Bentuk dan Macam Disiplin
                                                                                28
dan  penyadaran.  Jika  terpaksa  diberikan  hukuman,  maka  perlu diperhatikan beberapa hal penting di bawah ini:
30
Pertama,  pemberian    peringatan  terlebih  dahulu  surat  peringatan pertama, kedua, dan ketiga agar indispliner menyadari pelanggaran yang
telah  dilakukan.  Kedua,  pemberian  sanksi  harus  segera.  Tujuannya,  agar diketahui  peraturan  yang  berlaku  dan  tidak  ada  peluang  untuk
mengabaikan  disiplin  yang  ada.  Ketiga,  pemberian  sanksi  harus konsisten.  Tujuannya  agar  pegawai  menghargai  dan  tidak  terjadi
diskriminasi.  Keempat,  pemberian  sanksi  harus  impersonal  semua golongan.  Tujuannya  agar  diketahui  pegawai  bahwa  peraturan  berlaku
untuk semua golongan sesuai dengan aturan yang berlaku.
4. Peran dan Tugas Guru
Peran  guru  akan  senantiasa  menggambarkan  pola  tingkah  laku  yang diharapkan  dalam  berbagai  interaksi,  baik  dengan  siswa,  sesama  guru
maupun  dengan  staf  yang  lain.  Dari  berbagai  kegaiatan  interaksi  belajar mengajar,  dapat  dipandang  sebagai  sentral  bagi  perannya.  Sebab  baik
disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak mencurahkan  untuk  menggarap  proses  belajar  mengajar  dan  interaksi
dengan siswanya. James W. Brown mengemukakan bahwa tugas dan peranan guru antara
lain:  “menguasai  dan  mengembangkan  materi pelajaran,  merencana dan mempersiapkan  pelajaran  sehari-hari,  mengontrol  dan  mengevaluasi
kegiatan siswa”.
31
Tugas  dan  peran  guru  tidaklah  terbatas  di  dalam  masyarakat,  bahkan guru pada hakikatnya merupakan komponen strategis yang memilih peran
30
Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber daya Manusia Perusahaan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008,  h. 131.
31
Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, CV. Rajawali,  Jakarta, 1990, h. 142
29
penting  dalam  menentukan  gerak  maju  kehidupan  bangsa.  Keberadaan guru bagi  suatu bangsa amatlah penting, apalagi  bagi  suatu bangsa  yang
sedang membangun, terlebih-lebih bagi keberlangsungan hidup bangsa di tengah-tengah lintasan perkembangan zaman dengan teknologi yang kian
canggih  dan  segala  perubahan  serta  pergeseran  nilai  yang  cenderung memberi  nuansa  pada  kehidupan  yang  menuntut  ilmu  dan  seni  dalam
kadar dinamik untuk dapat mengadaptasikan diri.
32
Secara  rinci  peranan  guru  dalam    kegiatan  belajar  mengajar,  dapat disebutkan sebagai berikut:
a. Informatory
Sebagai  pelaksana  cara  mengajar  informative,  laboraturium,  studi lapangan dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum.
b. Organisator
Guru  sebagai  organisator,  pengelola  kegiatan  akademik,  silabus, workshop, jadwal pelajaran dan lain-lain.
c. Motivator
Peran  guru  sebagi  motivator  ini  sangat  penting  artinya  dalam rangka  meningkatkan  kegairahan  dan  pengembangan  kegiatan
belajar siswa. d.
Pengarah atau director Jiwa  kepemimpinan  bagi  guru  dalam  peranan  ini  lebih  menonjol.
Guru  dalam  hal  ini  harus  dapat  membimbing  dan  mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
e. Inisiator
Guru dalam  hal  ini  sebagai pencetus  ide-ide dalam proses belajar. Sudah  barang  tentu  ide-ide  itu  merupakan  ide-ide  kreatif  yang
32
Moh. Uzer Usman, menjadi guru professional, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1995, h. 7
30
mencontohkan  oleh  anak  didiknya.  Inilah  yang  harus  dilakukan oleh seorang guru.
f. Transmitter
Dalam  kegiatan  belajar  guru  juga  akan  bertindak  selaku  penyebar kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan.
g. Fasilitator
Guru  dalam  hal  ini  akan  memberikan  fasilitas  dan  kemudahan dalam  proses  mengajar  sehingga  interaksi  belajar  mengajar  akan
berlangsung secara efektif. h.
Mediator Guru  sebagai  mediator  dapat  diartikan  sebagai  penengah  dalam
kegiatan belajar siswa. i.
