lainnya: “Semua manusia berada dalam kemiskinan, karena ketakutannya karena kemiskinan itu.” Hal ini sangat jelas menunjukan bahwa guru
seharusnya tidak menjadikan ilmunya sebagai sarana mencapai tujuan dunia semata.
4. Bersikap toleran dan pemaaf. Di antara kewajiban guru adalah bersikap lapang dada kepada murid-muridnya, menjaga jangan sampai terjadi
keributan apalagi sampai perkelahian di antara mereka, karena yang demikian tidak ada manfaatnya. Firman Allah SWT. Dalam surat an-Nisa
ayat 149 “jika kamu melahirkan sesuatu kesalahan orang lain, maka
sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa.” 5.
Menghargai kebenaran. “Para guru adalah “penyampai” kebenaran, mereka berkewajiban menghargai kebenaran dan komitmen memegangnya. Mereka
berkewajiban memiliki “etos” keilmuan, sehingga dengan senang hati melakukan kajian penelitian untuk senantiasa melakukan perbaikan.
6. Keadilan dan keinsafan. Apabila para ulama itu adalah pewaris Nabi, sementara para Nabi diperintahkan untuk merealisasikan keadilan di
kalangan umat manusia, maka para guru dituntut lebih banyak dibandingkan dengan yang lain untuk berpegang pada nilai-nilai keadilan. Karenanya,
seorang guru harus selalu insaf memiliki kesadaran dan rasa empati pada saat mengadakan penelitian, melakukan pembicaraan, dan menyampaikan
ilmu serta mendengarkan pertanyaan murid. 7. Rendah hati. Seorang guru hendaknya meninggalkan sikap keras kepala dan
berlagak serba tahu. Seorang guru hendaknya lebih mengedepankan ketulusan dan kejujuran jika menghadapi berbagai persoalan. Jika ia ditanya
tentang sesuatu yang belum diketahuinya, hendaknya ia menjawab: entah, saya belum tahu Ibn Jamaah dalam tadzkirat.
8. Ilmu adalah untuk pengabdian kepada orang lain. Seorang guru harus menyadari bahwa tujuan utama dari ilmu adalah memberi manfaat bagi
orang lain. Jadi relasi manusia dengan ilmu dari sisi sebagai guru dan para muridnya adalah ibarat ukiran tanah liat akan terukir dengan suatu gambar
yang tidak pernah digoreskan di atasnya, dan bilakah bayangan tongkat akan tampak lurus, sedangkan tongkatnya bengkok? Firman Allah SWT.
“Akankah kamu menyuruh manusia melakukan kebajikan, sementara kamu melupakan dirimu sendiri?”
9. Guru harus dapat menempatkan diri dan menciptakan suasana yang kondusif, karena fungsi guru di sekolah sebagai “bapak” kedua yang
bertanggung jawab atas pertumbuhan dan perkembangan jiwa anak. Ki Hajar Dewantara telah menggariskan pentingnya peranan guru dalam proses
pendidikan dengan ungkapan: a Ing ngarsa sung tulada berarti di depan memberi teladan. Asas ini sesuai
prinsip modeling yang dikemukakan oleh Sarason 1972 atau Bandura 1977. Sarason dan Bandura sama-sama menekankan pentingnya
modeling atau keteladanan yang merupakan cara yang paling ampuh dalam mengubah perilaku inovasi seseorang.
b Ing madya mangun karsa
berarti di tengah menciptakan peluang untuk
berprakasa. Asas ini memperkuat peran dan fungsi guru sebagai mitra setara ditengah, serta sebagai fasilitator menciptakan peluang. Asas
ini menekankan pentingnya produkitivitas dalam pembelajaran. Dengan menerapkan asas ini para guru perlu mendorong keinginan berkarya
dalam diri peserta didik sehingga mampu membuat suatu karya. Asas ini sesuai dengan prinsip pedagogik produktif yang menekankan
produktivitas pembelajaran dalam mencapai hasil belajar. c Tut wuri handayani
artinya dari belakang memberikan dorongan dan
arahan. Hal ini mempunyai makna yang kuat tentang peran dan fungsi guru. Para guru perlu berperan sebagai pengarah atau pembimbing yang
tidak membiarkan peserta didik melakukan hal yang kurang sesuai dengan tujuan pendidikan. Dengan demikian, para guru perlu menjadi
fasilitator agar dorongan dan bimbingan dapat terwujud dalam perubahan prilaku peserta didik. Peran guru sebagai mitra juga tersirat dalam asas
tut wuri handayani. Fungsi pembimbing dan pendorong tidak menempatkan para guru pada hierarki teratas dalam pembelajaran. Guru
mempunyai fungsi setara atau pembimbing dan pendorong.
18
18
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaraan … h.122
L. Pengertian Metode Praktik
Menurut kamus Bahasa Indonesia kata praktik ialah pelaksanaan secara nyata apa yang disebut, ataau praktikan seorang yang mengikuti praktikum dan
praktikum ialah bagian dari pengajaran yang bertujuan agar siswa mendapat kesempatan menguji dan melaksanakan apa yang diperoleh pelajaran praktik.
19
Praktik penggunaan metode mengajar dalam praktiknya, metode mengajar tidak digunakan sendiri-sendiri, tetapi merupakan kombinasi dari beberapa
metode mengajar. Berikut akan dikemukakan kemungkinan kombinasi metode mengajar.
1. Ceramah, Tanya Jawab, dan Tugas Mengingat ceramah banyak segi yang berkurang menguntungkan, maka
penggunaanya harus didukung dengan alat dan media atau dengan metode lain. Karena itu, setelah guru memberikan ceramah, maka dipandang perlu
untuk memberikan kesempatan kepada siswanya mengadakan tanya jawab. Tanya jawab ini diperlukan untuk mengetahui metode ceramah. Untuk lebih
memantapkan penguasaan siswa terhadap bahan yang telah disampaikan, maka pada tahap selanjutnya siswa diberi pekerjaan rumah, diskusi, dan
sebagainya. 2. Ceramah, Diskusi, dan Tugas
Penggunaan ketiga jenis mengajar ini dapat dilakukan diawali dengan pemberian keapda siswa tentang bahan yang akan didiskusikan oleh siswa,
lalu memberikan masalah untuk didiskusikan. Kemudian diikuti dengan tugas-tugas yang harus dilakukan siswa.
Ceramah dimaksudkan untuk memberikan penjelasaninformasi mengenai bahan yang akan dibahas dalam diskusi, sehingga diskusi dapat berjalan
dengan baik sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Pada akhir kegiatan diskusi siswa diberikan beberapa tugas yang harus dikerjakan saat itu juga.
Maksudnya untuk mengetahui hasil yang dicapai siswa melalui diskusi tersebut. Dengan demikian, tugas ini sekaligus merupakan umpan balik bagi
guru terhadap hasil diskusi yang dilakukan siswa.
19
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga…h.892
3. Ceramah, Demonstrasi, dan Eksperimen Penggunaan metode demonstrasi selalu diikuti dengan eksperimen. Apapun
yang didemonstrasikan, baik oleh guru maupun oleh siswa yang dianggap mampu untuk melakukan demonstrasi, tanpa diikuti dengan eksperimen
tidak akan mencapai hasil yang efektif. Dalam melaksnakan demonstrasi, seorang demonstrator menjelaskan apa yang akan didemonstasikannya
biasanya suatu proses, sehingga semua siswa dapat mengikuti jalannya demonstrasi tersebut dengan baik.
Metode eksperimen adalah metode yang siswanya mencoba mempraktikan suatu proses tersebut, setelah melihatmengamati apa yang telah
didemonstrasikan oleh seorang demonstrator. Eksperimen dapat juga dilakukan untuk membuktikan kebenaran sesuatu, misalnya menguji sebuah
hipótesis. Dalam pelaksanaanya, metode demonstrasi kemudian diikuti eksperimen dengan disertai penjelasan secara lisan ceramah.
20
20
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : PT.Rineka Cipta, 2006, Cet.ke-3 h. 98-100
61
BAB V PENUTUP
Dalam bab terakhir ini akan disajikan kesimpulan hasil penelitian, dan saran yang berkaitan dengan penelitian.
A. KESIMPULAN
Setelah mendeskripsikan dan melakukan analisa data masalah yang diteliti tentang Efektifitas Pusat Laboratiorium FITK UIN Jakarta dalam Membimbing
Mahasiswa Jurusan P AI dengan nilai hasil praktikum bidang qira’at, penulis
memperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Banyak kendala yang ditemui dalam pelaksanaan bimbingan PIQI baik
yang dialami oleh Dosen Pembimbing maupun Mahasiswa. Kendala yang sering terjadi biasanya karena ketersediaan waktu dan tempat yang
kurang memadai. Hal tersebut mengakibatkan kurangnya keefektifan dalam penyelenggaraan PIQI.
2. Sarana dan pasarana penunjang pelaksanaan PIQIyang tidak lengkap menjadikan proses bimbingan PIQI kurang efektif.
B. SARAN
Meskipun hasil penelitian yang penulis lakukan mengenai efektifitas pusat laboratorium FITK UIN Jakarta dalam Membimbing Mahasiswa Jurusan PAI
dengan hasil nilai praktikum qira’at tinggi atau kuat sebasar 0.88 tidak lepas dari tingginya efektifitas pusat laboratorium FITK dalam memberikan semua
kebutuhan mahasiswa jurusan PAI pada bimbingan qira’at. Oleh karena itu
sudah menjadi tanggung jawab pusat Laboratorium FITK untuk menyediakan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh mahasiswa. Sehingga harapan dari
fakultas dapat tercapai dengan baik. Ada beberapa saran dari penulis yang bisa dijadikan pertimbangan bagi
setiap komponen yang ada khususnya pusat laboratorium FITK, sebagai berikut:
1. Sebaiknya laborartor ium FITK bidang Qira’at lebih sering dievaluasi
karena dengan dievaluasi maka banyak kendala yang bisa disampaikan dan diperbaiki
2. Dosen pembimbing lebih harus selalu memberikan motivasi terhadap mahasiswa agar minat mahasiswa terhadap baca tulis al-
Qur’an lebih dan bisa mengamalkannya dimasyarakat.
3. Sebaiknya fakultas atau Laboratorium memberikan metode khusus untuk pembelajaran Qira’at agar dalam membaca mahasiswa mempunyai
pedomannya seperti qira’ati dan metode-metode belajar al-Qur’an lainya
agar lebih mengena dalam tajwidnya.