Prosedur Pelestarian Bahan Pustaka Dengan Enkapsulasi
90
Setelah bahan pustaka tersebut dibongkar dan diletakkan pada sebuah alas, selanjutnya bahan pustaka tersebut dibersihkan
terlebih dahulu seperti mengangkat selotape dan lain-lain. Setelah proses tersebut selanjutnya bahan pustaka melalui proses rinsing.
Rinsing merupakan proses perendaman dengan menggunakan air yang mengalir. Rinsing dilakukan dengan tujuan untuk
menghilangkan debu, kotoran dan sedikit keasaman yang melekat pada bahan pustaka. Rinsing atau perendaman bahan pustaka
dengan menggunakan air yang mengalir dilakukan selama kurang lebih satu jam. Selama perendaman tersebut kotoran atau debu
yang melekat, sedikit demi sedikit akan terangkat.
Gambar 7. Proses Rinsing perendaman
Setelah proses rinsing selesai, selanjutnya bahan pustaka tersebut diangkat tentu saja beserta alas yang digunakan. Penggunaan alas
tersebut dengan maksud untuk menghindari bahan pustaka hancur saat diangkat setelah melalui proses rinsing. Setelah bahan pustaka
diangkat, selanjutnya bahan pustaka tersebut melalui proses leaf casting apabila bahan pustaka tersebut mengalami kerapuhan atau
91
bolong. Leaf casting merupakan teknik yang digunakan untuk menambal bahan pustaka yang mengalami kerusakan dengan
menggunakan pulp atau bubur kertas sebagai bahannya. Petugas Bidang Perawatan dan Perbaikan Bahan Pustaka bahan
pustaka di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia melakukan leaf casting dengan menggunakan mesin. Mesin yang digunakan
untuk proses leaf casting ialah mesin leaf caster. Menurut informan CN, bahwa:
“Setelah dokumen tersebut diangkat maka selanjutnya melakukan proses penambalan menggunakan mesin leaf caster. Penambalan
dokumen berupa koran tidak dilakukan secara manual melainkan mengunakan mesin leaf caster. Sedangkan penambalan yang
dilakukan secara manual hanya khusus naskah.”
105
Bahan pustaka tersebut diletakkan di dalam mesin leaf caster,
selanjutnya pulp yang ikut dimasukkan ke dalam mesin tersebut akan mengisi bagian yang hilang sehingga kertas tampak utuh.
Setelah bahan pustaka tersebut melalui proses leaf casting, selanjutnya bahan pustaka tersebut diperkuat dengan menggunakan
tisu Jepang Japanese tissue. Tisu Jepang tersebut diletakkan pada bahan pustaka yang ingin diperkuat sesuai dengan kebutuhan.
Setelah tisu Jepang diletakkan pada bahan pustaka, selanjutnya bahan pustaka tersebut diberi perekat dengan dengan menggunakan
lem. Lem tersebut ialah CMC Carboxly Methyl Cellulose.
105
Wawancara dengan informan Cecep Nurjajanti pada tanggal 16 juni 2015 pukul 10.00
92
Gambar 8. Gambar 9.
Proses Leaf Casting Proses Pemberian Lem CMC
Setelah bahan pustaka tersebut diberikan perekat berupa lem CMC, selanjutnya proses flatenning meratakan bahan pustaka diatas
akrilik Fleksi Glass. Proses meratakan tersebut harus dilakukan secara hati-hati agar hasilnya maksimal. Setelah proses meratakan,
selanjutnya bahan pustaka tersebut dijemur hingga bahan pustaka tersebut dalam keadaan kering. Jika bahan pustaka tersebut dirasa
sudah kering, selanjutnya bahan pustaka tersebut dilepaskan dari alasnya dan diberikan angin agar tidak lembab.
Gambar 10. Gambar 11.
