Sinamot Menjadi Ukuran Status Sosial dan Harga Diri Keluarga

52 Hal yang sama juga di ungkapkan oleh Mangatur Lk, 52 tahun berikut ini : “hula-hula itu dianggap punya hak untuk medoakan boru supaya selalu terberkati dalam kehidupan sehari-hari”

4.6.9 Sinamot Menjadi Ukuran Status Sosial dan Harga Diri Keluarga

Perkawinan masyarakat Batak Toba tidak akan pernah terpisah dari adat. Dengan memberikan Sinamot kepada pihak perempuan yang menjadi syarat utama bagi mereka dan sahnya perkawinan di mata adat. Berubahnya bentuk Sinamot dari benda-benda berharga atau ternak yang dimiliki pihak laki-laki menjadi bentuk uang mengakibatkan Sinamot menjadi sebuah harga diri atau Status Sosial di dalam masyarakat. Seperti yang di ungkapkan Taripar Lk, 39 tahun berikut ini: “kalau sekarang ini Sinamot udah di kasi dengan bentuk uang, jadi itu lah kadang yang membuat orang Batak ini mengelu- elukan di keluarga kalau Sinamot anak perempuannya besar. Di lingkungan masyarakat juga begitu, pasti bangga kalau anaknya mendapatkan Sinamot nya besar.” Seiring berjalannya waktu dalam praktek pelaksanaannya, Sinamot berubah menjadi sebuah harga diri karena dalam penentuan pernikahaan itu ditentukan oleh Sinamot yang akan diberikan oleh pihak laki-laki kepada pihak perempuan yang kemudian Sinamot menjadi Simbol harga diri yang di miliki oleh keluarga pihak perempuan yang deberikan oleh pihak laki-laki untuk perempuan. Seperti yang di ungkapkan oleh Uba Lk, 42 tahun berikut ini: “kalau tinggi Sinamotnya itu langsung lah harum nama keuarga itu di lingkungan masyarakatnya, karna Sinamot itu di kasitau nya itu sama keluarga semua waktu Tonggo Raja 53 sama Tonggo Saripe. Kalau Sinamotnya tinggi jadi semua orang beranggapan sangap do dibaen hula-hula nai artinya di hargai sekali keluarga pihak perempuan oleh keluarga pihak laki-laki” Pendapat serupa juga di kemukakan oleh Mangatur Sirait Lk, 52 tahun berikut ini: “memang kalau Sinamot seorang perempuan itu tinggi di berikan oleh pihak laki-laki kepada pihak perempuan, secara otomatis itu harga diri dan status sosial kedua orang tua perempuan meningkat di lingkungan masyarakat itu, itulah sangking pentingnya Sinamot ini, dan orangtua akan merasa bangga. Orangtua pastilah akan merasa sangat dihargai, bukan karena jumlah uang yang besar tapi cara mereka juga berarti sangat mencintai anak perempuan mereka. Walaupun sebenarnya bukan karena uang, karna sudah ada terlebih dahulu pembicaraan antara kedua belah pihak mengenai jumlah yang akan diberikan pada saat marhata Sinamot” Serta sebagaimana yang di ungkapkan oleh SHP Siregar Lk, 56 Tahun berikut ini: “molo balga attong Sinamot na nilean ni paranak tu parboru ittor bangga do keluarga ni parboru, alana merasa di hargai, jala ittor sangap do parboru di parsaoran na.” Artinya : “jika Sinamotnya besar yang diberikan pihak laki-laki kepada pihak perempuan maka pihak perempuan akan merasa bangga karena merasa di hargai dan langsung di hargai di lingkungan masyarakatnya” 54

4.6.10 Hubungan Sinamot Dengan Cara Perkawinan yang Dilakukan dalam