Ajaran-Ajaran Ahli Sunnah Wal-Jama’ah

F. Ajaran-Ajaran Ahli Sunnah Wal-Jama’ah

Ajaran-ajaran Al-Asy’ari dapat di ketahui dari buku-buku yang ditulisnya, terutama dari kitab al- luma’fi al-Rad ‘ala Ahl al-Ziagh wa al-Bida’dan al- Ibanah’an Usul al-Dianah di samping buku-buku yang ditulis oleh para pengikutnya. Diantara ajarannya : a. Mustahil kata al-Asy’ari Tuhan mengetahui dengan zat-Nya, karena dengan demikian zat- Nya adalah pengetahuan dan Tuhan sendiri adalah pengetahuan. Tuhan bukan pengetahuan ‘Ilm tetapi yang mengetahui ‘Alim. Tuhan mengetahui dengan pengetahuan dan pengetahuan-Nya bukanlah zat- Nya. Demikian pula dengan sifat-sifat seperti sifat hidup, berkuasa, mendengar dan melihat. b. Sifat Tuhan, Menurut ajaran Asy’ariyah. Tuhan mempunyai sifat-sifat sebagaimana disebutkan di dalam Al-Quran, seperti Allah mengetahui dengan ‘Ilmu, berkuasa dengan Qudrat, hidup dengan Hayah dan seterusnya. Sifat- sifat tersebut adalah azali. Sifat-sifat itu bukanlah Zat Tuhan bukan pulaat- Nya. 32 c. Al-Qur’an, berlainan pula dengan pendapat al-Mu’tazilah, bagi al-Asy’ari tidaklah diciptakan sebab kalau ia diciptakan, maka sesuai dengan ayat : Untuk penciptaan itu perlu kata kun, dan untuk terciptanya kun ini perlu pula kata kun yang lain; begitulah seterusnya sehingga terdapat rentetan kata- 32 Muhammad Ahmad, Tauhid Ilmu Kalam ; CV. Pustaka Setia, Bandung,hal. 77 kata kun yang tak berkesudahan. Dan ini tak mungkin. Oleh karena itu Al- Qur’an tak mungkin diciptakan. d. Tuhan dapat dilihat di akhirat, demikian pendapat al-asy’ari. Di antara alasan- alasan yang dikemukakannya, ialah bahwa sifat-sifat yang tak dapat di berikan kepada Tuhan hanyalah sifat-sifat yang akan membawa kepada arti diciptakannya Tuhan. Sifat dapatnya Tuhan dilihat tidak membawa kepada hal ini; karena apa yang dapat dilihat tidak mesti mengandung arti bahwa ia mesti bersifat diciptakan. Dengan demikian kalau dikatakan Tuhan dapat dilihat, itu tidak mesti berarti bahwa Tuhan harus bersifat diciptakan. e. Perbuatan-perbuatan manusia, bagi al-asy’ari, bukanlah di wujudkan oleh manusia sendiri, sebagai pendapat Mu’tazilah, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Perbuatan kufr adalah buruk, tetapi orang kafir ingin supaya perbuatan kufr itu sebenarnya bersifat baik. Apa yang dikehendaki orang kafir ini tak dapat di wujudkannya. Perbuatan iman bersifat baik, tetapi berat dan sulit. Orang mukmin ingin supaya perbuatan iman itu janganlah berat dan sulit, tetapi apa yang dikehendakinya itu tak dapat diwujudkannya. Dengan demikian yang mewujudkan perbuatan kufr bersifat baik, tetapi Tuhan yang mewujudkannya dan Tuhan memang berkehendak supaya kufr bersifat buruk. 33 f. Pelaku Dosa Besar Menurut Asy’ari, seorang muslim yang melakukan perbuatan dosa besar dan meninggal dunia sebelum sempat bertobat, tetap 33 Harun Nasution, TEOLOGI ISLAM, Aliran-Aliran Sejarah Analisa Perbandingan; Universitas Indonesia., jakarta. 2002.hal.69-71 dihukumi mukmin, tidak kafir, tidak pula berada diantara mukmin dan kafir, dan di akhirat ada beberapa kemungkinan : Ia mendapat ampunan dari Allah SWT dengan rahmat-Nya sehingga pelaku dosa besar tersebut memasukannya ke dalam surga. Dan Ia mendapat Syafa’at dari Nabi Muhammad SAW, sebagaimana sabdanya, Artinya : Syafa’at adalah untuk umatku yang melakukan dosa besar”. Dan Allah memberikan hukuman kepadanya dengan dimasukkan ke dalam siksa neraka sesuai dengan dosa besar yang dilakukannya, kemudian dia memasukannya ke surga. 34 g. Asy’ari berpendapat bahwa Allah menciptakan ketidak adilan kedzoliman karena dia menciptakan keadilan, akan tetapi dalan suatu pertemuan antara seorang manusia dengan seorang lainnya, manusia mungkin saja melakukannya pada dirinya sendiri. Dalam kitab al-luma, ia memberikan suatu jawaban langsung terhadap suatu pertannyaan yang diajukan kepadanya oleh teman bicaranya mu’tazilah: tidakkah Allah telah menciptakan kedzoliman terhadap semua makhluk?. Maka jawab Asy’ari” dia menciptakannya karena kedzoliman mereka, bukan karena kedzolimannya.dalam maksud pertanyaan lain, dengan maksud apakah Allah menciptakan kedzoliman, yang tidakkah dirinya sendiri yang menjadi tidak adil. Jawaban Asy’ari: “seseorang yang tidak adil itu bukan tidak adil sebab ia menjadikan kedzoliaman karena yang lain dan bukan karena kedzolimannya. Jika ia tidak adil karena alasan ini, tak satu pun makhluk yang menjadi tidak adil. Karena itu, seseorang