62
masyarakat Batak Toba anut dimana mereka harus memberikan Sinamot sebagai tanda Terimakasih serta penghargaan bagi pihak keluarga perempuan. Seperti yang
di ungkapkan oleh Pardomuan Lk, 38 Tahun berikut ini:
“kalau ku bilang ya, penghargaan itu jangan lah kita ukur dari adat, tapi gimana kita mencintai pihak keluarga istri,
berperilaku sama keluarga istri. Dalihan Na Tolu gak jadi patokan kita untuk menghargai pihak keluarga istri, anak
perempuan dan sesama. Kalo gak ada pun Dalihan Na Tolu tetap kita sebagai umat yang beragama harus saling
mengharagai. kalau ada seorang Batak yang akan nikah namun tapi gak pake adat Batak Toba itu karenak dia
adalah seorang Kharismatik, itu karena dia mengikuti kehendak Tuhan nya.”
Kristen yang gereja di Kharismatik tidak mementingkan adat istiadat. Bagi Kristen Gereja Kharismatik Sinamot bukan segala-galanya tetapi cinta kasih
dari Tuhan itulah yang utama dan terutama.
4.6.13 Aktifitas Budaya Lokal pada Suku Batak Toba
Kecamatan Sidikalang suatu wilayah yang berada di Kabupaten Dairi, keseharian masyarakat Sidikalang bermacam-macam, ada yang hidup sederhana,
mewah, kekurangan dan lain sebagainya. Mereka mematuhi segala norma yang berlaku dan di dominasi dengan sifat kekeluargaan yang masih sangat kental serta
sikap yang saling menghargai dan menghormati satu sama lain. Dalam memandang, mengambil setiap keputusan dan melaksanakannya dalam keseharian tidak pernah
terlepas dari norma-norma adat yang berlaku disana. Serangkaian aktivitas yang hadir dalam masyarakat Sidikalang tidaklah
membebani mereka, begitu pula pada proses pembentukan dan perkembangan
63
kekerabatan terjalin dimana penduduknya kaya akan sosiokultural. Kecamatan Sidikalang memiliki ragam warna dalam menjalankan aktivitasnya, disini kesejajaran
perempuan dan laki-laki masih tetap di dominasi pihak laki-laki untuk memimpin. Percampuran dalam perkawinan yang melibatkan suku berbeda masih jarang terjadi,
perkawinan yang masih sering dilakukan adalah satu suku, jika pun ada perkawinan beda suku adat suku adat Batak akan melakukan adat untuk memberikan marga pada
salah satu mempelai yang memiliki suku yang berbeda dengan adat Batak Toba. Demikian halnya dengan suatu perkawinan, apabila sudah mendapatkan
Sinamot yang tinggi diberikan oleh pihak laki-laki kepada pihak perempuan maka suatu penghargaan tersebut akan ditujukan kepada pihak perempuan. Itu semua
dilakukan atas dasar aktivitas adat dalam perkawinan. Pada masyarakat suku Batak Toba, budaya yang di anut masih bersifat agraris dipengaruhi oleh sebagian besar
kehidupan warga setempat, sehingga secara sosial budaya mereka didominasi oleh
perilaku menunggu serta kurang kretaif .
64
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Adapun beberapa hal yang dapat disimpulkan dari penelitian yang telah dilakukam adalah sebagai berikut:
1. Makna Sinamot bagi keluarga istri pada perkawinan suku Batak Toba
adalah sebuah harga diri. 2.
Suatu Sinamot yang diberikan apabila bernilai tinggi maka penghargaan yang diberikan oleh keluarga tersebut berupa penghormatan serta
sanjungan. Jika pihak dari keluarga perempuan memiliki kedudukan maka dapat pula mempelai laki-laki mempunyai kedudukan yang sama atas
pemberiaan dari keluarga perempuan. Jika keluarga perempuan dari keluarga sederhana, sedang keluarga pihak laki-laki dari keluarga kaya
raya dan terpandang maka kedudukan yang diberikan untuk perempuan akan sama pula dengan pihak keluarga laki-laki. Namun dengan demikian,
apabila kedua keluarga sama-sama dari keluarga sederhana maka penghargaan yang diberikan akan sama pula sesuai kemapuan yang
dimiliki pihak keluarga. 3.
Secara adat perkawinan yang berlaku di amsyarakat Batak Toba adalah salah satunya untuk menambah hubungan persaudaraan antara keluarga
yang berbeda marga kemudian menyatukan daerah yang berlainan antara daerah pihak laki-laki dengan dearah pihak perempuan.