Berkenaan dengan kelulusan perlu diperhatikan beberapa hal berikut: 1.
Bila nilai praktikum ibadah dan qira’at masing-masing memperoleh nilai minimal 70 B, maka dinyatakan “LULUS”.
2. Bila nilai masing- masing praktikum ibadah dan qira’at kurang dari 70
B, maka dinyatakan “TIDAK LULUS” dan bagi mahasiswa bersangkutan diwajibkan ikut kembali pada dua semester berikutnya
semester berikutnya III dan IV dengan cara mendaftar ulang tanpa dipungut biaya.
3. Bila salah satu nilai praktikum LULUS, contoh: praktikum ibadah 70 B tetapi nilai praktikum qira’at kurang dari 70 B, misalnya kurang
hafalan, maka mahasiswa bersangkutan dapat memperpanjang waktu bimbingan hingga satu semester ke depan, tanpa dipungut biaya dengan
cara mendaftar ke Lab. FITK. Apabila mahasiswa bersangkutan masih tetap belum cukup nilainya, maka diperpanjang pada semester
berikutnya dengan cara mendaftar ulang dan wajib membayar uang praktikum sesuai ketentuan yang berlaku. Pembayaran biaya dilakukan
pada bagian keuangan FITK, dan fotokopi slip pembayaran diserahkan kepada Lab. FITK.
D. Kondisi Informan
Terlebih dahulu menjelaskan kriteria informan yaitu kepala laboratorium FITK
UIN Jakarta, dosen pembimbing dan mahasiswa PAI. kriteria penentuan
informan adalah memilih beberapa mahasiswa yang melaksanakan praktik bimbingan dengan menggunakan nama asli adalah sebagi berikut:
4. Bapak Yudhi Munadi, M.Ag. beliau adalah kepala pengelola laboratorium Pendidikan Agama Islam di fakultas FITK sebagai kepala laboratorium,
beliau bertanggung jawab atas tugas-tugas yang terprogram untuk
memajukan kualitas mahasiswa PAI. 5. Bapak Dr. H. Abd. Madjid Khon, M.Ag. beliau adalah dosen tetap dan
sekaligus dosen pembimbing praktek ibadah qira’at. Beliau adalah ahlul hadits dan juga ahlul qira’at.
6. Rihlaturrizqa Attamimi, adalah mahasiswi FITK UIN Jurusan PAI semester IV, yang bersangkutan termasuk mahasiswi yang mengikuti program
bimbingan yang diadakan oleh laboratorium FITK 7. Abdul Azis, adalah mahasiswa FITK UIN Jurusan PAI semester IV, yang
bersangkutan termasuk mahasiswa yang mengikuti program bimbingan yang diadakan oleh laboratorium FITK
E. Hasil Wawancara
8. Hasil wawancara dosen pembimbing dalam hal ini Bapak Dr. H. Abd. Madjid Khon, M.Ag. menurut beliau dari segi pelaksanaan kegiatan praktek
ibadah qira’at di FITK UIN Syarif Hidayatullah sudah berjalan secara efektif dari segi planning kontroling dan evaluasinya akan tetapi pada
praktiknya, banyak mahasiswa yang belum mampu membaca al- Qur’an
dengan baik dikarenakan latar belakang mahasiswa yang beragam dari pendidikan sebelumnya. Untuk mahasiswa yang berlatar belakang
pendidikan pesantren atau MA pada umumnya sudah mampu membaca al- Qur’an dengan baik dan benar, dan untuk mahasiswa yang berlatar belakang
pendidikan umum masih kurang baik dalam membaca al- Qur’an. Sedangkan
menurut informan lain mengatakan bahwa penyelenggara praktik atau dalam hal ini laboratorium FITK harus memiliki metode atau pedoman khusus
untuk meningkatkan efektivitas dalam penyelenggaraan PIQI
1
. 9. Menurut mahasiswa Jurusan PAI dalam hal ini di wakili oleh Rihlaturrizqah
attamimi Mahasiswi Jurusan PAI semester IV kelas D. Menurutnya PIQI itu sebetulnya kurang efektif dan belum sesuai dengan yang diharapkan tapi
untuk masalah komunikasi antara dosen dan mahasiswa yang diuji sudah cukup baik. Dan kendala yang dialami mahasiswa ialah waktu antara dosen
dan prkatikan masing-masing mempunyai kepentingan jadi sampai sekarang pun ada mahasiswa yang belum selsai ujian PIQI-nya. Hasil internnya
mungkin lebih kepada bagaimana mahasiswa selalu mempersiapkan sejauh mngkin untuk ibadah dan qira’atnya karena itu menyangkut masalah
habluminallah, sehari-hari jadi tidak perlu harus dihafal lalu setelah itu tidak dimanfaatkan dan eksternnya mungkin lebih kepada bagaimana kita
memperaktekannya kepada keadaan lingkungan sekitar kita.
B. Hubungan
Sosial
Yang dimaksud dengan hubungan sosial ini adalah interaksi sosial yang terjalin antara dosen dan mahasiswa di FITK UIN Jakarta. Hubungan sosial ini dibagi
menjadi tiga bagian: hubungan sosial dosen dengan sesama dosen, hubungan
1
Hasil wawancara dengan
sosial mahasiswa dengan dosen, hubungan sosial mahasiswa dengan mahasiswa atau teman sebaya.
Pertama, hubungan sosial guru dengan guru. Hubungan sosial antara sesama guru terjalin dengan baik, ini ditunjukkan dengan adanya saling tegur sapa dan
komunikasi antar sesama guru di sisa-sisa waktu mengajar, para guru juga membesuk apabila ada seorang guru yang sakit atau melahirkan.
Kedua, hubungan sosial mahasiswa dengan dosen. Hubungan sosial antara dosen dan mahasiswa terlihat cukup baik, ini terlihat dari sikap hormat mahasiswa
terhadap dosen seperti bersalaman bila bertemu dengan salah seorang dosen atau menyapa. Hubungan sosial antara dosen dan mahasiswa terbagi menjadi dua
bagian yakni hubungan sosial formal yang diwujudkan dalam bentuk pembelajaran didalam kelas dan hubungan sosial nonformal yakni tegur sapa yang
dilakukan guru terhadap siswa diluar jam pembelajaran. Ketiga, hubungan sosial mahasiswa dengan mahasiswa atau teman sebaya.
Hubungan sosial terhadap sesama mahasiswa ini trejalin dengan baik.
C. Pengertian Efektivitas
Kata efektiv itas merupakan kata sifat dari kata efektif yang berarti “ada
efeknya akibat, pengaruh, kesan, manjur atau mujarab, dapat membawa hasil; berhasil g
una”.
2
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, efektif berarti “dapat membawa hasil guna atau tepat guna”.
3
Efektivitas adalah merupakan salah satu kriteria keberhasilan mahasiswa dalam pembelajaran. Sebagaimana diungkapkan oleh Etzioni 1964 bahwa : “efektivitas
dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasarannya”.
4
Sesuatu dikatakan bisa efektif jika dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai telah direncanakan sebelum melakukan hal tersebut.
Jadi, berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa secara umum efektivitas berarti ketercapaian suatu usaha dengan tujuan yang telah
direncanakan sebelumnya.
2
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar bahasa Indonesia Jakarta : Balai Pustaka, Cet.Ke-8, h.961
3
Department pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h.250
4
www.Sisdiknas Co.Id 20 april 2011