yang tidak 34 Ibid, Muhammad Ahmad Drs,H., Tauhid Ilmu Kalam. Hal 180 adil itu bukan tidak adil sebab ia menjadi kezaliman karena kezaliman yang lain, Allah itu adil sebab Dia menjadikan kezaliman karena kezaliman yang lain dan bukan karena kezaliman-Nya. 35 h. Ahli sunnah wal-jamaah mengajar dalam rukun Islam yatu sahadat, sholat, puasa, zakat, dan haji merupakan wajib. Dalam sholat wajib sebagaimana dijelaskan dalam al-qur’an : dalam surat al-baqarah ayat 43: ☺ ⌧ ⌧ . ةرﺎ ﻟا 2 : 43 Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukulah beserta orang- orang yang ruku. Dalam kaidah Ushul fiqih dikatakan bahwa pada dasarnya setiap pemerintah itu mengandung hukum wajib. Dan dalam Al-quran menjelaskan janji baik yang di berikan Allah kepada orang-orang yang mendirikan sholat. Umpamanya firman Allah dalam al-Baqarah ayat 3 sampai 5 : ☺ . ةرﺎ ﻟا 2 : 3 - 5 35 Majid Khadduri, TEOLOGI KEADILAN PERSPEKTIF ISLAM, Risalah Gusti, Surabaya.1999.hal.84-85 yaitu mereka yang beriman[ kepada yang ghaib ]yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.4. dan mereka yang beriman kepada kitab Al Quran yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu serta mereka yakin akan adanya kehidupan akhirat. 5. mereka Itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung[ 36 Dalam Zakat adalah wajib salah satu ibadah pokok dan termasuk salah satu rukun Islam. Dasar wajibnya. Sebagaimana firman Allah dalam surat al- baqarah ayat 43: ☺ ⌧ ⌧ . ةرﺎ ﻟا 2 : 43 Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukulah beserta orang- orang yang ruku Dan dalam surat Fussilat ayat 7 : ⌧ . ة ﺼ ﻟا 41 : 7 orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka kafir akan adanya kehidupan akhirat. Adapun harta yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah sebagai berikut : Binatang ternak, barang tambang berupa emas dan perak, biji-bijian dan buah- 36 Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqih ; Kencana,Jakarta,2003.hal.21 buahan hasil tanaman,Hasil perniagaan dan barang temuan. 37 Pendapat ini disetujui Abu Hanifah dan Ahmad. Kata malik ; wajib zakat apabila Nishab pertama pada unta 5 ekor. Dikeluarkan seekor kambing. Pada 10 ekor unta, 2 ekor kambing. pada 15 ekor unta, 3 ekor kambing, pada 20 ekor unta, 4 ekor kambing. 38 Dalil wajib puasa sebagaimana dijelaskan dalam Al-qur’an pada surat al- baqarah ayat 185 Allah berfirman : ☺ ☺ . ةرﺎ ﻟا 2 : 185 “Beberapa hari yang ditentukan itu ialah bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan permulaan Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang hak dan yang bathil. karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir di negeri tempat tinggalnya di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.....” Dan juga dalam surat al- baqarah ayat 183 Allah menyebutkan : ☺⌧ 37 Slamet, Fiqih Ibadah untuk IAIN,STAIN DAN P TAIS : CV Pustaka Setia, Bandung, 1998.hal.199 38 Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Hukum-Hukum Fiqih Islam : PT Pustaka Rizki Putra, Semarang,2001.hal.126 . ةرﺎ ﻟا 2 : 183 Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, 39 Ahli sunnah telah sepakat bahwa wajib puasa bagi kaum wanita dan Pria yang telah dewasa, namun perbedaan menggenai orang sudah lanjut usia dari Fit’ahnya.Dalil wajib haji sebagaiman dijelaskan dalam Al-qur’an, dalam surat al-Baqarah ayat 196 : ☺ . ةرﺎ ﻟا 2 : 196 Sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah.. Dan juga disebutkan dalam surat Ali Imran 97: ⌧ . ﺁ ناﺮ ﻋ ل 3 : 97 Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, di antaranya maqam Ibrahim; Barangsiapa memasukinya Baitullah itu menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu bagi orang yang sanggup Mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari kewajiban haji, Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya tidak memerlukan sesuatu dari semesta alam. 39 Rahman Ritonga, M.A.,Fiqih Ibadah,:GayaMeDia Pratama,Jakarta, 1997.hal.152 Sedang Keputusan Muktamar Nahdlatul Ulama Ke di Surabaya pada tanggal 13 Rabiuts Tsani 1345 H.21 Oktober1926 M. Menyebutkan bahwa wajib bagi Ummat Islam Mengikuti salah satu dari empat mazhab. 40 40 Sahal Mahfudh, Solusi Problematika Aktual Hukum Islam : Lembaga Studi dan Pengembangan, Surabaya.1999M.hal.2 BAB IV ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ALIRAN AHMADIYAH DENGAN AHLUS SUNNAH WAL-JAMA’AH ; KEYAKINAN DAN FIQIH

A. Dalam Teologi Keyakinan Masalah Rukun Iman