan yang relevan saja, data-data korban hanya bisa diakses oleh orang-orang yang berkepentingan saja,
mewawancarainya diruangana yang tertutup dan jangan membiarkan wartawan untuk mewawancarai korban tanpa seizinnya.
5. Mendokumentasikan Kasus
Mendokumentasikan berarti menyimpan data kasus klien atau korban yang dilayani. Pendokumentasian kasus sama pentingnya dengan menjaga
kerahasian dari data-data yang diberikan klien. Sebagai seorang pendamping, maka harus memperhatikan etika saat mencari informasi kasus dengan cara-
cara tidak mengintrogasi serta harus lebih mengutamakan pendampingan dari pada pendataan Juniarti, Marjoko, Amri, 2010: 1-4.
Proses pendampingan pada korban Eksploitasi Seksual pada anak penanganannya selalu saling berkaitan dan mempengaruhi dalam mencapai
tujuannya. Adanya kerjasama yang baik antara beberapa lembaga yang berwenang
Universitas Sumatera Utara
dimaksudkan agar anak tidak tertekan, anak dapat jujur, tidak terjadi pengulangan pertanyaan sama yang membuat korban jenuh, ataupun bosan, proses pendampingan
dan penanganan berlangsung secara efektif dan efisien agar tidak memberatkan korban atau keluarga baik secara psikologis, ekonomi, dan sosial serta korban dapat
segera memperoleh kepastian hukum dan masa depannya Manik, et.al, 2002 : 17.
2.2 Peranan Yayasan Pusaka Indonesia 2.2.1 Pengertian Peranan
Peranan berasal dari kata peran. Peran memiliki makna yaitu seperangkat tingkat diharapkan yang dimiliki oleh yang berkedudukan di masyarakat. Usman
mengemukakan “peranan adalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu situasi tertentu serta berhubungan dengan
kemajuan perubahan tingkah laku Sumber: http:www.ras- eko.com201305pengertian-peranan.html, Di Akses pada Tanggal 28 Oktober 2013,
Pukul 12.22 WIB. Horton dan Hunt mengemukakan bahwa peran adalah perilaku yang di
harapkan dari seseorang yang mempunyai status. Bahkan dalam suatu status tunggal pun orang dihadapkan dengan sekelompok peran yang disebut sebagai perangkat
peran. Istilah seperangkat peran role set digunakan untuk menunjukkan bahwa satu status tidak hanya mempunyai satu peran tunggal, akan tetapi sejumlah peran yang
saling berhubungan dan cocok Sumber:, Di Akses pada Tanggal 28 Oktober 2013, Pukul 12.22 WIB.
Terwujudnya kebijakan isi, struktur dan kultur publik yang berpihak pada anak dan perempuan di Indonesia adalah jalan panjang yang membutuhkan beberapa
dekade lagi untuk pencapaiannya. Hal ini adalah akibat dari berbagai persoalan
Universitas Sumatera Utara