Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok

c. Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan; d. Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup; e. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana; f. Terlindunginya Negara Kesatuan Republik Indoensia terhadap dampak usaha danatau kegiatan di luar wilayah negara yang menyebabkan pencemaran danatau perusakan lingkungan hidup.

1. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok

Pengelolaan Lingkungan Hidup. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 mulai berlaku 11 Maret 1982, setelah melalui proses yang cukup panjang dimana pada tahun 1976 telah dimulai penyusunan RUU Lingkungan Hidup dengan dibentuknya Kelompok kerja Pembinaan Hukum dan Aparatur dalam pengelolaan Sumber Alam dan Lingkungan Hidup dalam bulan Maret 1979 oleh Menteri Negara Peraturan Pemerintah LH. Pada tanggal 16 sd 18 Maret 1981 telah diadakan rapat antar Departemen, bertempat di Puncak guna membicarakan naskah RUU yang disiapkan oleh Kelompok Kerja Peraturan Pemerintah LH. Berdasarkan hasil pembicaraan dalam rapat antar Departemen ini telah diadakan perubahan-perubahan dalam naskah RUU tersebut. 19 Pada tanggal 21 Maret 1981 Menteri Negara Peraturan Pemerintah LH mengirimkan konsep RUU hasil pembahasan antar Departemen untuk minta persetujuan para Menteri yang diwakili dalam rapat antar Departemen. Berdasarkan 19 ibid., hal. 68-69. Elyuzar Siregar: Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Di Kota Binjai, 2007. USU e-Repository © 2008 saran dari para Menteri, konsep RUU hasil pembahasan antar Departemen diperbaiki dan disampaikan kepada Menteri Sekretaris Negara pada tanggal 3 Juli 1981. Pada tanggal 14 Nopember 1981, Kepala Biro Hukum dan Perundang- undangan Sekretariat Kabinet mengirimkan naskah konsep RUU yang telah diperbaiki kepada beberapa Menteri untuk penyempurnaan lebih lanjut. Hasil perbaikan akhir kemudian diajukan kepada Presiden dan dengan surat Presiden tanggal 12 Januari 1982 RUU Lingkungan Hidup disampaikan kepada Pimpinan DPR. Badan Musyawarah DPR memutuskan untuk dibentuknya Panitia Khusus PANSUS guna menangani RUU Lingkungan Hidup ini. Pansus ini terdiri dari 24 anggota dengan komposisi sebagai berikut tentang : - 12 anggota Fraksi Karya Pembangunan - 6 anggota Fraksi Partai Persatuan Pembangunan - 4 anggota Fraksi ABRI - 2 Anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Telah ditunjuk pula 24 anggota pengganti dengan komposisi yang sama. Pada tanggal 23 Januari 1982, Menteri Negara Peraturan Pemerintah LH menyampaikan Keterangan Pemerintah mengenai RUU Lingkungan Hidup, yang disusul kemudian dengan Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi yang dilaksanakan pada tanggal 2 Februari 1982. Jawaban Pemerintah atas Pandangan Umum tersebut diberikan pada tanggal 15 Februari 1982. Rapat-rapat PANSUS diadakan pada tanggal 17 sd 20 Februari 1982 secara terus menerus dan pada tanggal 22 Februari Elyuzar Siregar: Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Di Kota Binjai, 2007. USU e-Repository © 2008 1982 PANSUS dapat menyetujui hasil perumusan Tim Perumus yang dibentuk oleh PANSUS. 20 Pada tanggal 25 Februari 1982 dengan aklamasi RUU Lingkungan Hidup hasil PANSUS disetujui Sidang Paripurna DPR. Pada tanggal 11 Maret 1982 telah disahkan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup dengan penandatanganan oleh Presiden Republik Indonesia dan diundangkan pada hari yang sama dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 12. Adapun hal-hal yang ditonjolkan dalam undang-undang ini mengandung dua segi, yaitu tentang : 1. Undang-undang ini hanya memberi pengaturan secara garis besar dalam pokok- pokoknya saja, sedangkan aturan yang lebih terperinci diatur dalam pelbagai peraturan pelaksana. 2. Undang-undang ini bukan mengatur tentang lingkungan hidup secara keseluruhan, akan tetapi hanya mengatur segi pengelolaan lingkungan hidup. UULH tersebut di atas memiliki ciri-ciri, sebagai berikut tentang 1. sederhana tetapi dapat mencakup kemungkinan perkembangan di masa depan, sesuai keadaan, waktu dan tempat; 2. mengandung ketentuan-ketentuan pokok sebagai dasar bagi peraturan pelaksanaannya lebih lanjut; 20 ibid., hal. 69-70. Elyuzar Siregar: Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Di Kota Binjai, 2007. USU e-Repository © 2008 3. mencakup semua segi di bidang lingkungan hidup, agar dapat menjadi dasar bagi pengaturan lebih lanjut masing-masing segi, yang akan dituangkan dalam bentuk peraturan tersendiri. UULH tersebut juga menjadi landasan untuk menilai dan menyesuaikan semua peraturan yang memuat ketentuan tentang segi-segi lingkungan hidup yang berlaku, yaitu peraturan perundang-undangan misalnya mengenai pengairan, pertambangan dan energi, kehutanan, perlindungan dan pengawetan sumber daya alam, industri, permukiman, tata ruang, pertanahan dan lain-lain. Sifat undang-undang ini secara khusus memberikan arah dan ciri-ciri bagi semua jenis tata pengaturan lingkungan hidup, yang perlu dituangkan dalam bentuk peraturan perundang-undangan tersendiri. Selanjutnya, UULH ini juga menjadi dasar dan landasan bagi perkembangan hukum lingkungan selanjutnya, termasuk di dalamnya pembaharuan dan penyesuaian peraturan-peraturan hukum lama.

2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan