Macam-Macam Respon Respon 1. Pengertian Respon

2. Tipe auditif, artinya orang itu dapat mengingat dengan baik sekali bagi apa yang telah didengarnya. 3. Tipe motorik, artinya orang itu mempunyai ingatan yang baik sekali bagi apa yang telah dirasakan geraknya. 4. Tipe taktil, artinya orang itu mempunyai ingatan yang baik buat segala yang pernah dirabanya. 5. Tipe campuran, artinya kekuatan tiap-tiap indera sama saja, dan mempunyai ingatan yang sama kuatnya buat segala yang telah pernah siinderanya. 19 Dalam hal ini kaitannya dalam komunikasi massa adalah bahwa setiap indivdu khalayak setelah mengamati apa yang disampaikan atau diberikan oleh media, dapat melakukan proses tanggapan atau suatu respon dengan berbagai macam bentuk tidak selalu sama tergantung bagaimana setiap individu atau khalayak mempunyai keunggulan pada setiap tipe tersebut baik melalui indera, menurut terjadinya, atau menurut lingkungannya. Ada beberapa bentuk respon atau kesan yang timbul dalam perasaan penonton setelah melihat suatu acara televisi antara lain : 1. Respon Kognitif, adalah respon yang akibat timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Melalui media massa, manusia memperoleh informasi tentang benda, orang, atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsung. Dan realitas yang ditampilkan oleh media adalah realitas yang sudah diseleksi. Karena media massa melaporkan dunia nyata secara selektif, maka sudah tentu media massa 19 Agus Sujanto, Psikologi Umum, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 1991, h. 31-34 akan mempengaruhi pembentukan citra tentang lingkungan sosial yang timpang, bias dan tidak cermat. Oleh karena itu, muncullah apa yang disebut stereotip, yaitu gambaran umum tentang individu, kelompok, profesi atau masyarakat yang tidak berubah-ubah. 2. Respon Afektif, respon ini kadarnya lebih tinggi dari pada respon kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya. Contohnya adalah setelah mendengar atau membaca berita tentang kasus Babe . Kasus Babe adalah kasus kejahatan yang paling mengerikan di Indonesia kasus ini adalah kasus pembunuhan disertai mutilasi yang dilakukan oleh Baekuni alias Babe , dan anak jalananlah yang menjadi target utama dalam aksinya karena pada dasarnya Babe di indikasikan kelainan jiwa, paedofil, homoseks, mengalami kekerasan masa kecil yang dihina sebagai anak bodoh, dia cenderung memilih anak jalanan karena memang paling mudah. Jika melihat kasus tersebut maka akan muncul perasaan sebal, jengkel marah, atau senang pada diri khalayak terhadap Babe . 3. Respons Behavioral, merupakan respon akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Adegan kekerasan dalam televisi atau film akan menyebabkan orang menjadi beringas. Siaran kesejahteraan keluarga yang banyak disiarkan dalam televisi menyebabkan para ibu rumah tangga memiliki keterampilan baru. Pernyataan-pernyataan ini coba mengungkapkan tentang efek komunikasi massa pada perilaku, tindakan dan gerakan khalayak yang tampak dalam kehidupan mereka sehari-hari. 20 Adapun berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Steven M. Chaffe respon dapat dibagi menjadi tiga yaitu : a. Kognitif, yaitu respon yang berkaitan erat dengan pengetahuan keterampilan dan informasi seseorang mengenai sesuatu. Respon ini timbul apabila adanya perubahaan terhadap yang dipahami oleh khalyak. b. Afektif, yaitu respon yang berhubungan dengan emosi, sikap dan menilai seseorang terhadap sesuatu. c. Konatif, yaitu respon yang berhubungan dengan perilaku nyata yang meliputi tindakan atau kebiasaan. 21 Jadi antara respon, tanggapan, jawaban dapat muncul disebabkan oleh adanya suatu gejala atau peristiwa yang mendahuluinya.

