karena itu, bila waktu yang terbatas ini tidak dimanfaatkan secara optimal maka yang akan terjadi adalah potensi yang dimiliki Kampus tidak dapat
dimanfaatkan secara optimal. Dalam kerangka pemikiran ini maka materi pendidikan yang akan
disajikan perlu dipilih dari lingkup yang paling esensial dan paling ampuh sebagai objek belajar untuk mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan.
Materi kurikulum yang dapat dipilih pun tidak dengan sendirinya dapat diciptakan suatu proses belajar yang bermutu tanpa disajikan dalam
kerangka strategi belajar-mengajar yang memadai. Tujuan yang ditetapkan, materi belajar yang dipilih, dan strategi belajar
yang direncanakan belum dapat secara optimal mencapai tujuan tanpa ditunjang oleh suatu sistem evaluasi dan sistem adminitrasi kurikulum yang
tepat guna. Semua dimensi yang dikemukakan di atas, yaitu tujuan pendidikan,
materi pembelajaran, strategi belajar-mengajar, sistem evaluasi dan sistem administrasi pelaksanan kurikulum, adalah bagian-bagian terpadu dari
sistem kurikulum. Penulis memandang bahwa kurang efektifnya sistem pendidikan sebagai
yang terbukti dari berbagai hasil penelitian, diperkirakan disebabkan oleh tidak ditanganinya keseluruhan sistem kurikulum tersebut secara sistematik,
baik dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaiannya.
6
5. Kriteria Efektivitas
Kreitner menyebutkan ada empat pendekatan multidemonsional dalam mengukur keefektifan organisasi yang juga dapat dijadikan sebagai kriteria
efektivitas yaitu terdiri dari: “pencapaian tujuan, tersedianya sumber daya,
proses internal, dan kepuasan anggota ”.
7
a. Pencapaian Tujuan
6
Soedijarto, Menuju Pendidikan Nasional yang Relevan dan Bermutu, Jakarta: Balai Pustaka, 1989, cet. Ke-1, h.49-54
7
Burhanudin, et al., Manajemen Pendidikan : Wacana, Proses dan Aplikasinya di Kampus, Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang, 2002, cet. Ke-1, h. 115-116
Pencapaian tujuan
banyak digunakan
dalam pengukuran
keefektivitasan organisasi. Hasil-hasil output organisasi dibandingkan dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
b. Tersedianya Sumber Daya Kriteria yang kedua ini lebih berkaitan dengan input dari pada output
organisasi dipandang efektif jika memiliki faktor-faktor produksi seperti bahan mentah, tenaga kerja, modal, keahlian manajerial, dan
teknis. c. Proses Internal
Kriteria keefektivitasan ket iga mengacu pada pendekatan “ sistem
kesehatan”. Organisasi dikatakan sebagai sistem kesehatan jika saluran informasi berjalan baik, adanya loyalitas pegawai, adanya
komitmen, kepuasan kerja, dan kepercayaan. Tujuan bisa disusun berdasarkan proses internal ini.
d. Kepuasan Anggota Organisasi bergantung pada orang dan sikap terhadap hidupnya.
Akibatnya, kepuasan adalah kunci bagi pengukuran efektivitas organisasi. Dalam organisasi, biasanya terdiri atas orang-orang yang
memiliki interes tertentu. Tidak jarang dalam organisasi terjadi konflik inters. Kuncinya adalah bagaimana pemimpin organisasi
membuat keseimbangan para anggota dalam mencapai kepuasan, walaupun dalam kadar minimal, dalam semua urusan.
6. Indikator Efektivitas dalam Pembelajaran al- Qur’an
Untuk mengetahui apakah temuan belajar telah tercapai secara efektif atau tidak maka dapat diketahui dengan tingkat prestasi hasil belajar yang
telah dicapai oleh mahasiswa. “Tingkat keberhasilan dibagi atas beberapa
tingkatan atau taraf, yaitu istimewa maksimal, baik sekali optimal, baik minimal, dan kurang
”.
8
8
Syafiul Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2002