61
konsisten, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang credibel.
Kesimpulan digunakan untuk menjawab rumusan masalah. kesimpulan dalam penelitian ini merupakan temuan baru yang sebelumnya
belum pernah ada. Temuan tersebut dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga
setelah diteliti menjadi jelas.
62
F. Jadwal Penelitian
Tabel 1. Jadwal Pembuatan Skripsi Dan Penelitian
No. Jenis
Kegiatan Tahun 2015
Februari Maret
April Mei
Juni Juli
Agustus Sept
emb er
1. Penyerahan
Proposal Skripsi dan
Dosen Pembimbing
2. Pelaksanaan
Bimbingan Skrispi
3. Pengumpula
n Literatur Mengenai
Skripsi
4. Melakukan
Wawancara dengan
Informan
5. Analisis Data
6. Penyerahan
Laporan Skripsi
7. Sidang
Skripsi
63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Objek Penelitian 1.
Sejarah Berdirinya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia didirikan pada tanggal 17 Mei 1980, melalui keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudyaan No.
016401980, dengan status sebagai salah satu UPT dari Ditjen Kebudayaan, Departemen pendidikan dan kebudayaan. Pendirian
Perpustakaan Nasional merupakan gabungan dari empat perpustakaan yang telah ada sebelumnya. Yaitu Perpustakaan Museum Nasional
semula Bataviaasch Genootschap van Kunsten Wetenschapen pada tanggal 24 April 1778, Perpustakaan Sejarah Politik dan Sosial, semula
Perpustakaan Sticusa, Kantor Bibliografi Nasional, dan Perpustakaan Wilayah Negara Jakarta.
Walaupun secara resmi PNRI berdiri di pertengahan tahun 1980, namun integrasi keseluruhan secara fisik baru dapat dilakukan pada
Januari 1981 sampai dengan tahun 1987. PNRI masih berlokasi di tiga tempat terpisah, yaitu Jl. Merdeka Barat 12 Museum Nasional, Jl.
Merdeka Selatan No.11 Perpustakaan PSP, dan Jl. Imam Bonjol No. 1 Museum Naskah Proklamasi. Kepala PNRI pada saat itu adalah Mastini
Hardjoprakoso, MLS.
64
Dengan selesainya pembangunan dan renovasi sebagian gedung di Jl. Salemba Raya No. 28 A, pada awal 1987 pimpinan dan staf dari tiga
bidang kecuali bidang koleksi pindah ke lokasi tersebut. Gedung baru ini menyatakan semua kegiatan di bawah satu atap yang sebelumnya
terpencar di beberapa tempat di Jakarta. Pada tahun 1989, status PNRI berubah menjadi lembaga
Pemerintah Non Departemen LPND, melalui keputusan Presiden RI No. 11 Tahun 1989. Dengan keputusan Presiden ini, PNRI menjadi lembaga
yang berdiri sendiri dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Implikasi dari perubahan status ini, antara lain adalah Perpustakaan
Wilayah yang semula di bawah pusat pembinaan perpustakaan, berubah menjadi bagian dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Sejak
saat itu, pembinaan dan pengembangan kegiatan perpustakaan di daerah- daerah di seluruh Indonesia merupakan bagian dari tugas dan
kewenangannya di bidang perpustakaan. Selanjutnya, pada tahun 2007 undang-undang no. 43 tahun 2007
tentang perpustakaan ditetapkan, yang lebih memperkuat status dan kedudukan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia secara hukum.
Keberadaan Kepres nomor 11 Tahun 1989 dinilai kurang efektif lagi, terutama bila dikaitkan dengan telah diberlakukannya undang-undang no.
32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah. Kebijakan otonomi daerah dianggap telah mengakibatkan ketidak jelasan kewenangan pusat dan
daerah dalam bidang perpustakaan.
65
Undang-undang no. 43 tahun 2007 tentang perpustakaan memberi definisi perpustakaan sebagai institusi pengelola koleksi karya tulis, karya
cetak, dan atau karya rekam secara professional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi
dan rekreasi, para pemustaka pengguna perpustakaan. Sementara itu, masih menurut undang-undang perpustakaan menyebut Perpustakaan
Nasional Republik Indonesia sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen LPND yang melaksanakan tugas pemerintahan dalam
bidang perpustakaan yang berfungsi sebagai perpustakaan rujukan, perpustakaan deposit, perpustakaan penelitian, perpustakaan pelestarian,
dan pusat jejaring perpustakaan, serta berkedudukan di ibukota negara.
88
Pada tahun, 1970, dalam konferensi umumnya yang ke 16, UNESCO mengeluarkan Recommendations Concerning the International
Standarizations of Library Statistic yang memuat definisi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia sebagai berikut:
“Nasional libraries: which, irrespective of their title, are responsible for aquaring and conservationing copies of all
significant publications published in the country and functioning as a ‘deposit’ library, either by law or under other arragements. They
will also normally perfom some of the following functions: produce a nasional bibliography’ hold and keep up to date a large
and reprsentative collection of foreign literature including books about the country; act as a national bibliographical information
center, compile union catalogues; publiac the retrospective national
88
Sulistyo Basuki. Sejarah Perpustakaan Nasional RI Sebuah Kajian, Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2008.h.1.4