Tinjauan Pustaka Fokus Penelitian

1 Memberikan pengarahan kepada pelaksana PIQI tentang implementasi kegiatan. 2 Memotivasi praktikan agar pelaksanaan PIQI berjalan efisien dan efektif. 3 Berpartisipasi dalam melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan PIQI. c. Pelaksana 1 Mengatur dan bertanggung jawab secara teknis pelaksanaan PIQI secara keseluruhan. 2 Menyiapkan dan mengadministrasikan calon peserta PIQI. 3 Melaksanakan administrasi PIQI, termasuk menyusun rencana kebutuhan bahan, alat, dan sarana yang dibutuhkan untuk keperluan kerja tata usaha. 4 Berkoordinasi dengan bagian terkait. 5 Merekomendasikan dosen pembimbing. 6 Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan PIQI sekurang- kurangnya satu kali dalam satu priode. Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan cara mengumpulkan semua ketua rombel atau yang mewakili. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik angket dan tanya jawab. 7 Mengolah dan menerbitkan nilai PIQI. 8 Membuat publikasi kegiatan PIQI. 9 Melaporkan kegiatan PIQI kepada Dekan 7. Mahasiswa Praktikan Mahasiswa praktikan atau mahasiswaa peserta PIQI adalah mahasiswa semester I dan II. Setiap peserta PIQI diwajibkan melaksanakan tata tertib pelaksanaan PIQI Bab V dan melaksanakan setiap tahapan kegiatan sebagaimana telah dijelaskan pada bab II 10 , yakni : a. Mengikuti proses kegiatan PIQI sampai lulus. 10 Laboratorium FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Panduan Praktikum..., h.12 b. Mempelajari modul PIQI secara mandiri : 1 Membuat catatan untuk materi-materi yang belum dipahami untuk ditanyakan kepada dosen pembimbing saat dilakukan tatap muka. 2 Memahami dan menghafal materi ajar. 3 Bila beberapa jenis kecakapan telah siap untuk diujikan mintalah untuk bertatap muka. c. Membawa al- Qur’an pada setiap melakukan tatap muka dengan dosen pembimbing. d. Membawa modul PIQI pada setiap melakukan tatap muka dengan dosen pembimbing. e. Membawa kartu bimbingan pada setiap melakukan tatap muka dengan dosen pembimbing. f. Mengisi abse nsi dalam bentuk paraftanda tangan pada ”form daftar hadir” yang disediakan Lab. FITK dipegang dosen pembimbing. g. Bila semua jenis kecakapan telah dinilai LULUS, maka kartu bimbingan yang telah terisi nilai dan paraf dosen pembimbing diserahkan ke kantor Laboratorium FITK. 8. Dosen Pembimbing Dosen pembimbing PIQI adalah dosen FITK yang ditunjuk untuk melaksanakan pembimbingan dan pengujian terhadap kecakapan mahasiswa dalam membaca al- Qur’an dan dalam melaksanakan praktik ibadah sehari- hari. Penunjukan dosen pembimbing tersebut atas rekomendasi Laboratorium FITK, kemudian ditetapkan dan diputuskan oleh Dekan FITK melalui Surat Keputusannya. Dosen pembimbing diharapkan melaksanakan fungsi sebagai pembimbing, pembina, instruktur pelatih, motivator, evaluator, sekaligus administator. Atas dasar fungsi tersebut, maka tugas dosen pembimbing 11 adalah sebagai berikut : 1. Membimbing, membina, dan melatih mahasiswa agar memiliki kecakapan dalam mengimplementasikan upacara-upacara ritual ibadah secara baik dan benar sah menurut hukum Islam. 2. Membimbing, membina, dan melatih mahasiswa agar memiliki kecakapan dalam membaca, menghafal, dan menulismenyalin ayat-ayat al- Qur’an secara baik, benar, dan lancar. 3. Memotivasi mahasiswa agar gemar membaca, mempelajari dan mengamalkan al- Qur’an serta berani dan bertanggung jawab dalam memimpin masyarakat dalam melaksanakan ibadah. 4. Melakukan evaluasi dan penilaian terhadap kecakapan yang harus dikuasai oleh mahasiswa. Penulisan nilai di samping ditulis di kertas form nilai yang disediakan Lab.FITK dipegang dosen pembimbing juga ditulis pada kartu bimbingan dipegang mahasiswa. 5. Melakukan administrasi proses pelaksanaan PIQI, meliputi berita acara, absensi, penilaian, dan koordinasi dengan bagian-bagian terkait. 9. Stuktur Organisasi: Laboratorium FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Kepala Laboratorium FITK : Yudhi Munadi, M.Ag. Sekertaris Laboratorium FITK : Tanenji, MA. Staff Laboratorium FITK : Nurkhayati,Msi 10. Keadaan Dosen Pembimbing PIQI FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dosen merupakan salah satu komponen dalam kegiatan belajar- mengajar serta sebagai figur sentral dalam mengemban amanah yang amat mulia di suatu lembaga pendidikan. Dosen juga turut berperan aktif dalam pengembangan sumber daya manusia yang sangat potensial di dalam mengoptimalisasikan hasil-hasil pembangunan. Dengan demikian dosen sebagai salah satu unsur pendidikan harus dapat berperan lebih aktif serta 11 Laboratorium FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Panduan Praktikum..., h.11 melaksanakan tugasnya sebagai tenaga professional sesuai dengan perkembangan. Tenaga pengajar selain tugas mengajar di kelas, pada umumnya dosen di FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mendapat tugas tambahan, seperti mendapat tugas sebagai Pembantu Dekan, Urusan Kemahasiswaan, Ketua Jurusan, dan sampai pembimbing akademik.

E. Teknik Pengumpulan Data 1. ObservasiPengamatan

Pengamatan secara metodologis dilakukan untuk mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian, perilaku tak sadar, kebiasaan dan sebagainya; pengamatan memungkinkan pengamat untuk melihaat dunia sebagaimana dilihat oleh subjek penelitian, hidup pada saat itu, menangkap arti fenomena dari segi pengertian subjek, menangkap kehidupan budaya dari segi pandangan dan anutan para subjek pada keadaan waktu itu; pengamatan memungkinkan peneliti merasakan apa yang dirasakan dan dihayati oleh subjek, sehingga memungkinkan pula peneliti menjadi sumber data; pengamatan memungkinkan pembentukan pengetahuan yang diketahui bersama, baik dari pihaknya maupun dari pihak subjek. 12 Sebagai teknik pengumpulan data, pengamatan memiliki ciri yang lebih spesifik dibandingkan dengan teknik wawancara dan kuesioner. Dalam wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka pengamatan tidak terbatas pada orang, tetapi juga pada obyek-obyek alam yang lain. 13 Dalam pengamatan ini peneliti menggunakan pengamatan terbuka, di mana pengamat secara terbuka diketahui oleh subjek. Sedangkan sebaliknya para subjek dengan sukarela memberikan kesempatan kepada pengamat 12 Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif... h. 175. 13 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan RD, Bandung: Alfabeta, 2010, cet.9, h. 203. untuk mengamati peristiwa yang terjadi, dan mereka menyadari bahwa ada yang mengamati hal yang dilakukan oleh mereka. 14 Pengamatan ini dilakukan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan bimbingan yang diberikan kepada mahasiswa, kedaan dosen, keadaan mahasiswa, serta darana dan prasarana yeng mendukung penyelenggaraan bimbingan PIQI. 2. Dokumentasi Dokumen adalah setiap bahan tertulis atau film. Dalam penggunaan dokumen ini diarahkan jika dokumen yang diteliti oleh peneliti ditemukan record, baik yang bersifat dokumen pribadi ataupun resmi. Dokumentasi merupakan salah satu cara yang ditempuh penulis dalam mengumpulkan data-data penelitian. 15 Peneliti menggunakan dokumen karena alasan: a. Dokumen digunakan kerena merupakan sumber yang stabil, kaya dan mendorong. b. Berguna sebagai bukti untuk suatu pengujian. c. Berguna dan sesuai dengan penelitian kualittatif karena sifatnya yang alamiah, sesuai dengan konteks, lahir dan berada dalam konteks. d. Hasil pengkajian isi akan membuka kesempatan untuk lebih memperluas tubuh pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki. Teknik dokumentasi yang digunakan adalah teknik kajian isi. Teknik kajian isi ini memiliki ciri: a. Proses mengikuti aturan b. Proses sistematis c. Proses yang digunakan untuk menggeneralisasi d. Mempersoalkan isi yang termanifestasikan e. Menekankan analisis secara kuantitatif, namun hal itu dapat pula dilakukan bersama analisis kualitatif 14 Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif... h. 176. 15 Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif... h. 216. Dokumen yang diggunakan merupakan dokumen resmi internal. Dokumen ini dapat menyajikan informasi tentang keadaan, aturan, disiplin, dan dapat memberikan petunjuk tentang gaya kepemimpinan. Adapun dokumen yang dikumpulkan adalah data-data atau berkas-berkas penyelenggaraan bimbingan qira’at semester ganjil tahun ajaran 2009-2010 mahasiswa jurusan PAI FITK yang terkumpul di laboratorium FITK UIN Syariif Hidayatullah Jakarta.

3. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. 16 Maksud mengadakan wawancara, menurut Lincoln dan Gube antara lain: mengkonstruksi mengenai orang, kejadaian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain kebulatan; merekonstruksi kebulatan- kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu; memproyeksikan kebulatan-keblatan sebagai yang diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang; memverifikasi, mengubah, dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun bukan manusia; dan memverifikasi, mengubah, dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota. 17 Guba dan lincoln juga membagi wawancara menjadi empat jenis dan salah satunya adalah wawancara terstruktur dan tak terstruktur. Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode wawancara terstruktur. Yang dimaksud wawancara terstruktur adalah wawancara yang 16 Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif... h. 186. 17 Lincoln dan Guba 1985:266 dalam Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif... h. 186. pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. 18 Format-format yang digunakan bisa bermacam-macam dan format itu dinamakan protokol wawancara. Protokol wawancara itu juga dapat berbentuk terbuka. Pertanyaan-pertanyaan ini disusun sebelumnya dan didasarkan atas masalah dalam rancangan penelitian. Pokok-pokok yang dijadikan dasar pertanyaan diatur sangat terstruktur. Keuntungan wawancara terstruktur ialah jarang mengaadakan pendalaman pertanyaan yang dapat mengarahkan terwawancara agar sampai berdusta. Teknik wawancara ini penulis gunakan untuk menggali informasi dari Kepala Laboratoium, Sekretaris Laboratorium, Staff Laboratorium, Dosen pembimbing PIQI dan Mahasiswa FITK Jurusan PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Berikut instrumen wawancara yang penulis gunakan: a. Dosen 1 Apa yang jadi pertimbangan bapak untuk pemilihan pembimbing dalam menentukan pembimbing PIQI? 2 Pembimbing sudah memenuhi standar kompetensi yang diberlakukan oleh laboratrium menurut bapak? 3 Bagaimana proses penetapan dosen pembimbing PIQI? 4 Bagaimana proses penetapan distribusi dosen dalam pembimbing PIQI? 5 Apakah koordinasi antara laboratorium FITK dengan pembimbing, bagaimana bentuk koordinasinya, apakah koordinasi dimaksud dipandang efektif untuk menyamakan persepsi terkait proses implementasi PIQI? 6 Bagaimana sistem monitoring dan evaluasi terhadap dosen pembimbing PIQI yang dilakukan oleh laboratorium FITK? 18 Lincoln dan Guba 1985:266 dalam Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif... h. 186.