Ajaran-ajaran Ahmadiyah Perbandingan aliran Ahmadiyah dengan ahli sunnah wal-jama'ah dari segi teologi dan fiqh : studi kasus komunitas ahmadiyah di masjid al-hidayah kebayoran lama

C. Ajaran-ajaran Ahmadiyah

Ajaran-ajaran Ahmadiyah sengat banyak dan berbeda dengan aliran lain terutama aliran Ahli Sunnah Wal-Jamaah, Diantaranya: a. Pemikiran Mirza terhadap dalil ini berkisar seputar dua pion yang sederhana. Pertama, pemikiran mengenai”tanasukh” inkarnasi setelah ia memberikan pernik baru. Dia misalnya mengaku bahwa sebenarnya dia-lah Muhammad itu atau Nabi Muhammad SAW. Telah dipersiapkan kembali untuk menyatu di dalam diri Mirza Ghulam Ahmad. Apabila Muhammad SAW telah dipersiapkan kembali untuk menjadi seorang nabi, tentu hal ini tidak menafikan tertutupnya pintu kenabian. Sebab Muhammad telah menutup pintu kenabian pada saat menjadi nabi untuk pertama kalinya di tengah-tengah masyarakat Qadian di India. Jadi, di sana tidak terdapat dua sosok, melainkan hanya satu sosok saja yang telah menutup pintu kenabian. Kedua. Pemikiran yang dijadikan pijak, oleh Mirza adalah bahwa makna Muhammad sebagai penutup para nabi adalah ia telah diberikan syarat- syarat dan karakteristik sebagai nabi penutup. Dengan demikian hanya beliau pula yang berhak memberikan syarat karakteristik itu kepada umatnya yang dikehendakinya. Barang siapa yang diberikan kenabian secara abstrak oleh beliau, orang itu pun menjadi seorang nabi tanpa menyalahi akidah tentang nabi akhir zaman. Ini apabila kita telah memahami prinsip nabi penutup dalam artian bahwa beliau memiliki syarat dan karakteristik nabi penutup, lalu syarat dan kritik itu diberikan kepada salah seorang umatnya yang kehendaki. 11 b. Mirza Ghulam Ahmad mengaku dirinya sebagai Nabi dan Rasul, Hal ini dapat dilihat dalam karya-karyanya yang tulis diberbagi media massa. Diantaranya adalah : Mirza Ghulam Ahmad dalam Daafi’ Al-Bala’ : نﺎ دﺎ ﻟﻮ ر رأ يﺬﻟا ﺤﻟا ﻟ اﻮه “Dan Dia-lah Tuhan yang haq yang telah mengutus rasul-Nya di Qodiyan ” Mirza Ghulam Ahmad dalam Haqiqat Al-Wahyi : ﺎ ﻰ ﱠﺎ و ﻰ رأ أ ﺪ ﻰ ىﺬﻟاو “Demi diriku yang ada di tangan-Nya, sesungguhnya Dia telah mengutusku dan menyebutku sebagai Nabi ” Haqiqatul-Wahyi, Qodiyan, 1934,halaman 68. 12 Mirza Ghulam Ahmad dalam Nuzul Al-Masih : و لﻮ ر ﺎ ا , ﺔ ﺪ ﺤ ﻟا ةرﻮﺼ ﻟ ﺎآ سﺎﻜ ا ﺎﻬ ةأﺮ ﺔ ﺎﻜﻟا ﺔ ﻈﻟا رﺎ ﺘﻋ ﺎ ﻰ أ ىا ةﻮ ﻟاو ﺔ ﺪ ﺤ ﻟا “Saya adalah Nabi dan Rasul, artinya saya bayangan yang sempurna, sebagaimana kaca yang menampakan gambaran yang sempurna, dari Muhammad dan kenabian Muhamma d”. MUI, 2007: 21 11 Hasil wawancara sama Tokoh Ahmadiyah Faeel Mujeeb pada tanggal 1 Maret, 2010 12 Mengawal Aqidah Ummat Fatwa MUI Tentang Aliran-Aliran Sesat Di Indonesia, Sekretariat MUI, Jakarta.1997.hal.24 Mirza Ghulam Ahmad dalam koran Akhbar ‘Am tanggal 26 Mei 1908 : Hampir semua tulisan karya Mirza Ghulam Ahmad di penuhi oleh pengakuan-pengakuannya sebagai al-Mahdi,al-Masih dan Nabi. 13 Ada perbedaan ayat antara Ahmadiyah dengan Rosam Usmani Sebagian kecil buktiI Mirza Ghulam Ahmad dengan Ahmadiyahnya Telah berbeda ayat dan jumlahnya Al-qur’an dalam Tadzkirah milik Ahmadiyah 1.Q.S.Yasin 36: ayat 1 – 3 Semulanya :  ☺ ☺ Di halaman 658 - 659 berubah menjadi ☺ ☺ Telah hilang ayat yang sangat penting yaitu Risalah ini merupakan bagai suntikan samawi yang dipersiapkan bagi jemaatku berkaitan dengan wabah taun. 14 c. Menurut Keyakinan Ahmadiyah orang yang di beri Nama Isa Ibnu Maryam di masa sekarang adalah Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad a.s., untuk 13 Ibid MUI Sekteriat 2000. Hal 78 14 Dekumen MUI Bogor dan hasil penelitian pada tanggal 22 Januari 2010 memperkuatkan Argumentasinya adalah dengan menggunakan Dalilnya, diantaranya 15 d. Mirza Ghulam Ahmad as, sebagai Khalifatullah.Sesuai dengan surat An-Nur ayat 56, pada zaman sekarang ini hanya Hadrat Mirza Ghulam Ahmad as, berserta Jemaat beliau yang percaya bahwa dalam agama sistem khilafa masih terus berjalan hingga kini. Pada zaman sekarang hanya Hadrat Mirza Ghulam Ahmad as, yang menda’wakan diri sebagai Isa Al-Masih dan Imam Mahdi telah memperoleh wahyu dari Allah SWT. Seperti tertera berikut ini sampai 13 kali banyaknya. مدا ﺖ ﺨ ﺨﺘ ا نا تدرا Artinya ; aku telah beriradah untuk menegakkan khalifah-ku pada zaman ini, maka aku ciptakan Adam .Tadzkirah, Al-Syirkatul Islaminyah, 1969,hal.665. 