Pengertian Efektivitas Pasal 9 ayat 1.
direncanakan dan disajikan di kampus atau lembaga, baik yang terjadi di kelas maupun di luar kelas.
2. Proses Mengajar adalah proses yang dilakukan oleh seorang dosen dalam melaksanakan peranannya dalam proses kegiatan belajar yang direncanakan.
Penulis memandang bahwa yang esensial dari suatu lembaga pendidikan Kampus adalah terjadinya proses belajar. Gedung, dosen, sarana pendidikan dan
berbagai fasilitas pendidikan lainnya tidak akan berarti tanpa adanya suatu proses belajar yang direncanakan untuk mencapai tujuan pendidikan yang dibebankan
pencapaiannya oleh lembaga pendidikan Kampus. Semua instrumental input hanya berarti sepanjang menunjang terlaksananya
proses belajar yang relevan dan berkualitas. Proses belajar yang berkualitas dan relevan tidak dapat terjadi dengan sendirinya, melainkan perlu direncanakan dan
terprogram. Dimensi pertama dari sistem kurikulum adalah tujuan pendidikan yang
dibebankan pencapaiannya kepada pendidikan Kampus. Ditekankan di sini bahwa istilah yang dibebankan pencapaiannya kepada Kampus mengingat bahwa
Kampus perlu dibatasi tanggung jawabnya dan bahwa ada lembaga pendidikan lainnya yang lebih efektif dalam mencapai suatu tujuan pendidikan.
Oleh karena itu, pada tingkatan proses pemilihan tujuan pendidikan dan penetapan tujuan-tujuan pendidikan Kampus, perlu dilakukan secara sistematis.
Kalau tidak demikian dapat terjadi tujuan-tujuan pendidikan yang ditetapkan bukan tujuan yang paling tepat dicapai melalui pendidikan Kampus, melainkan
melalui lembaga pendidikan lainnya. Di dalam praktiknya, kurikulum yang merupakan unsur yang esensial strategis
dari sistem pendidikan Kampus itu dilaksanakan dalam waktu yang sangat terbatas. Kurang dari 20 dari keseluruhan waktu hidup mahasiswa dalam satu
minggunya berada dalam situasi pendidikan Kampus. Oleh karena itu, bila waktu yang terbatas ini tidak dimanfaatkan secara optimal maka yang akan terjadi adalah
potensi yang dimiliki Kampus tidak dapat dimanfaatkan secara optimal. Dalam kerangka pemikiran ini maka materi pendidikan yang akan disajikan
perlu dipilih dari lingkup yang paling esensial dan paling ampuh sebagai objek belajar untuk mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan.
Materi kurikulum yang dapat dipilih pun tidak dengan sendirinya dapat diciptakan suatu proses belajar yang bermutu tanpa disajikan dalam kerangka
strategi belajar-mengajar yang memadai. Tujuan yang ditetapkan, materi belajar yang dipilih, dan strategi belajar yang
direncanakan belum dapat secara optimal mencapai tujuan tanpa ditunjang oleh suatu sistem evaluasi dan sistem adminitrasi kurikulum yang tepat guna.
Semua dimensi yang dikemukakan di atas, yaitu tujuan pendidikan, materi pembelajaran, strategi belajar-mengajar, sistem evaluasi dan sistem administrasi
pelaksanan kurikulum, adalah bagian-bagian terpadu dari sistem kurikulum. Penulis memandang bahwa kurang efektifnya sistem pendidikan sebagai yang
terbukti dari berbagai hasil penelitian, diperkirakan disebabkan oleh tidak ditanganinya keseluruhan sistem kurikulum tersebut secara sistematik, baik dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaiannya.
7