3. Faktor-Faktor Terbentuknya Respon

Tanggapan yang dilakukan seseorang dapat terjadi kalau terpenuhi faktor penyebabnya. Hal ini perlu diketahui supaya individu yang bersangkutan dapat menanggapi dengan baik, pada proses awalnya individu mengadakan tanggapan tidak hanya dari stimulus yang ditimbulkan oleh keadaan sekitar. Tidak semua stimulus itu mendapat respon individu, sebab individu melakukan terhadap stimulus yang ada persesuian yang menarik dirinya. Demikian akan ditanggapi oleh individu selain tergantung pada stimulus juga bergantung pada individu itu 20 Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala dan Siti Karlinah, Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi, Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2007, h. 52-57 21 Jalaluddin Rachmat, Psikologi Komunikasi, 1992, Cet ke-3, h. 64 sendiri. Dengan kata lain, stimulus akan mendapatkan pemilihan dan individu akan bergantung pada dua faktor yaitu : a. Faktor Internal, yaitu faktor yang ada dalam diri individu manusia itu sendiri terdiri dari dua unsur, yaitu jasmani dan rohani, maka seseorang yang mengadakan tenggapan terhadap seuatu stimulus tetap dipengaruhi oleh eksistensi kedua unsur tersebut. Apabila terganggu pada satu unsur saja, maka melahirkan hasil tangga intensitasnya pada individu yang melakukan tanggpan. Unsur jasmani atau fisiologis meliputi keberadaan, keutuhan dan cara kerjanya alat indera, urat syaraf dan bagian-bagiannya tertuju pada otak. Unsur rohani dan fisiologis meliputi keberadaan perasaan, akal, fantasi, pandangan jiwa, mental, pikiran dan motivasi. b. Faktor Eksternal, yaitu faktor yang ada diluar lingkungan. Faktor ini intensitas dan jenis pada rangsangan atau orang menyebutnya dengan faktor stimulus. Menurut Bimo Walgito menyatakan bahwa faktor psikis berhubungan dengan objek yang menimbulkan stimulus alat indera. 22 Seseorang yang melakukan tanggapan suatu waktu menerima bersama stimulus supaya stimulus dapat disadari oleh individu, stimulus harus cukup kuat, apabila stimulus harus cukup kuat, apabila stimulus tidak akan ditanggapi atau disadari oleh individu yang bersangkutan dengan demikian ada batas kekuatan 22 Elizabeth, B. Hurloch, Psikologi Perkembangan, Jakarta : Erlangga, 1991, h. 185 yang minimal dari stimulus. Batas kekuatan stimulus dapat menimbulkan kesadaran pada individu yang biasa disebut ambang absolut. 23 Namun disamping itu juga ada faktor-faktor yang mempengaruhi emosional pesan media massa. Faktor-faktor tersebut antara lain, suasana emosional, skema kognitif, suasana terpaan, predisposisi individual dan identifikasi khalayak dengan tokoh dalam media massa, dan dapat diuraikan dalam penjelasan berikut ini :

1. Suasana Emosional, dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa respons

kita terhadap sebuah film, sinetron televisi atau sebuah novel akan dipengaruhi oleh suasana emosional kita. Film sedih akan sangat mengharukan apabila kita menontonnya dalam keadaan sedang mengalami kekecewaan. Adegan-adegan lucu akan menyebabkan kita tertawa tebahak bila kita menontonnya dalam keadaan senang.

2. Skema Kognitif, skema kognitf merupakan naskah yang ada dalam pikiran

kita yang menjelaskan alur peristiwa. Kita tahu bahwa dalam sebuah film laga, sang jagoan pada akhirnya akan menang. Karena itu kita tidak terlalu cemas ketika sang pahlawan jatuh dari jurang. Kita menduga pasti akan ada pertolongan juga. 3. Suasana Terpaan Setting of Exposure, dewasa ini penayangan film dan sinteron hantu, jin, setan atau film-film yang bertema misteri makin marak di televisi. Hal itu membuat kita berpikir bahwa kehidupan makhluk itu adalah sebagaimana yang kita lihat dalam film atau sinetron tersebut. Kita akan merasa takut atau ketakutan ketika menyaksikan film horor jika kita 23 Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala dan Siti Karlinah, Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi, Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2007, h. 52-57