semata-mata didasarkan atas kepentingan ilmu-ilmu sosial seperti geografi, sosiologi, antropologi, ekonomi, ilmu politik, dan sejarah secara
terpisah-pisah, akan tetapi IPS merupakan integrasi dari beberapa macam ilmu sosial di atas.
d. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial IPS
Untuk meningkatkan
hasil belajar
IPS, dalam
proses pembelajarannya harus menarik sehingga peserta didik termotivasi untuk
belajar. Untuk itu diperlukan model pembelajaran yang menarik dan interaktif, dimana guru lebih banyak memberikan peran kepada peserta
didik sebagai subyek belajar. Guru harus merancang proses belajar mengajar yang melibatkan para peserta didik baik pada aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik sehingga tercapai hasil belajar yang sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal KKM yang sudah ditentukan.
Agar hasil belajar IPS meningkat diperlukan cara dan model pembelajaran yang tepat untuk melibatkan peserta didik secara aktif dalam
proses pembelajaran. Adapun pembelajaran yang tepat untuk melibatkan peserta didik secara total adalah pembelajaran dengan model Think, Pair
and Share. Model Think, Pair and Share merupakan model yang mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan siswa
dilatih untuk bekerja sama serta berinteraksi dengan teman-temannya.
3. Hakikat Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang
didorong untuk
mengembangkan kemampuan
berfikir. Proses
pembelajaran di dalam kelas hanya diarahkan pada kemampuan anak untuk menghapal dan memahami berbagai informasi saja, tanpa di tuntut
untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya mereka hanya pintar teori saja tanpa bisa mengaplikasikannya dengan
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu guru harus memiliki kemampuan dan pemahaman serta keterampilan mendesain strategi pembelajaran yang
sesuai dengan materi yang akan di sampaikan kepada siswa. Salah satu strategi
pembelajaran yang
mendukung siswa
mengembangkan kemampuan berfikir adalah strategi pembelajaran kooperatif.Dengan
strategi pembelajaran kooperatif siswa terlibat secara proaktif antara kelompok.
Pembelajaran kooperatif kelompok merupakan kumpulan dua orang individu atau lebih yang berinteraksi secara tatap muka, dan
setiap individu menyadari bahwa dirinya merupakan bagian dari kelompoknya, sehinga mereka merasa memiliki, dan merasa saling
ketergantungan secara positif yang digunakan untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif merupakan model
pembelajaran dengan menggunakan system pengelompokan atau tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai
latar belakang kemampuan akademik , jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda heterogen. System penilaian dilakukan terhadap
kelompok.Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-
kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
26
Menurut Kunandar,”Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang saling asuh
antarsiswa untuk menghindari ketersinggungan dan kesalapahaman yang dapat menimbulkan permusuhan.”
27
Menurut Isjoni dan Moh.Arif Ismail,”Pembelajaran kooperatif merupakan satu pendekatan mengajar dimana siswa bekerjasama diantara
satu dengan yang lain dalam suatu kumpulan belajar yang kecil untuk memenuhi kehendak tugas individu atau kumpulan yang telah diberikan
26
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Jakarta:Kencana Prenada Media Group,2012h.242
27
Kunandar, Op Cit, h.337
oleh guru.”
28
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang dapat
membantu siswa
dalam mengembangkan
keterampilnnya dan
meningkatkan pemahaman mengenai konsep-konsep materi yang dipelajari dengan cara bekerjasama dan membentuk kelompok-kelompok
kecil. Teori yang mendasari munculnya model pembelajaran kooperatif
adalah teori konstruktivisme.Teori ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan menstransformasikan informasi kompleks,
mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Menurut teori konstuktivisme
ini, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada
siswa.Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini dengan memberikan
kesempatan siswa untuk menemukan atau menemukan ide-ide mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan
strategi mereka sendiri.
29
Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka
saling berdiskusi dengan temannya. Siswa bekerjasama dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks.
Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif.
28
Isjoni dan Moh.Arif Ismail, Pembelajaran VisionerPerpaduan Indonesia- Malaysia,Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2007,cet.1, h. 29
29
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher,2007, h. 13