Proses Flatenning Proses Pengeringan
Setelah bahan pustaka melalu prosedur tersebut, barulah bahan pustaka tersebut dapat dienkapsulasi. Sebelum melakukan
pelestarian bahan pustaka, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia melakukan pelestarian bahan pustaka dengan enkapsulasi
93
dengan dua cara. Cara yang digunakan ialah pelestarian bahan pustaka dengan enkapsulasi secara
manual dan dengan menggunakan mesin. Mesin yang digunakan untuk melaksanakan
enkapsulasi dengan mesin ialah mesin yang bernama HDS KEEPER.
2 Proses enkapsulasi a Enkapsulasi Dengan Cara Manual
Berikut merupakan proses dan teknik dalam melaksanakan enkapsulasi dengan cara manual di Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia. 1 Letakkan mylar di atas meja, bersihkan dengan lap bersih
jika ada bagian yang kotor. 2 Letakkan kertas dokumen di atas mylar dengan posisi ada
di tengah-tengah mylar. 3 Letakkan pemberat di atas dokumen.
Gambar 12. Proses Meletakkan Pemberat di Atas Dokumen dan Mylar
4 Tempelkan double side tape yang bebas asam di atas mylar pada garis lurus pinggir dokumen dan letaknya
berjarak 2 – 3 mm dari pinggir dokumen sehingga daouble
94
side tape yang bebas asam tersebut tidak bersentuhan dengan kertas dokumen.
5 Lebihkan double side tape bebas asam sekitar 5 mm dari garis lurus dokumen kertas.
6 Potong double side tape yang bebas asam dengan cutter. 7 Lakukan penempelan double side tape yang bebas asam
dengan cara yang sama pada ketiga sisi lainnya dari kertas dokumen.
8 Setelah penempelan double side tape yang bebas asam diatas mylar selesai, sisihkan pemberat.
9 Letakkan selembar mylar lagi di atas kertas dokumen. 10
Letakkan kembali pemberat di atas mylar.
Gambar 13. Proses Penempelan Double Side Tape
11 Cungkil kedua kertas double side tape yang bebas
asam dengan cutter. 12
Lepaskan sedikit kertas double side tape. 13
Letakkan kedua sisi mylar dengan double side tape.
95
14 Lakukan hal yang sama pada ujung diagonal
dokumen tersebut. 15
Setelah kedua ujung tersebut menempel, kemudian tarik sisa kertas doubles side tape sehingga semua kertas
double side tape lepas dan kedua lembar mylar menempel pada double side tape.
16 Lakukan hal sama pada ketiga kertas doube side
tape
Gambar 14. Proses Mencukil Kertas Double Side Tape
17 Gosok permukaan mylar yang ditempeli double side
tape supaya double side tape menempel dengan kuat pada mylar.
18 Letakkan penggaris 2 – 3 mm dari pinggir double
side tape, kemudian rapihkan pinggir mylar dengan memotong mylar yang berlebih.
19 Lakukaan pada keempat pinggir mylar.
96
Gambar 15. Gambar 16.
Proses Menggosok Permukaan Proses Merapihkan Pinggir
Mylar Mylar
Enkapsulasi dengan
cara manual
yang dilaksanakan
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia sesuai dengan teori yang dijelaskan oleh Martoatmodjo, bahwa
idealnya enkapsulasi dilakukan dengan cara mengapit bahan pustaka
berupa lembaran dengan plastik transparan bebas asam. Lembaran bahan pustaka tersebut diletakkan di antara dua
lembar plastik tersebut. Selanjutnya, pinggiran plastik tersebut ditempeli double side tape yang berguna merekatkan kesua sisi
palstik tersebut. dengan demikian plastik tersebut tidak terlepas.
