Kebijakan Pemerintah terhadap keberadaan Jamaah Ahmadiyah Indonesia

cabang-cabang; Sukabumi, Malang, Madiun, Bandung, Jakarta, cirebon, Wonosobo, dan Magelang. Nama pergerakan ini telah beberapa kali mengalami perubahan yaitu, pada zaman koloial Belanda bernama “Gerakan Ahmadiyah Indonesia” Centrum Lahore”. Pada zaman kemerdekaan sampai tahun 1973 bernama “Gerakan Ahmadiyah Lahore Aliran Lahore”. Sejak tahun 1975-1974 bernama “Gerakan Ahmadiyah Lahore Indonesia” dan sejak 1994 sampai sekarang bernama “Gerakan Ahmadiyah Indonesia” disingkat GAI. Alamat GAI mula-mula di jalan A.M Sangaji Jetis Pasiraman rumah Bapak Djojosugito, lalu pindah ke Jl. Suroto No.2, di rumah Bapak Bachrum, dan sekarang di Jl. Kemuning No.14 sebelumnya Jl. Kemuning No.1, semuanya di kota yogyakarta. 42

D. Kebijakan Pemerintah terhadap keberadaan Jamaah Ahmadiyah Indonesia

MUI mendesak Pemerintah membubarkan secara resmi ajaran Ahmadiyah di Indonesia. Desakan tersebut disampaikan MUI dengan cara menyerahkan fatwa sesat Ahmadiyah ke Kejaksaan Agung, Jum’at 281207. “Jaksa Agung pernah mengatakan belum pernah menerima fatwa sesat Ahmadiyah dari MUI, jadi hari ini kami serahkan fatwa itu,” kata ketua MUI KH. Kholil Ridwan di gedung kejakgung. 43 42 Amin Djamaluddin, Ahmadiyah dan Pembajakan Al-Qur’an, h. 198-199 43 Amin djamaluddin, Sejarah Kelam Perjalanan Hidup Sang Pendeta Agama, Penghianatan Negara Mirza Ghulam Ahmad Qadiyani dan Fakta Penghinaan Ahmadiyah Terhadap Agama. Jakarta LPPI, 2009. Cet ke-1. h. 189 Di antara pernyataan dan argumentasi MUI yang memutuskan Ahmadiyah sesat dan berada di luar Islam adalah seperti yang disampaikan oleh Ketua Majlis Ulama Indonesia MUI KH. Kholil Ridwan : 1. Masalah Ahmadiyah sudah sangat lama menjadi duri dalam daging dalam tubuh umat islam. Salah satu criteria aliran sesat yang ditetapkan MUI dalam Rakernas bulan November 2007 uang lalu ialah, mengingkari Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir. Dengan criteria ini, maka Ahmadiyah secara otomatis masuk kategori aliran sesat, sebab mengimani Mirza Ghulam Ahmad sebagai Nabi. 2. Fatwa MUI tentang Ahmadiyah tahun 2005, menjadikan keputusan Majma’ al-Fiqih al-Islami Organisasi Konferensi Islam OKI, yang diputuskan tahun 1985 . oleh sebab itu, Menteri Agama Maftuh Basuni pernah menyarankan agar Ahmadiyah membuat agama baru, di luar Islam. Kalau MUI memfatwakan sesat terhadap Ahmadiyah, sebenarnya MUI sekedar menjalankan tugas dalam melindungi umat dari ajaran luar Islam yang akan merusak Islam. Tidak ada hubungannya dengan Hak Asasi Manusia HAM. MUI sama sekali tidak memasung siapapun untuk memeluk agama apapun, kebebasan beragama adalah hak asasi setiap manusia, “Lakum dinukum waliyadin,” bagimu agamu dan bagiku agamaku. Jangan menanam alang-alang di kebun keluarga, tanamlah di lahan kosong yang masih sangat luas. Kebebasan memeluk agama bukan kebebasan merusak agama. 44 Dalam penjelasan Pengurus Besar Jemaat Ahmadiyah Indonesia PB JAI tentang pokok-pokok keyakinan dan kemasyarakatan warga Jamaah Ahmadiyah Indonesia tercantum 12 butir pernyataan : 1. Kami warga Jamaah Ahmadiyah sejak semula meyakini dan mengucapkan dua kalimah syahadat sebagaimana yang diajarkan oleh Yang Mulia Nabi Muhammad SAW, yaitu Asyhaduanlaailaaha illallahu wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullaj, artinya : aku bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa sesungguhnya Muhammad adalah Rasulullah. 