21
lahir hubungan persaudaraan, persahabatan, kebiasaan, identifikasi, persamaan pandangan mengenai nilai-nilai.
Dasar cinta kasih dan hubungan afeksi ini merupakan faktor penting bagi perkembangan kepribadian anak. Dalam masyarakat yang makin
interpersonal, pribadi sangat membutuhkan hubungan afeksi seperti terdapat dalam keluarga.
2.4 Teori Interaksionisme Simbolik
Mead Ritzer, 2004 menjelaskan Interaksi manusia bukan tertuju pada bagaimana cara mental manusia menciptakan arti dan simbol, tetapi bagaimana cara
mereka mempelajarinya selama interaksi pada umumnya dan selama proses sosialisasi pada khususnya. Manusia mempeajari simbol dan makna di dalam
interaksi sosial. Manusia menanggapi tanda-tanda dengan tanpa berfikir sebaliknya mereka menanggapi simbol dengan cara berfikir. Tanda-tanda memiliki artinya
sendiri misalnya, gerak isyarat anjing yang marah atau air bagi seseorang yang hampir mati kehausan. Simbol adalah objek sosial yang dipakai untuk
merepresentasikan atau menggantikan apapun yang disetujui orang yang akan mereka representasikan. Tidak semua objek sosial dapat merepresentasikan sesuatu
yang lain, tetapi objek sosial yang dapat menggantikan sesuatu yang lain adalah simbol, dengan simbol orang sering mengkomunikasikan sesuatu mengenai ciri
mereka sendiri Ritzer, 2004: 291-293. Simbol adalah aspek penting yang memungkinkan orang bertindak
menurut cara-cara yang khas dilakukan manusia. Dimana dengan simbol manusia tidak memberikan respon secara pasif terhadap realitas yang memaksakan dirinya
22
sendiri, tetapi secara aktif menciptakan dan mencipta ulang dunia tempat mereka berperan Ritzer, 2004:292
Ada sejumlah fungsi khusus simbol pada umunya dan bahasa pada khusunya bagi aktor:
1. Simbol memungkinkan orang menghadapi dunia material dan dunia
sosial dengan memungkinkan mereka untuk mengatakan, menggolongkan dan mengingat objek yang mereka jumpai.
2. Simbol meningkatkan kemampuan manusia untuk memahami
lingkungan. 3.
Simbol meningkatkan kemampuan untuk berfikir. Jika sekumpulan simbol bergambar hanya dapat meningkatkan kemampuan berfikir
secara terbatas, maka bahasa akan dapat lebih mengembangkan kemampuan ini. Artiannya adalah berpikir dapat dibayangkan
sebagai berinteraksi secara simbolik dengan diri sendiri. 4.
Simbol meningkatkan kemampuan untuk menyelesaikan berbagai masalah. Manusia dapat memikirkan dengan menyimbolkan berbagai
alternatif tindakan sebelum benar-benar melakukannya. 5.
Simbol memungkinkan aktor mendahului waktu, ruang bahkan pribadi mereka sendiri. Melalui penggunaan simbol, aktor dapat
membayangkan seperti apa kehidupan di masa lalu atau seperti apa kemungkinan hidup di masa depan.
6. Simbol memungkinkan kita membayangkan realitas metafisik,
seperti surga dan neraka.
23
7. Simbol memungkinkan manusia menghindar dan diperbudak oleh
lingkungan mereka. Interaksionisme simbolik memusatkan perhatian terutama dampak dari
makna dan simbol terhadap tindakan dan interaksi manusia. Di sini akan bermanfaat menggunakan pemikiran Mead Dalam Ritzer,2004:293 yang membedakan antara
perilaku lahiriah dan perilakuk tersembunyi. Perilaku tersembunyi adalah proses berfikir dan melibatkan simbol dan arti. Perilaku lahiriah adalah perilaku
sebenarnya yang dilakukan oleh seorang aktor. Perilaku tersembunyi menjadi sasaran perhatian terutama interaksionisme simbolik Ritzer, 2004:293
Simbol dan arti memberikan ciri-ciri khusus pada tindakan sosial manusia yang melibatkan aktor tunggal dan pada interksi sosial manusiayang
melibatkan dua aktor atau lebih yang terlibat dalam tindakan sosial timbal-balik. Dalam proses interaksi sosial, manusia secara simbolik mengkomunikasikan arti
terhadap orang yang terlibat. Orang lain menafsirkan simbol komunikasi itu dan mengorientasikan tindakan balasan mereka berdasarkan penafsiran mereka. Dengan
kata lain, dalam interaksi sosial, para aktor terlibat dalam proses saling mempengaruhi Ritzer, 2004:294.
Sebagian karena kemampuan menggunakan arti dan simbol itulah maka manusia dapat membuat pilihan tindakan di mana mereka terlibat. Orang tidak harus
menyetujui arti dan simbol yang dipaksakan terhadap mereka. Menurut interaksionisme simbolik, aktor setidaknya mempunyai sedikit otonomi. Mereka
tidak semata-mata sekedar dibatasi atau ditentukan, mereka mampu membuat
24
pilihan yang unik dan bebas dan mereka mampu membangun kehidupan dengan gaya yang unik Ritzer, 2004:294.
25
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian