Lemahnya Aparat dan Penegakan Hukum dalam Penegakan Hukum

5. Lemahnya Aparat dan Penegakan Hukum dalam Penegakan Hukum

Lingkungan. Secara konseptual, inti dan arti penegakan hukum terletak pada kegiatan menyerasikan hubungan nilai yang terjabarkan di dalam kaidah-kaidah yang mantap dan sikap tindak sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap akhir, untuk menciptakan, memelihara dan mempertahankan kedamaian pergaulan hidup di dalam masyarakat. Penegakan hukum dapat dijalankan dengan baik apabila SDM dari aparat telah sesuai dengan yang diharapkan sehingga dapat dilakukan berbagai kegiatan kepada masyarakat untuk patuh terhadap aturan-aturan dalam pengelolaan lingkungan hidup, hal ini dapat dilakukan melalui penyuluhan hukum sebagai tindakan preventif, pengawasan dan penindakan sebagai tindakan represif. Oleh karena itu, hukum yang ingin ditegakkan harus baik dan tidak bertentangan satu sama lain, baik secara vertikal daupun horizontal. Selain itu juga harus didukung oleh aparat hukum dan sarana yang memadai. Suatu peraturan perundang-undangan atau hukum dapat dianggap baik dari sudut berlakunya apabila hukum tersebut dapat berlaku secara yuridis, sosiologis, dan filosofis. Penegakan ketentuan hukum yang tidak konsisten terhadap pelaksanaan mengenai sangat pentingnya kepatuhan terhadap hukum lingkungan dalam pengelolaan lingkungan hidup merupakan permasalahan yang saling kait mengkait antara berbagai aspek yang cukup kompleks. Tujuan utama pada penegakan hukum lingkungan itu sendiri pada hakekatnya adalah untuk mempertahankan dan Elyuzar Siregar: Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Di Kota Binjai, 2007. USU e-Repository © 2008 menciptakan kestabilan terhadap perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu usaha danatau kegiatan. Untuk megnantisipasi permasalahan dalam pengekan hukum lingkungan di kota Binjai, pemerintah daerah menerbitkan berbagai peraturan daerah dengan maksud dan tujuan tersebut serta untuk menjaring para pelanggar hukum yang melakukan pencemaran danatau perusakan lingkungan hidup. Dengan adanya peraturan daerah terhadap pengelolaan lingkungan hidup ini diharapkan pelanggaran terhadap penegakan hukum lingkungan dapat segera ditindak dan ditertibkan oleh aparat penegak hukum. Oleh karena itu diperlukan sanksi yang cukup keras untuk mengatur mengenai pelanggaran terhadap ketentuan yang mengatur tentang pelaksanaannya. Hal ini tentunya dimaksudkan agar kesadaran masyarakat akan perlunya peraturan terhadap pengelolaan lingkungan hidup dan pentingnya penegakan hukum lingkungan dalam kehidupan manusia terus ditumbuh kembangkan melalui penerangan, penyuluhan dan pendidikan dalam dan luar sekolah, pembinaan rangsangan penegakan hukum dan disertai dengan dorongan peran aktif masyarakat LSM untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup dalam setiap ekonomi dan sosial. Pelaku yang melakukan tindakan danatau usaha pencemaran danatau perusakan lingkungan harus segera ditangani dalam upaya penegakan hukum lingkungan. Oleh karena itu penanggulangannya pun beraneka ragam, mulai dari penerangan atau penyuluhan hukum sampai pada penjatuhan sanksi apabila terjadi Elyuzar Siregar: Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Di Kota Binjai, 2007. USU e-Repository © 2008 pelanggaran. adapun upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melalui berbagai instrumen hukum, yaitu Administrasi Tata Usaha Negara, Pidana ataupun Perdata : Elyuzar Siregar: Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Di Kota Binjai, 2007. USU e-Repository © 2008

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari uraian dalam tulisan ini, maka dapatlah diberikan kesimpulan demi menjawab permasalahan, yaitu : 1. Otonomi daerah telah memberikan kewenangan penuh kepada setiap pemerintah daerah secara proporsional untuk mengembangkan potensi yang ada dalam proses pembangunan yang terencana dengan baik, realistik dan strategik dan bernuansa lingkungan yang dalam jangka panjang dapat menjamin pemanfaatan sumberdaya alam secara berkelanjutan. Oleh karena itu peran pemerintah daerah kota Binjai dalam perumusan kebijakan pengelolaan lingkungan hidup sangat diperlukan untuk mengurangi terjadinya dan pemanfaatan sumberdaya alam dengan tetap memperhatikan memperhatikan prinsip pembangunan berkelanjutan, penghormatan hak-hak asasi manusia, demokrasi, kesetaraan gender dan pemerintah yang baik. 2. Pelaksanaan kebijakan pengelola lingkungan hidup di kota binjai merupakan bagian dari pembangunan nasional yang sejalan dalam rangka implementasi otonomi daerah, berbagai kebijakan dan program yang telah dilakukan bertujuan dalam rangka peningkatan pembangunan daerah yang berwawasan lingkungan dengan tetap beracuan kepada Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi sumberdaya alam dan lingkungan serta memberikan kesempatan kepada Elyuzar Siregar: Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Di Kota Binjai, 2007. USU e-Repository © 2008