2. Sejak semula kami warga jamaah Ahmadiyah meyakini bahwa Muhammad Rasulullah adalah Khataman Nabiyyin Nabi penutup. 3. Di antara keyakinan kami bahwa Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad adalah seorang guru, mursyid., pembawa berita dan peringatan serta pengemban mubasysyirat., pendiri dan syiar Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. 4. Untuk memperjelas bahwa kata Rasulullah dalam 10 syaraat bai’at yang harus dibaca oleh setiap calon anggota jamaah Ahamadiyah 44 Kholil Ridwan. “Antara Islam dan Ahmadiyah” artikel dialses tanggal 10 Januari 2009 dari http: republika.co.idkolom detail.asp?id=319032kat id=16.sabtu, 10 Januari 2009. bahwa yang dimaksud adalah Nabi Muhammad SAW adalah sumber ajaran Islam yang kami pedomani. 5. Kami warga Ahmadiyah meyakini bahwa tidak ada wahyu syariat setelah Al-Qur’anul Karim yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an dan sunnah Nabi Muhammad SAW adalah sumber ajaran Islam yang kami pedomani. 6. Buku Tadzkirah bukanlah kitab suci Ahmadiyah, melainkan catatan pengalaman rohani Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad yang dikumpulkan dan dibukukan serta diberi nama Tadzkirah oleh pengikutnya pada 1935, yakni 27 tahun setelah beliau wafat 1908. 7. Kami warga Jamaah Ahmadiyah tidak pernah dan tidak akan mengafirkan orang Islam di luar Ahmadiyah, baik dengan kata maupun perbuatan. 8. Kami warga Jamaah Ahmadiyah tidak pernah dan tidak akan menyebut Masjid yang kami bangun dengan Masjid Ahmadiyah. 9. Kami menyatakan bahwa setiap masjid yang dibangun dan dikelola oleh Jamaah Ahmadiyah selalu terbuka untuk seluruh umat Islam dari golongan manapun. 10. Kami warga Jamaah Ahmadiyah sebagai muslim melakukan pencatatan perkawinan di Kantor Urusan Agama dan mendaftarkan perkara perceraian dan perkara lainnya berkenan dengan itu ke kantor Pengadilan Agama sesuai dengan perundang-undangan. 11. Kami warga Jamaah Ahmadiyah akan terus meningkatkan silaturahim dan bekerja sama dengan seluruh kelompokgolongan umat Islam dan masyarakat dalam perkhidmatan social kemasyarakatan untuk kemajuan Islam, Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI. 12. Dengan penjelasan ini, kami pengurus Besar Jemaat Ahmadiyah mengharapkan agar warga Jemaat Ahmadiyah khususnya dan umat Islam umumnya serta masyarakat Indonesia dapat memahaminya dengan Ukhuwah Islamiyah, serta persatuan dan kesatuan bangsa. 45 MUI menegaskan Ahmadiyah masih tetap dalam kesesatan. Ahmadiyah tidak mengubah sikap dan keyakinan awalnya dan memberikan keterangan yang tidak benar atau mengandung kebohongan. Untuk itu pemerintah diminta segera menyelesaikan kesesatan Ahmadiyah dengan keimanan yang benar dan masyarakat diminta untuk tenang dan tidak melakukan tindakan yang melanggar hukum. 46 Selusin butir penjelasan PB JAI telah diterbitkan. Bakorpakem sudah mengamininya. Tapi ketua komisi fatwa MUI KH. Ma’aruf Amin menanggapinya bak lagu lama: Engkau masih seperti yang dulu. Selusin butir itu, memang ibarat 45 Wawasan H. Purwanto, Menusuk Ahmadiyah, h. 85-87 46 M. Amin Djamaluddin, Sejarah Kelam Perjalanan Hidup Sang Pendusta Agama,, Penghianatan Negara Mirza Ghulam Ahmad Qadiyani dan Fakta Penghinaan Ahmadiyah Terhadap Agama , h. 192 lagu lama yang diaransemen baru. Apapun aramsemennya ya tetap itu-itu juga. “Ahmadiyah belum kembali ke jalan yang benar.” 