2. Konsep “Kesejateraan Sosial” dapat menciptakan kondisi masyarkat dimana
masalah sosial dapat diatasi dan dapat memaksimalkan kesempatan sosial, misalnya didalam kesempatan bekerja dan berpartisipasi dalam
pembangunan. 3.
Konsep “Kesehateraan Sosial” berbeda dengan “Kesejahteraan”. Yaitu suatu kondisi tepenuhinya kebutuhan sosial Kesejahteraan sosial sebagai suatu
keadaan menjadi dasar bagi terciptanya “Kesejateraan” sebagai keadaan yang baik dalam semua aspek kehidupan manusia.
4. Pada tingkat masyarakat, Kesejateraan Sosial berarti terdapatnya ketertiban
sosial social order yang lebih baik.
2.3.2 Peran Pekerja Sosial terhadap Pelayanan Kesejateraan Sosial Anak
Pekerja sosial adalah profesi pertolongan kemanusian, yang tujuannya adalah untuk meningkatan keberfungsian sosial individu, kelompok, keluarga dan
masyarakat. Sementara itu, pengertian pekerjaan sosial yang diadopsi oleh IFSW International Federation Of Social Workers, General Meeting, 26 juli 2000,
Montreal, Canada adalah profesi untuk meningkatkan perubahan sosial, pemecahan masalah dalam hubungan kemanusian serta pemberdayaan serta kebebesan
masyarakat untuk meningkatkan kesejateraan. Dengan menggunakan teori-teori perilaku manusia dan sistem sosial, pekerja sosial mengintervensi pada titik-titik
dimana masyarakat berinteraksi dengan lingkungannya. Prinsip-prinsip hal asasi kemanusian dan keadilan sosial adlah hal yang fundamental bagi pekerjaan sosial.
Pekerja sosial adalah seseorang yang mempunyai kompetensi profesional dalam pekerjaan sosial yang diperolehnya melalui pendidikan formal atau pengalaman
praktek di bidang pekerjaan sosialkesejahteraan sosial yang diakui secara resmi oleh
Universitas Sumatera Utara
pemerintah dan melaksanakan tugas profesional pekerjaan sosial Kepmensos, 2007. O’Connor menyebutkan bahwa pekerjaan sosial dan praktek pekerjaan sosial
mencoba meningkatkan taraf hidup manusia dan menyeimbangkan kembali ketidakadilan dan penderitaan yang dialami warga masyarakat. Praktisi kesejahteraan
sosial mencoba untuk memobilisasi berbagai daya yang terdapat pada individu, komunitas dan Negara bagian yang ditujukan untuk memperbaiki proses dimana
individu dan kelompok termarjinalisasikan dan kehilangan kemampuan untuk berpartisipasi Adi, 2004: 9.
Praktisi kesejahteraan dan praktisi komunitas adalah seseorang yang melalui pelatihan profesional maupun lembaga pendidikan, telah menyerap nilai, sikap,
pengetahuan dan keterampilan agar dapat bekerja secara mandiri, berkelompok dan dalam lembaga kesejahteraan atau program yang ditujukan untuk mempromosikan,
menyembuhkan atau memperbaiki keberfungsian sosial individu, keluarga, kelompok sosial atau komunitas yang lebih luas. Selain itu, Pekerja sosial harus
mendedikasikan layanannya untuk kesejahteraan dan pengembangan diri dari manusia dan juga masyarakat di mana mereka tinggal. Pencapaian keadilan sosial
haruslah sejalan dengan pencapaian pemenuhan kebutuhan individu . Profesi pekerjaan sosial mengambil kliennya dari individu, keluarga, kelompok, organisasi,
komunitas ataupun masyarakat yang lebih luas untuk memberikan pelayanan Adi, 2004 :10.
Skidmore Thackeray dan Farley menggambarkan proses casework dalam proses pendampian korban eksploitasi seksual pada anak menjadikan empat tahapan,
yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Tahapan Penelitian
Pada tahapan ini korbanklien menjalin relasi dengan caseworker. Tahapan ini caseworker mencoba untuk memilah-milah mengenai informasi atau data
yang mengenai kasus eksploitasi seksual yang terjadi pada anak. 2.
Tahapan Pengkajian Pada tahapan ini, caseworker diharapkan melakukan berbagai macam bentuk
terapi ataupun treatment tergantung pada kebutuhan dan keunikan masing- masing klien. Dengan bekerja sama dengan pihak-pihak lain atauapun dari
profesi lainnya, seperti polisi, dokter, ahli hukum yang dapat dijadikan masukan pada tahapan ini. Dengan mengunakan prinsip-prisip partisipasi
agar hubungan klien dengan pihak-pihak terkait dalam terjalin dengan baik. 3.
Tahapan Intervensi Pada tahapan ini, caseworker dalam melakukan proses terapi yang
dikembangkan melakukan proses diskusi dengan melakukan alternative pemecahan masalah bersama klien. Adanya dorongan ataupun pemberian
terapi kepada korban anak dapat berupa terapi konkrit, terapi penunjang atau penyembuhan.
4. Tahapan Terminasi
Pemutusan hubungan dengan klien atau korban eksploitasi seksual pad anak. Dengan pencapaian tujuan terapi ataupun treatment yang telah dilakukan.
2.4 Kerangka Pemikiran