Kendala-kendala Penerapan Sistem Jaminan Sosial Nasional di PT
110
yang akan dikelola oleh PT. Jamsostek dalam hal ini ada delapan golongan yang diatur dalam sistem jaminan sosial nasional.
a. Pekerja sektor formal Pegawai Negeri Sipil
b. Pekerja sektor formal pegawai swasta
c. Pekerja sektor informal
d. Pengangguran
e. Orang lanjut usia
f. Anak anak
g. Orang cacat
h. Orang fakir dan miskin
Dari kedelapan golongan warga Negara yang akan dijamin dalam sistem jaminan sosial nasional sektor pekerja mungkin tidak ada masalah berarti bagi PT
Jamsostek karena memang sudah berjalan dari sebelumnya tetapi bagi sektor yang baru atau perluasan cakupan jaminan sosial mulai dari pengangguran, orang
lanjut usia, anak-anak, orang cacat, orang fakir dan miskin yang memang dalam hal ini dapat di kategorikan sebagai kelompok orang yang kurang beruntung atau
dalam artian dalam hal ini juga tidak dapat memenuhi kebutuhan pokoknya apalagi untuk mengiur iuran jaminan sosial menurut amanat Undang Undang
Dasar dan Undang-Undang sistem jaminan sosial nasional adalah tanggumg jawab pemerintah. Berarti dana yang dipakai untuk iuran jaminan sosial
kelompok ini berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara, dalam hal ini
111
pemerintah masih terlihat enggan untuk melaksanakan amanat undang undang ini dengan alas an keterbatasan anggaran.
2. Harmonisasi Peraturan Perundangan dasar hukum sistem jaminan sosial
nasional Undang-undang No. 40 Tahun 2004 tentang sistem jaminan sosial
nasional sejak diundangkan tanggal 19 oktober 2004 hingga saat ini telah memasuki usia enam tahun.
Berdasarkan pasal 52 Undang-undang No. 40 Tahun 2004 tentang sistem jaminan sosial nasional, ada empat badan usaha milik Negara yang saat ini
menyelenggarakan jaminan sosial yakni PT. Jamsostek, PT. Taspen, PT. Askes, dan PT. Asabri yang seharusnya telah menyesuiakan diri dengan ketentuan dalam
undang-undang sistem jaminan sosial nasional tersebut. Selain itu Undang-undang No. 40 Tahun 2004 tentang sistem jaminan
sosial nasional juga mengamanatkan untuk dilakukan pembuatan sejumlah produk hukum sebagai pelaksanaannya yaitu
1 Undang-undang tentang badan penyelenggaraan jaminan sosial yang
saat ini rancangan undang-undang nya sedang digodok oleh dewan perwakilan rakyat bersama pemerintah.
2 Sebelas Peraturan Pemerintah tentang:
a Penerima bantuan iuran jaminan sosial
b Jaminan kecelakaan kerja
112
c Jaminan hari tua
d Jaminan pensiun
e Jaminan kematian
f Pengelolaan dana jaminan sosial
g Iuran program jaminan sosial bagi fakir miskin dan orang yang
tidak mampu h
Besarnya iuran jaminan kecelakaan kerja untuk peserta yang tidak menerima upah
i Pembayaran manfaat jaminan hari tua
j Besarnya manfaat jaminan kematian
k Pembentukan cadangan teknis oleh badan penyelenggara jaminan
sosial 3
Sepuluh Peraturan Presiden tentang a
Jaminan kesehatan b
Jaminan pensiun c
Susunan organisasi dan tata kerja dewan jaminan sosial nasional d
Tata cara pengangkatan, penggantian dan pemberhentian anggota dewan jaminan sosial nasional
e Pemberi kerja untuk mendaftarkan dirinya dan pekerjanya kepada
badan penyelenggara jaminan sosial f
Ketentuan mengenai pelayanan kesehatan dan iuran biaya
113
g Pemberian kompensasi oleh daerah yang belum tersedia fasilitas
kesehatan yang memenuhi syarat badan penyelenggara jaminan social
h Jenis jenis pelayanan yang tidak dijamin badan penyelenggara
jaminan sosial. i
Besarnya iuran jaminan kesehatan untuk peserta penerima upah. j
Tambahan iuran bagi pekerja yang memiliki anggota keluarga lebih dari lima orang.
4 Tiga peraturan perundang-undangan lainnya yaitu tentang
a Daftar dan harga tertinggi obat-obatan, serta bahan medis habis
pakai. b
Usia pension. c
Pemsiun orang tua, diterima orang tua ahli waris peserta lajang sampai batas tertentu.
Ternyata dalam perjalanannya selama enam tahun Undang-undang No. 40 Tahun 2004 tentang sistem jaminan sosial nasional baru ditindak
lanjuti oleh pemerintah dengan satu peraturan presiden, satu keputusan presiden, dan satu keputusan menteri yaitu
6
a. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 44 Tahun 2008
tentang susunan organisasi dan tata kerja, tata cara
6
Wawancara pribadi dengan bapak isnavodiar jatmiko dan bapak Yanto selaku Biro Perncanaan dan Pengembangan planning development bureau dan Divisi Operasi PT JAMSOSTEK pada 25 maret
2011
114
pengangkatan, penggantian dan pemberhentian Anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional.
b. Keputusan Presiden No. 110M Tahun 2008 tentang
pengangkatan Anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional. c.
Peraturan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat No. 36PERMENKOKESRAX2008 tentang organisasi dan
tata kerja sekretariat Dewan Jaminan Sosial Nasional. Dengan demikian yang telah dilaksanakan adalah pembentukan
Dewan Jaminan Sosial Nasional beserta sekretariatnya saja, sebagai pelaksanaan BAB IV tentang Dewan Jaminan Sosial Nasional, Pasal 6 sampai
dengan 12 Undang-undang No. 40 Tahun 2004 tentang sistem jaminan sosial nasional.
3. Penyesuaian Bentuk Badan Hukum Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Nasional seharusnya sudah disesuaikan dengan UU SJSN paling lambat lima tahun sejak UU SJSN
diundangkan. Dalam kenyataannya, keempat badan hukum secara formal belum disesuaikan dengan UU SJSN. Keempat badan penyelenggara
dimaksud adalah: PT Jamsostek, PT Taspen, PT Asabri, dan PT Askes. Bentuk badan hukum yang ada dalam badan penyelenggara tersebut belum
sesuai dengan Undang-Undang yang mengaturnya. Untuk itu perlu
115
penyesuaian badan hukum yang ada saat ini dengan prinsip-prinsip wali amanah.
4. Cakupan perlindungan yang masih terfragmentasi segmen
Hingga saat ini proses pelaksanaan jaminan sosial yang sudah terlaksana di indonesia berjalan secara terfragmentasi berdasarkan segmen-
segmen cakupan perlindungan berdasarkan kepesertaan. Dalam hal ini PT jamsostek saat ini sudah melaksanakan program jaminan sosial bagi pihak
tenaga kerja sektor formal maupun informal, sedangkan tiga badan penyelenggara jaminan sosial lainnya juga tersegmentasi berdasarkan jenis
peserta yaitu: a.
PT Jamsostek : Tenaga Kerja Formal BUMN, Swasta dan Informal b.
PT Taspen : Pegawai Negeri Sipil
c. PT Askes
: Pegawai Negeri Sipil d.
PT ASABRI : TNI dan ABRI Sedangkan amanat Undang-undang no. 40 tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional bahwa yang menjadi cakupan sistem jaminan sosial nasional adalah seluruh rakyat Indonesia mencakupi lima bentuk jaminan
sosial yang ada dalam undang-undang yakni a.
Jaminan hari tua b.
Jaminan kesehatan c.
Jaminan kecelakaan kerja
116
d. Jaminan Pensiun
e. Jaminan kematian
Sedangkan di PT jamsostek sudah melaksanakan empat dari lima program jaminan sosial dari yang di amanatkan Undang-undang Sistem
jaminan sosial nasional tinggal program jaminan pensiun yang belum dilaksanakan, mengenai cakupan kepesertaan nantinya harus dilaksanakan
perluasan cakupan di PT jamsostek dari saat ini hanya di wilayah tenaga kerja saja sampai nanti dapat mencakup seluruh Warga Negara Indonesia.
7
5. Penegakan hukum
Proses penegakan hukum atas kewajiban peserta untuk mengikuti program jaminan sosial yang dilakukan oleh PT jamsostek dalam contoh
kasus program jaminan sosial yang dilaksanakan untuk tenaga kerja yang diatur dala Undang-undang no 3 Tahun 1992 tentang jaminan sosial tenaga
kerja yang wajib bagi seluruh tenaga kerja formal di Indonesia dan aka nada sanksi bagi perusahaan yang tidak mengikut sertakan tenaga kerjanya dalam
program jaminan sosial tenaga kerja tapi karena proses penegakan hukum yang lemah dari pihak penegak hukum maka pada prakteknya masi banyak
perusahaan perusahaan nakal yang tidak mengikut sertakan tenaga kerja nya dalam program jaminan sosial nasional. Maka diharapkan perlunya ada
kekuatan penegakan hukum yang dapat bersifat pemberian sanksi yang tegas
7
Wawancara pribadi dengan bapak isnavodiar jatmiko dan bapak Yanto selaku Biro Perncanaan dan Pengembangan planning development bureau dan Divisi Operasi PT JAMSOSTEK pada 25 maret
2011
117
kepada badan penyelenggara jaminan sosial dalam hal ini PT Jamsostek agar tidak ada lagi perusahaan-perusahaan yang dapat mengelak dari
tanggung jawabnya untuk melindungi pekerjanya.
6. Minimnya alokasi anggaran perusahaan
Minimnya alokasi anggaran yang dimiliki perusahaan untuk melakukan program-program sosialisasi dalam mencapai target yang
dicanangkan perusahaan dalam melakukan perluasan jaminan sosial bagi masyarakat luas
7. Otonomi daerah
Otonomi daerah juga merupakan salah satu kendala pelaksanaan program Sistem jaminan sosial nasional di PT Jamsostek karena pada saat ini
banyak sekali tumpang tindih program jaminan sosial yang di amanatkan kepada PT Jamsostek dengan program-program yang juga dilakukan oleh
pemerintah daerah dalam hal ini oleh dinas ketenagakerjaan dan dinas sosial setempat seperti program Jaminan Kesehatan daerah, jadi dalam hal ini ada
benturan benturan kepentingan antara beberapa pemangku kepentingan yang bertanggung jawab mengenai jaminan sosial antara pihak pusat yang ditunjuk
sebagai pelaksana program jaminan sosial dalam hal ini PT Jamsostek dengan para Dinas-dinas Bidang Kesejahteraan Rakyat di daerah masing-masing tapi
nanti jika Undang-undang Badang Penyelenggaraan jaminan sosial sudah rampung dan disahkan Dewan Perwakilan Rakyat nantinya semua program
118
jaminan sosial baik di pemerintah daerah maupun pusat akan di pusatkan dalam sistem jaminan sosial nasional yang PT Jamsostek adalah salah satu
badan penyelenggaranya.
8