47 Dengan 12 butir pernyataan itu, Badan Koordinasi Pengawasan Kepercayaan Masyarakat Bakorpakem yang terdiri atas Kejaksaan Agung, Polri, dan BIN memutuskan untuk tidak melarang aliran Ahmadiyah dan memberi kesempetan jemaah aliran tersebut untuk melakukan perbaikan. Saat itu Bakorpakem dapat memahami penjelasan tertulis Ahmadiyah dan akan terus memantau dan mengevaluasi. Oleh karena itu masyarakat diharapkan bisa memahami ‘itikad baik Jemaat Ahmadiyah dengan tidak melakukan tindakan anarkis. 48 Keputusan Bakorpakem itu terjadi pada bulan Februari 2008. namun pada April 2008 Bakorperkam memutuskan ajaran Ahmadiyah menyimpang dari pokok ajaran Islam yang di anut di Indonesia dan memperingatkan kepada pengikut ajaran Ahmadiyah untuk menghentikan seluruh aktifitas dari ajaran mereka. Bakorpakem merekomendasikan dibuatnya SKB 3 Menteri yakni Menteri Agama, Jaksa Agung, dan menteri Dalam Negeri terkait keputusan Bakorpakem tersebut, dan jika tidak dilaksanakan maka bakorpakem akan merekomendasikan agar ajaran Ahmadiyah dibubarkan. Keputusan itu berkaitan dengan tiga bulan kesempatan yang diberikan sekaligus berdasarkan pantauan terhadap Jamaah Ahmadiyah. Namun mereka 47 Ibid 48 Wawasan H. Purwanto, Menusuk Ahmadiyah, h. 89 tidak menaati kesempatan yang dibuat tanggal 14 Januari 2008 lalu. Dalam masa tersebut pengikut ajaran Ahmadiyah tetap tidak mengakui Nabi Muhammad SAW sebagai nabi penutup. Kondisi ini ole Bakorpakem dianggap telah menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. 49 Hingga pecan pertama bulan Juni 2008, surat keputusan bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Agama dan Jaksa Agung soal Ahmadiyah sudah dibahas dan tinggal dikeluarkan. Wakil Presiden Jusuf Kalla memberi jaminan, SKB mengenai Ahmadiyah yang akan dikeluarkan akan sejalan dengan undang-undang dan Undang-Undang Dasar 1945. Jaksa Agung Hendarman Supandji menyatakan, konsep SKB tentang Ahmadiyah sudah selesai. Ia berharap surat keputusan bersama itu dapat secepatnya diterbitkan. Menurut Hendarman, sesuai Undang- Undang Nomor 1 PNPS tahun 1965 tentang pencegahan penyalahgunaan dan penodaan agama. SKB itu berisi peringatan bagi Jemaat Ahmadiyah Indonesia. Sementara kelompok anti Ahmadiyah, seperti Ketua Majelis Ulama Idonesia Pusat Kholil Ridwan menginginkan Presiden mengeluarkan keputusan Presiden untuk membubarkan Ahmadiyah. Mengenai SKB pembubaran Ahmadiyah, pemerintah memang dalam posisi dilematis karena tak menjamin konflik di antara penentang dan pendukung Ahmadiyah sehingga mereka tak lagi berteriak unjuk rasa menuntut pembubaran. 49 Ibid, h. 91 Namun, keluarnya SKB juga dapat memancng reaksi penentangan dari kalangan uang selama ini mendukung Ahmadiyah dan menentang keluarnya SKB. 50 Dalam keputusan bersama itu, pemerintah memerintahkan kepada Jemaah Ahmadiyah Indonesia JAI untuk menghentikan syiar, yakni penyebaran, penafsiran, dan kegiatan yang menyimpang dari pokok-pokok ajaran agama Islam. “Penyebaran faham yang mengakui adanya nabi dengan segala ajarannya setelah Nabi Muhammad SAW,” kata Menag Muhamad Maftuh Basuni Menjelaskan SKB nomor 3 tahun 2008, KEP-033AIA62008 dan nomor 199 Tahun 2008. 51 50 Ibid, h. 158-159 51 M. Amin Djamaluddin, Sejarah Kelam Perjalanan Hidup Sang Pendusta Agama,, Penghianatan Negara Mirza Ghulam Ahmad Qadiyani dan Fakta Penghinaan Ahmadiyah Terhadap Agama , h. 197 BAB III SEKILAS TEORI ALIRAN AHMADIYAH DAN AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH

A. Maksud Aliran Ahmadiyah