Visi dan Misi Lembaga Nilai-Nilai Lembaga Program Kerja Lembaga

Pelayanan sosial yang diberikan oleh Yayasan Pusaka Indonesia lebih bersifat mikro atau bersentuhan dengan individu para penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS. Selain itu, Yayasan Pusaka Indonesia juga bekerja dengan memberikan pelayanan secara langsung terhadap klien Direct Service. Namun dalm hal-hal tertentu pihak lembaga juga melakukan kegiatan atau program yang tida berhadapan langsung dengan klien Indirect Service dan lebih bersifat mezzo Kelompok maupun makro Organisasi atau Komunitas.

4.2 Visi dan Misi Lembaga

Yayasan Pusaka Indonesia memiliki visi yang strategis untuk terciptanya tatanan masyarakat sipil civil society dan kebijakan yang menghormati melindungi hak-hak anak serta lingkungan sosialnya dengan menganut prinsip kepentingan terbaik untuk anak. Misi yang di emban Yayasan Pusaka Indonesia adalah: 1. Menyediakan layanan dan perlindungan terhadap anak melalui penyediaan bantuan hukum, rujukanjaringan penanganan kasus, informasi dan dokumentasi serta penyediaan layanan pembelajaran dan kreatifitas anak. 2. Mendesak pemangku kewajiban negara untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi hak-hak anak sebagaimana yang dirumuskan atau diamanatkan berbagai regulasi dan program nasional melaui lobi, kampanye, konsultasi publik. 3. Melakukan penelitian dan penyusunan naskah atau konsep akademis atas berbagai kebijakan nasional dan lokal tentang perlindungan anak. 4. Memperkuat pemahaman dan komitmen masyarakat untuk berpartisipasi dalam menciptakan tatanan masyarakat sipil dan kebijakan yang menghormati, melindungi, dan memenuhi hak-hak anak serta lingkungan Universitas Sumatera Utara sosialnya melalui kegiatan-kegiatan sosialisasi, penyuluhan, pendidikan penyadaran. 5. Melakukan penguatan SDM, manajemen, budaya organisasi cooperate culture dan usaha-usaha penggalangan dana unit usaha dalam rangka memperkuat layanan perlindungan anak yang profesional dan berkelanjutan. 6. Memperkuat pemahaman masyarakat untuk berpartisipasi dalam menjaga lingkungan.

4.3 Nilai-Nilai Lembaga

Adapun yang menjadi nilai-nilai utama yang ada di Yayasan Pusaka Indonesia adalah: 1. Peduli Terhadap Anak dan Perempuan 2. Menjunjung Tinggi Nilai HAM. 3. Anti Kekerasan. 4. Non – Diskriminasi. 5. Transparansi Publik. 6. Anti Korupsi. 7. Menghargai Perbedaan. 8. Berintegritas. 9. Peduli Terhadap Sesama dan Lingkungan.

4.4 Program Kerja Lembaga

Secara umum, Program kerja Yayasan Pusaka Indonesia mencakup sebagai berikut: 1. Melakukan upaya Perlindungan bagi anak, khususnya anak-anak yang membutuhkan perlindungan khusus children in need special protection. Universitas Sumatera Utara 2. Merancang konsep tanding legal drafting counter draft dan judicial review dalam mempengaruhi perubahan kebijakan di bidang anak dan peradilan yang independen independent judicial. 3. Melakukan upaya mempengaruhi pembuat dan pelaksana kebijakan lobi, negosiasi, kolaborasi dan lainnya dalam perlindungan anak dan lingkungan. 4. Mempengaruhi pendapat umum kampanye, siaran pers, jajak pendapat, riset dan lainnya untuk mempengaruhi perubahan kebijakan perlindungan anak dan lingkungan. 5. Pemberdayaan ekonomi bagi keluarga. 6. Pendampingan dan pendidikan bagi anak yang berkonflik dengan hukum. 7. Melakukan Upaya untuk melawan dan mencegah Perdagangan anak dan perempuan. 8. Melakukan Pencegahan anak-anak yang bekerja di sektor terburuk. 9. Melakukan Penyelamatan anak-anak korban Bencana Alam dan memberikan Pemahaman program Pengirnagan Resiko Bencana PRB di Komunitas Sekolah dan Masyarakat. 10. Melakukan Penguatan Kapasitas Kelompok Anak dan Perempuan dalam Isu Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat. 4.5 Peranan Pendamping Yayasan Pusaka Indonesia dalam Penanganan Anak yang Menjadi Korban Tindak Kekerasan Pendampingan pada kasus tindak pidana, seorang pendamping melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Seorang pendamping harus membuat rekaman medic cacatan medis korban dari petugas pemeriksa. Universitas Sumatera Utara 2. Seorang pendamping harus mencari dan mengamankan barang bukti dari kasus yang ditangani, seperti pakaian korban, maupun alat-alat yang digunakan pelaku dan yang digunakan korban maupun saksi yang melihat kejadian. 3. Berusaha memberi ketenangan dan keyakinan kepada korban, bila perlu menghubungi Biro Konsultasi Psikologis untuk membantu mengembalikan kepercayaan korban. 4. Mendampingi korban untuk melaporkan korban ke kantor Polisi. Hal-hal yang perlu dilakukan oleh seorang pendamping adalah: a. Meminta Surat Tanda Bukti Lapor STLB atau surat tanda penerimaan laporan. b. Mencatat mengenai tanggal, dan nama petugas yang menerima laporan tersebut. c. Menghubungi Lembaga Hukum untuk mendampingi korban. d. Apabila korban mengalami trauma, pendamping seharusnya menghubungi Lembaga Konsultasi atau Psikologis. e. Melakukan kordinasi tentang kondisi korban dengan LBH tau LSM Anak lainnya untuk memperoleh simpati dan bantuan lainnya. 5. Seorang pendamping harus bersikap kooperatif terhadap media massa yang ingin meliput kasus korban dengan mengingatkan para jurnalis untuk tidak memuat identitas anak maupun gambar anak untuk mencegah stigma atau labelisasi dari masyarakat Pasal 17 ayat 2 UU No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Ritonga, Juniarti, Ikhsan, Ariffani, Ritonga, Amri, 2012: 81. Universitas Sumatera Utara 4.6 Divisi Kelembagaan 4.6.1 Divisi Anak Dan Perempuan