106
b Enkapsulasi Dengan Cara Menggunakan Mesin 1 Siapkan 2 lembar mylar yang telah disesuaikan dengan
bahan pustaka yang ingin dienkapsulasi 2 Letakkan bahan pustaka yang ingin dienkapsulasi di atas
salah satu mylar tersebut
106
Karmidi Martoatmodjo. Materi Pokok Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas Terbuka, 2010
97
3 Pastikan bahan pustaka yang ingin dienkapsulasi berada di tengah-tengah mylar
4 Selanjutnya letakkan mylar yang lainnya di atas bahan pustaka tersebut
5 Pastikan bahan pustaka dengan mylar pada posisi yang sesuai
6 Nyalakan mesin enkapsulasi yaitu HDS KEEPER 7 Letakkan bahan pustaka dibawah karpet yang telah
tersedia pada mesin HDS KEEPER agar tidak ada gelembung udara pada bahan pustaka dan mylar
Gambar 17. Proses Meletakkan Bahan Pustaka di Bawah Karpet Untuk
Menghilangkan Gelembung Udara
8 Lalu kedua bagian mylar yaitu bagian atas dan bawah dipres menggunakan mesin tersebut yaitu melalui sinar
ultra sonic 9 Pastikan alat tersebut mengepres pinggir mylar tersebut
98
10 Hindari terkenanya bahan pustaka, karena akan
merusak bahan pustaka, mengingat kerja mesin tersebut hanya untuk mengepres sisi-sisi mylar saja
11 Lakukan pada ke empat sisi mylar yang
membungkus bahan pustaka tersebut
Gambar 18. Proses Mengepres Pinggir Mylar dengan Sinar Ultra Sonic
12 Bila sudah, lakukan pemotongan sisi mylar yang
tidak rata 13
Terakir mengelap sisa-sia pembakaran pada mylar 3 Paska Enkapsulasi
Setelah melakukan proses pra enkapsulasi dan proses enkapsulasi dengan cara manual atau menggunakan mesin, selanjutnya perlu
diketahui proses paska sesudah enkapsulasi. Bahan pustaka yang sudah dienkapsulasi selanjutnya disusun sesuai paginasi. Setelah
bahan pustaka tersusun rapih, selanjutnya bahan pustaka tersebut dimasukkan ke dalam portepel. Portepel merupakan suatu wadah
atau tempat yang terbuat dari bahan karton board dengan ukuran tertentu sesuai dengan ukuran bahan pustaka yang ingin disimpan.
99
Gambar 19. Proses Pemindahan Bahan Pustaka ke Portepel
Setelah bahan pustaka dimasukkan ke dalam portepel, selanjutnya bahan pustaka tersebut dikirim kembali ke bagian pelayanan
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Dengan demikian, artinya bahan pustaka tersebut sudah siap dilayankan kembali
kepada pemustaka Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Berikut ini merupakan gambaran prosedur enkapsulasi.
100
Gambar 20. Flowchart Prosedur Enkapsulasi
Mulai
Mensortir Bahan Pustaka
Pembagian Bahan Pustaka
Paginasi
Rinsing
Leaf Casting
Flatening
Pengeringan Bahan Pustaka
Manual Siapkan 2
Lembar Mylar Letakkan BP di
Tengah Mylar Letakkan
Pemberat di Tengah Mylar
Tempelkan Double Side
Tape Pada Sisi Mylar
Sisihkan Pemberat dan
Letakkan Selembar Mylar
Lainnya di Atas BP
Letakkan Kembali
Pemberat dan Cungkil Double
Side Tape Secara Perlahan
Gosok Permukaaan
Mylar Agar Double Side
Tape Benar- Benar Melekat
Memotong Dan Meratakan Ke
Empat Sisi Mylar
Bolong atau
Utuh? Bolong
Utuh
Mesin atau
Manual Mesin
atau Manual
101
Mesin
Siapkan 2 Lembar Mylar
Letakkan BP di Tengah Mylar
Nyalakan Mesin HDS KEEPER
Letakkan Bahan Pustaka di Bawah
Karpet Yang Tersedia Pada
Mesin HDS KEEPER
Pres Pinggir Bagian Atas dan
Bawah Mylar Menggunakan
Mesin HDS KEEPER Melalui
Sinar Ultra Sonic
Potong dan Ratakan Bagian
Pinggir Mylar Lalu Sesuaikan
Bersihkan Sisa- Sisa Pembakaran
Pada Mylar Dikirimkan Kembali
Pada Bagian Pelayanan
Masukkan Bahan Pustaka Pada Portepel
Susun Bahan Pustaka Sesuai Paginasi
Selesai
102