16 e. Tidak Bermakmum Di Belakang Non Ahmadiyah Karena Ahmadiyah menggap yang tidak percaya pada Mirza Ghulam Ahmad adalah Kafir dan tidak sah Sholot di belakang orang Non Ahmadiyah. Sebagaimana kata Hadrat Masih Mau’ud as. Bersabda : ’’ Orang-orang yang tergesa-gesa berburuk sangka terhadap Jemaat ini berarti tidak mengindahkan Allah. Sesuai dengan 15 Abdul Razak, Kami Meyakini Turunan Imam Mahdi Dan Nabi Isa a.s Sebagai Bukti Kesetian Kepada Islam dan Nabi Muhammad s.aw : Jemaat Ahmadiyah Indonesia,Parung.2007.hal.20 16 Ahmad Cheema, Sy,Khalifat Telah Berdiri,; Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Parung.2007.hal.3-4 Firman Allah : “Allah Ta’ala hanya menerima sholat dari orang-orang yang Muttaqin’’ 17 f. Mirza Ghulam Ahmad, sabagai pembaharuan dalam Islam. Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang artinya ; Abu Hurairah ra. meriwayatkan. Rasulullah SWT : Bersabda sesungguhnya Allah Swt. akan tahun seorang Mujaddid pembaharu yang akan memperbaiki agamanya” Abu Daud dan Misykat hal.36 Sesuai dengan hadist ini, berdasarkan petunjuk-petunjuk dari Allah SWT. Hadrat Mirza Ghulam Ahmad as,Imam Mahdi dan Masih Mauud telah menda’wakan diri sebagai mujaddid pada akhir abad ke-13 untuk ribuan terakhir masa dunia ini. 18 Ahmadiyah ada kitab lain selain a-quran yaitu Kitab Tadzkirah yang merupakan kumpulan wahyu-wahyu yang di dapatkan oleh Mirza Ghulam Ahmad. 19 g. Orang Ahmadiyah mempunyai perhitungan tanggal, bulan dan tahun sendiri. Nama-nama bulan Ahmadiyah adalah 1. Suluh, 2.Tabligh, 3.Aman, 4.Syahadah, 5.Hijrah, 6.Ihsan, 7.Wafa, 8.Zuhur, 9.Tabuk, 10.Ikha, 11.Nubuwah, dan bulan 12. Fatah. Dan tahun Ahmadiyah saat penelitian ini dibuat 1994M1414H adalah tahun 1373 HS. Kewajiban menggunakan 17 . Abdul Razak, Memahami Alasan Tidak Bermakmum Di Belakang Non Ahmadiyah: Jemaat Ahmadiyah Indonesia,Parung.2007.hal.6-7 18 Ahmad Cheema, Sy,Khalifat Telah Berdiri,; Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Parung.2007.hal.7-8 19 Abdul Basit, Klarifikasi Atas Tela’ah Kitab Tadzkiroh,hal.5-8 tanggal, bulan dan tahun Ahmadiyah tersendiri tersebut di atas adalah pemerintah khalifah Ahmadiyah yang kedua yaitu Basyiruddin Mahmud Ahmad. 20 h. Tadzkirah : Wahyu dan Alquran Menurut Jemaaat Ahmadiyah bahwa Mirza Ghulam Ahmad berpegang teguh pada Alqur’an suci 30 juz dan sunnah Rasulullah SAW PB JAI, 1984 : 17, Kitab Syari’at Mirza Ghulam Ahmad adalah kitab Syari’at Nabi Muhammad SAW, yaitu Al-qur’an suci berisi 114 surat dan terbagi 30 juz. Ahmadiyah tidak mempunyai Kitab lain selain Al-Qur’anul Hakim Syafi R. Batuah, 1980 :9 . Namun, selain wahyu yang telah dibukukan Al-Qur’an juga diakui masih banyak turun wahyu kepada Mirza Ghulam Ahmad; yang kemudian dituliskan dalam berbagai buku karyanya yang berjumlah lebih dari 86 buku dalam Bahasa Urdu, Arab dan Persi PB JAI, 1984 : 17 24. Tuhan menghubungi manusia dengan perantaraan wahyu. Hubungan itu bermacam-macam menurut keasaan dan menurut si penerimanya. Dari semua hubungan yang suci itu yang paling sempurna, yang paling melingkupi ialah Al-Qur’an Suci. Menurut Ahmadiyah bahwa Al-Qur’an Suci telah ditaqdirkan untuk ada selama-lamanya dan tidak dapat diungguli oleh wahyu-wahyu terdahulu dan sesudahnya PB JAI, 1984 : 28. 21 20 Hartono Ahmad Jaiz, Aliran dan Paham Sesat ; Buku Islam Utama,Jakarat, 2009.61 21 Amin Djamuluddin, Ahmadiyah dan pembajakan Al-Qur’an : Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam, Cet. Ke 5, Jakarta 2005. hal 209

D. Maksud Ahlus Sunnah Wal-Jama’ah