Bentuk dan Macam Disiplin

28 dan penyadaran. Jika terpaksa diberikan hukuman, maka perlu diperhatikan beberapa hal penting di bawah ini: 30 Pertama, pemberian peringatan terlebih dahulu surat peringatan pertama, kedua, dan ketiga agar indispliner menyadari pelanggaran yang telah dilakukan. Kedua, pemberian sanksi harus segera. Tujuannya, agar diketahui peraturan yang berlaku dan tidak ada peluang untuk mengabaikan disiplin yang ada. Ketiga, pemberian sanksi harus konsisten. Tujuannya agar pegawai menghargai dan tidak terjadi diskriminasi. Keempat, pemberian sanksi harus impersonal semua golongan. Tujuannya agar diketahui pegawai bahwa peraturan berlaku untuk semua golongan sesuai dengan aturan yang berlaku. 4. Peran dan Tugas Guru Peran guru akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai interaksi, baik dengan siswa, sesama guru maupun dengan staf yang lain. Dari berbagai kegaiatan interaksi belajar mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi perannya. Sebab baik disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak mencurahkan untuk menggarap proses belajar mengajar dan interaksi dengan siswanya. James W. Brown mengemukakan bahwa tugas dan peranan guru antara lain: “menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencana dan mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa”. 31 Tugas dan peran guru tidaklah terbatas di dalam masyarakat, bahkan guru pada hakikatnya merupakan komponen strategis yang memilih peran 30 Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber daya Manusia Perusahaan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008, h. 131. 31 Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, CV. Rajawali, Jakarta, 1990, h. 142 29 penting dalam menentukan gerak maju kehidupan bangsa. Keberadaan guru bagi suatu bangsa amatlah penting, apalagi bagi suatu bangsa yang sedang membangun, terlebih-lebih bagi keberlangsungan hidup bangsa di tengah-tengah lintasan perkembangan zaman dengan teknologi yang kian canggih dan segala perubahan serta pergeseran nilai yang cenderung memberi nuansa pada kehidupan yang menuntut ilmu dan seni dalam kadar dinamik untuk dapat mengadaptasikan diri. 32 Secara rinci peranan guru dalam kegiatan belajar mengajar, dapat disebutkan sebagai berikut: a. Informatory Sebagai pelaksana cara mengajar informative, laboraturium, studi lapangan dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum. b. Organisator Guru sebagai organisator, pengelola kegiatan akademik, silabus, workshop, jadwal pelajaran dan lain-lain. c. Motivator Peran guru sebagi motivator ini sangat penting artinya dalam rangka meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa. d. Pengarah atau director Jiwa kepemimpinan bagi guru dalam peranan ini lebih menonjol. Guru dalam hal ini harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan. e. Inisiator Guru dalam hal ini sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar. Sudah barang tentu ide-ide itu merupakan ide-ide kreatif yang 32 Moh. Uzer Usman, menjadi guru professional, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1995, h. 7 30 mencontohkan oleh anak didiknya. Inilah yang harus dilakukan oleh seorang guru. f. Transmitter Dalam kegiatan belajar guru juga akan bertindak selaku penyebar kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan. g. Fasilitator Guru dalam hal ini akan memberikan fasilitas dan kemudahan dalam proses mengajar sehingga interaksi belajar mengajar akan berlangsung secara efektif. h. Mediator Guru sebagai mediator dapat diartikan sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa. i. Evaluator Peran sebagai evaluator guru mempunyai otoriter untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak. 33 Guru memegang peran penting dan strategis terutama dalam membentuk watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan nilai- nilai yang diinginkan. Dari dimensi tersebut, peran guru sulit digantikan oleh orang lain. Dipandang dari dimensi pembelajaran, peran guru dalam masyarakat Indonesia tetap dominan sekalipun teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran berkembang amat cepat. Hal ini disebabkan karena ada dimensi-dimensi proses pendidikan, atau lebih khusus bagi proses pembelajaran, yang diperankan oleh guru yang tidak dapat digantikan oleh teknologi. 33 Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi belajar mengajar, CV. Rajawali, Jakarta 1990, h. 142-144 31 Jabatan guru memiliki banyak tugas, baik yang berkaitan oleh dinas maupun di luar dinas dalam bentuk pengabdian. Tugas guru tidak hanya sebagai profesi, tetapi juga sebagai suatu tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan. Bila dipahami, maka tugas guru sebagai seorang pendidik professional sesungguhnya sangat banyak, tidak terbatas pada kegiatan belajar mengajar saja, guru juga bertugas sebagai evaluator, administrator, konselor dan sebagainya. Guru yang mampu akan lebih cakap menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan menyenangkan serta akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang memuaskan. Tugas guru sebagai suatu profesi menuntut kepada guru untuk mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mendidik, mengajar, dan melatih anak didik adalah tugas guru sebagai suatu profesi. “Tugas guru sebagai pendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup kepada anak didik, dan guru juga bertugas melatih mengembangkan keterampilan serta dapat menerapkan dalam kehidupan demi masa depan anak didik”. 34 Tugas guru sebenarnya bukan hanya di sekolah saja tetapi bisa dikatakan di mana saja mereka berada. Di rumah, guru sebagai orang tua atau ayah-ibu adalah pendidik bagi putera putrinya. Di dalam masyarakat sekitar yaitu masyarakat kampung, desa tempat tinggalnya guru seringkali terpandang sebagai tokoh suri tauladan bagi orang-orang di sekitarnya, baik dalam sikap dan perbuatannya misalnya cara dia berpakaian, berbicara, dan bergaul, maupun pandangan-pandangannya, pendapatnya atau buah pikirannya sering kali menjadi ukuran atau pedoman kebenaran 34 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2000, H. 37 32 bagi orang-orang di sekitarnya karena dianggap guru memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam tentang berbagai hal. Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, mebimbing dan memberikan fasilitas belajar bagi peserta didik untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas untuk membantu proses perkembangan peserta didik. Berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab guru menurut Nana Sudjana dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, mengutip pendapat Peters ada tiga tugas dan tanggung jawab guru sebagai administrator kelas. 35 1. Guru sebagai pengajar lebih menekankan pada tugas dalam merencanakan dan melaksanakan pengajaran. Dalam hal ini guru dituntut memiliki seperangkat pengetahuan dan ketentuan teknis mengajar. Di samping menguasai ilmu atau bahan yang akan diajarkan 2. Guru sebagai pembimbing memberi tekanan kepada tugas. Memberikan bantuan kepada siswa dalam pemecahan masalah yang dihadapinya. Tugas ini merupakan aspek mendidik, sebab tugas guru bukan hanya menyampaikan ilmu pengetahuan tetapi juga menyangkut perkembangan kepribadian dan pembentuk nilai- nilai para siswa. 3. Guru sebagai administrator di kelas pada hakikatnya merupakan jalinan ketatalaksanaan bidang pengajaran lebih menonjol dan lebih diutamakan bagi profesi guru. Lain halnya dengan p endapat Oemar Hamallik dalam buku “Proses Belajar Mengajar” mengemukakan tanggung jawab guru sebagai berikut: 35 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, PT. Sinar, Bandung 2004, h. 15 33 a. Guru harus menuntut murid-murid belajar b. Turut serta membina kurikulum sekolah c. Melakukan pembinaan terhadap diri siswa kepribadian, watak dan jasmaniah d. Memberikan bimbingan kepada murid e. Melakukan diagnosis atas kesulitan-kesulitan belajar dan mengadakan penilaian atas kemajuan belajar f. Menyelenggarakan penelitian g. Mengenal masyarakat dan ikut serta aktif h. Menghayati, mengamalkan dan mengamankan pancasila i. Turut serta membantu terciptanya kesatuan dan persatuan bangsa dan perdamaian dunia j. Turut menyukseskan pembangunan k. Tanggung jawab meningkatkan peranan professional guru. 36 Berkaitan dengan tugas dan peran sebagai seorang pendidik, yang mampu melaksanakan tugas mengajar dengan baik, guru harus memiliki kemampuan professional akan lebih cakap menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan menyenangkan serta akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang memuaskan. Ada empat macam tugas atau peran guru dalam proses belajar mengajar yaitu: 1 Guru sebagai demonstrator Melalui peranannya sebagai demonstrator, lecturer atau pengajar, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya serta senantiasa 36 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2000, h. 127-128 34 mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuan dalam hal ilmu yang dimilikinya, karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. 2 Guru sebagai pengelola kelas Dalam peranannya sebagai pengelola kelas learning manager, guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. Tujuan umum pengelolaan kelas ialah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar mencapai hasil yang baik. Sedangkan tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan. 3 Guru sebagai mediator dan fasilitator Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan, karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar, baik yang berupa nara sumber, buku teks, majalah, ataupun surat kabar. 4 Guru sebagai evaluator Kalau kita perhatikan dunia pendidikan, akan kita ketahui bahwa setiap jenis pendidikan atau bentuk penidikan pada waktu-waktu tertentu selama satu periode pendidikan orang 35 selalu mengadakan evaluasi, artinya pada waktu-waktu tertentu selama satu periode pendidikan selalu mengadakan penilaian terhadap hasil yang telah dicapai, baik oleh pihak terdidik maupun pihak pendidik. Demikian pula dalam satu kali proses belajar mengajar guru hendaknya menjadi evaluator yang baik. Kegaitan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai atau belum, dan apakah materi yang diajarkan sudah cukup tepat. Semua pertanyaan tersebut akan dapat dijawab melalui kegaiatan evaluasi atau penilaian. 37 Hal lain yang dikemukakan oleh Moh. Uzer Usman yang menjadi tugas dan tanggung jawab guru adalah: 1. Keterampilan menyusun rencana pengajaran a. Kemampuan merencanakan pengelolaan kegaiatan belajar mengajar b. Kemampuan merencanakan pengelolaan pengorganisasian bahan pengajaran c. Kemampuan merencanakan pengelolaan kelas d. Kemampuan menggunakan alat dan media pengajaran 2. Keterampilan melaksanakan prosedur mengajar a. Kemampuan memulai pengajaran b. Kemampuan mengelola KBM c. Kemampuan mengorganisasi waktu, siswa dan fasilitas belajar d. Kemampuan menilai proses dan hasil mengajar e. Kemampuan mengakhiri pelajaran 37 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002, h. 9-11 36 3. Keterampilan berkomunikasi antar pribadi a. Kemampuan untuk mengembangkan sikap positif pada diri murid b. Kemampuan untuk bersikap terbuka dan luwes terhadap siswa atau orang tua c. Kemampuan menunjukkan kegaiarahan dan kesungguhan dalam mengajar d. Kemampuan mengelola interaksi perilaku di dalam kelas. 38 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tugas guru bukan hanya mengajarkan ilmu yang dimiliki, tetapi juga sebagai fasilitator yang menyediakan kemudahan-kemudahan bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar, sebagai pembimbing yang membantu siswa kesulitan dalam proses pembelajaran, sebagai manajer yang memimpin kelompok siswa dalam kelas sehingga proses pembelajaran berhasil. 5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja Guru Agar seseorang dapat melaksanakan disiplin maka pemimpin harus memperhatikan beberapa faktor. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat disiplin kerja adalah: 1. Besar kecilnya pemberian kompensasi Besar kecilnya kompensasi mempengaruhi tegaknya disiplin. Para karyawan akan mematuhi segala peraturan yang berlaku bila ia merasa mendapat jaminan balas jasa yang setimpal dari jerih payahnya yang telah dikontribusikan bagi sekolah. 2. Ada tidaknya keteladanan kepemimpinan dalam perusahaan 38 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002, edisi kedua, h. 120-135 37 Keteladanan pimpinan sangat penting sekali, karena dalam lingkungan perusahaan, semua karyawan akan selalu memperhatikan bagaimana pimpinan dapat menegakkan disiplin dirinya dan bagaimana ia dapat mengendalikan dirinya dari ucapan, perbuatan, dan sikap yang dapat merugikan aturan disiplin yang sudah ditetapkan. 3. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan Pembinaan disiplin tidak akan dapat terlaksana dalam perusahaan, bila tidak ada aturan tertulis yang pasti untuk dapat dijadikan pegangan bersama. Disiplin tidak mungkin ditegakkan bila peraturan yang dibuat hanya berdasarkan instruksi lisan yang dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi dan situasi. 4. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan Bila ada karyawan yang melanggar disiplin, maka perlu ada keberanian pimpinan untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dibuatnya. 5. Ada tidaknya pengawasan pimpinan Dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan perlu ada pengawasan, yang akan mengarahkan para karyawan agar dapat melaksanakan pekerjaan dengan tepat dan sesuai dengan yang telah ditetapkan. 6. Ada tidaknya perhatian kepada para karyawan Karyawan adalah manusia yang mempunyai perbedaan karakter antara yang satu dengan yang lain. Seorang karyawan tidak hanya puas dengan penerimaan kompensasi yang tinggi, pekerjaan yang menantang, tetapi mereka juga membutuhkan perhatian yang besar dari pimpinannya sendiri. 39 39 Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Kencana, 2010 , h. 89-92 38 Usaha peningkatan disiplin kerja guru, dapat dilakukan dengan cara memberikan kompensasi yang sesuai dengan jerih payah, kebutuhan atau biaya hidup sekarang. Selain itu kepala sekolah menjadi dapat meningkatkan disiplin kerja guru dengan memberikan teladan kepada guru, mengawasi kegiatan yang dilaksanakan guru, membuat peraturan sekolah, mengambil tindakan atau keputusan terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh guru dan memberikan perhatian kepada guru sebagai motivasi dalam meningkatkan disiplin kerja. Upaya peningkatan disiplin diri guru sebagai komitmen perlu dilaksanakan karena faktor-faktor berikut: 40 1 Dengan disiplin semua kegiatan yang diselenggarakan guru dalam proses kerja akan terarah, tertib dan teratur, sehingga tujuan yang diharapkan tercapai secara optimal. 2 Dengan disiplin kreativitas guru terpusat ke satu arah dan tujuan yang tepat 3 Dengan disiplin menjadikan hal yang dilakukan menghasilkan sesuatu yang berguna 4 Dengan disiplin semua kegiatan guru akan lebih meningkatkan kualitasnya, karena guru tersebut akan lebih peka terhadap pengaruh hal-hal yang sifatnya negatif 5 Dengan disiplin semua kegiatan dalam bekerja bisa dilaksanakan secara efektif dan efisien 6 Dengan disiplin semua kegiatan guru dalam proses kerja yang sedang berlangsung dapat memberikan suasana yang menyenangkan dan merangsang aktivitas 40 A. Tabrani Rusyan dan Wasmin, Etos Kerja: Dalam Meningkatkan Produktivitas Kinerja Guru, Tangerang: Intimedia, 2008, h. 34 39 7 Suasana dan situasi kerja yang diselenggarakan secara berdisiplin mudah mengarahkan kepada tujuan yang hendak dicapai. Disiplin kerja guru disekolah seperti dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, yaitu dengan membuat perencanaan sebelum mengajar, sehingga dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif. Selain itu disiplin mempunyai dampak positif bagi suasana kerja dengan menularkan hal positif kepada guru yang mempunyai tingkat disiplin kerja yang rendah. Rendahnya produktivitas tenaga kependidikan disekolah baik dalam mengikuti aturan dan tata tertib sekolah, maupun dalam melakukan pekerjaannya sangat erat kaitannya dengan masalah disiplin. Oleh karena itu, dalam menumbuhkan kepala sekolah profesional dalam paradigma baru manajemen pendidikan disekolah diperlukan adanya peningkatan disiplin untuk menciptakan iklim sekolah yang lebih kondusif dan dapat memotivasi kerja, serta menciptakan budaya kerja dan budaya disiplin tenaga kependidikan dalam melakukan tugasnya disekolah. 41 Dari uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja guru adalah faktor kepemimpinan seperti faktor kepribadian, harapan dan perilaku atasan, karakteristik, kebutuhan tugas bawahan, iklim kebijakan organisasi, harapan dan perilaku peran dalam mencapai tujuan yang efektif. Oleh karena itu, kepala sekolah sebagai pemimpin harus berusaha dengan segala potensi yang dimilikinya untuk menggerakkan dan mempengaruhi guru-gurunya agar dapat bekerja dengan disiplin yang tinggi. 41 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, h. 80 40

C. Kerangka Berpikir

Kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah, mempunyai hubungan yang penting untuk menggerakkan, mengarahkan, membimbing, melindungi, membina, memberi teladan, dorongan serta bantuan kepada guru, murid dan staf di sekolah. Fungsi yang terpenting lagi bagi kepala sekolah adalah menggerakkan segala sumber yang ada pada suatu sekolah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Guru sebagai subyek pendidikan di sekolah menjadi orang yang paling berwenang dan bertanggungjawab untuk membimbing dan membina anak didik di sekolah, peran yang dimiliki guru sangat kompleks dan beragam, karenanya potensi guru harus dioptimalkan. Upaya optimalisasi potensi guru salah satunya dengan diterapkannya disiplin kerja guru di sekolah. Tugasnya sebagai Pemimpin di sekolah dalam melaksanakan disiplin kerja guru dihadapkan pada beberapa persoalan yang menyebabkan menurun atau naiknya tingkat kepatuhan terhadap disiplin kerja guru. Beberapa faktor yang mempengaruhi tersebut bisa terjadi karena kepribadian guru, perilaku atasan kepala sekolah, sistem kerja yang berlaku dan lain sebagainya. Disiplin kerja guru di sebuah institusi pendidikan harus dilaksanakan dan dikembangkan dengan sebaiknya agar tercapai tujuan organisasi sekolah yaitu mutu pendidikan yang berkualitas. Agar disiplin kerja dapat dilaksanakan secara optimal, kepala sekolah harus menerapkan kepemimpinan dengan penguasaan setiap kompetensi kepala sekolah yang telah ditetapkan, yaitu kompetensi professional, kompetensi wawasan kependidikan dan manajemen, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Dengan penguasaan semua kompetensi di atas, diharapkan kepemimpinan efektif akan tercipta dan pendidikan berkualitas dengan guru yang disiplin terhadap kerja, tugas dan tanggung jawabnya akan menjadi kenyataan. 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru di MA Daar El-Qolam Gintung, Jayanti-Tangerang. Sedangkan secara lebih spesifik, penelitian ini bertujuan: 1. Untuk mendeskripsikan tingkat disiplin kerja guru di MA Daar El-Qolam Gintung, Jayanti-Tangerang. 2. Untuk mendeskripsikan peran kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan disiplin kerja guru di MA Daar El-Qolam Gintung, Jayanti-Tangerang. 3. Untuk mendeskripsikan hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru MA Daar El-Qolam Gintung, Jayanti-Tangerang. 42

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan diMA Daar El-Qolam Gintung, Jayanti-Tangerang yang beralamat di Jl. Desa Pasir Gintung, Kecamatan Jayanti, Kabupaten Tangerang, Banten. Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini adalah bulan Februari 2012 sampai bulan Maret 2013. Berikut perincian kegiatan penelitian tersebut: Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian Kegiatan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Pengesahan proposal skripsi Observasi ke MA Daar El- Qolam Tangerang Bimbingan dengan dosen pembimbing Penyebaran angket dan wawancara Pengolahan 43 dan analisis data

C. Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu mencari hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru.

D. Populasi dan Teknik Sampling

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. 42 populasi juga dapat diartikan keseluruhan subjek penelitian. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah guru Madrasah Aliyah Daar El- Qolam yang berjumlah 31 orang. Mengingat terbatasnya jumlah populasi maka seluruh populasi dijadikan sampel penelitian. Sebagimana pendapat Suharsimi Arikunto, “untuk sekedar perkiraan, maka apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitian nya merupakan penelitian populasi”. 43

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan penelitian yang akurat, teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah: 42 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan RD,Bandung: Alfabeta, 2011, cet. Ke-XIII, h.117-118. 43 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Satuan Pendekatan Praktik, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006, h. 134 44 1. Angket Angket adalah salah satu teknik pengumpulan data yang berbentuk kumpulan pertanyaan. Penyebaran angket yang peneliti lakukan adalah seluruh guru yang dijadikan populasi. 2. Wawancara Wawancara ini digunakan untuk melengkapi data angket dan tidak dijadikan data untuk membuat keputusan hasil penelitian. 3. Observasi Observasi ini digunakan untuk melengkapi data dan tidak dijadikan data untuk membuat keputusan hasil penelitian. 4. Dokumentasi Dokumentasi ini digunakan untuk melengkapi data dan tidak dijadikan data untuk membuat keputusan hasil penelitian.

F. Instrumen Penelitian

1. Disiplin Kerja Guru

a. Definisi Konseptual Disiplin kerja guru adalah suatu keadaan tertib dan teratur yang dimiliki oleh guru dalam setiap bekerja di sekolah, tanpa pelanggaran- pelanggaran yang merugikan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap dirinya, teman sejawatnya, terhadap sekolah secara keseluruhan. b. Definisi Operasional Disiplin kerja guru adalah suatu keadaan tertib dan teratur yang dimiliki oleh guru dalam bekerja di sekolah yang meliputi disiplin dalam waktu, disiplin dalam loyalitas kerja dan disiplin dalam mematuhi peraturan.