Evaluator Peran  sebagai  evaluator  guru  mempunyai  otoriter  untuk  menilai
prestasi  anak  didik  dalam  bidang  akademik  maupun  tingkah  laku sosialnya,  sehingga  dapat  menentukan  bagaimana  anak  didiknya
berhasil atau tidak.
33
Guru  memegang  peran  penting  dan  strategis  terutama  dalam membentuk  watak  bangsa  melalui  pengembangan  kepribadian  dan  nilai-
nilai  yang  diinginkan.  Dari  dimensi  tersebut,  peran  guru  sulit  digantikan oleh orang  lain. Dipandang dari dimensi pembelajaran, peran guru dalam
masyarakat  Indonesia  tetap  dominan  sekalipun  teknologi  yang  dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran berkembang amat cepat. Hal ini
disebabkan  karena  ada  dimensi-dimensi  proses  pendidikan,  atau  lebih khusus  bagi  proses  pembelajaran,  yang  diperankan  oleh  guru  yang  tidak
dapat digantikan oleh teknologi.
33
Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi belajar mengajar, CV. Rajawali, Jakarta 1990, h. 142-144
31
Jabatan  guru  memiliki  banyak  tugas,  baik  yang  berkaitan  oleh  dinas maupun  di  luar  dinas  dalam  bentuk  pengabdian.  Tugas  guru  tidak  hanya
sebagai  profesi,  tetapi  juga  sebagai  suatu  tugas  kemanusiaan  dan kemasyarakatan.
Bila dipahami, maka tugas guru sebagai seorang pendidik professional sesungguhnya  sangat  banyak,  tidak  terbatas  pada  kegiatan  belajar
mengajar  saja,  guru  juga  bertugas  sebagai  evaluator,  administrator, konselor dan sebagainya.
Guru  yang  mampu  akan  lebih  cakap  menciptakan  lingkungan  belajar yang  efektif  dan  menyenangkan  serta  akan  lebih  mampu  mengelola
kelasnya  sehingga  hasil  belajar  siswa  berada  pada  tingkat  yang memuaskan.
Tugas  guru  sebagai  suatu  profesi  menuntut  kepada  guru  untuk mengembangkan  profesionalitas  diri  sesuai  perkembangan
ilmu pengetahuan  dan  teknologi.  Mendidik,  mengajar,  dan  melatih  anak  didik
adalah  tugas  guru  sebagai  suatu  profesi.  “Tugas  guru  sebagai  pendidik berarti  meneruskan  dan  mengembangkan  nilai-nilai  hidup  kepada  anak
didik, dan guru juga bertugas melatih mengembangkan keterampilan serta dapat menerapkan dalam kehidupan demi masa depan anak didik”.
34
Tugas  guru  sebenarnya  bukan  hanya  di  sekolah  saja  tetapi  bisa dikatakan di mana saja mereka berada. Di rumah, guru sebagai orang tua
atau ayah-ibu adalah pendidik bagi putera putrinya. Di dalam masyarakat sekitar yaitu masyarakat kampung, desa tempat tinggalnya guru seringkali
terpandang  sebagai  tokoh  suri  tauladan  bagi  orang-orang  di  sekitarnya, baik  dalam  sikap  dan  perbuatannya  misalnya  cara  dia  berpakaian,
berbicara,  dan  bergaul,  maupun  pandangan-pandangannya,  pendapatnya atau buah pikirannya sering kali menjadi ukuran atau pedoman kebenaran
34
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2000, H. 37
32
bagi  orang-orang  di  sekitarnya  karena  dianggap  guru  memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam tentang berbagai hal.
Dalam  proses  belajar  mengajar,  guru  mempunyai  tugas  untuk mendorong,  mebimbing  dan  memberikan  fasilitas  belajar  bagi  peserta
didik  untuk  mencapai  tujuan.  Guru  mempunyai  tanggung  jawab  untuk melihat segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas untuk membantu proses
perkembangan peserta didik. Berkaitan  dengan  tugas  dan  tanggung  jawab  guru  menurut  Nana
Sudjana  dalam  bukunya  yang  berjudul  Dasar-Dasar  Proses  Belajar Mengajar,  mengutip  pendapat  Peters  ada  tiga  tugas  dan  tanggung  jawab
guru sebagai administrator kelas.
35
1. Guru  sebagai  pengajar  lebih  menekankan  pada  tugas  dalam
merencanakan  dan  melaksanakan  pengajaran.  Dalam  hal  ini  guru dituntut  memiliki  seperangkat  pengetahuan  dan  ketentuan  teknis
mengajar.  Di  samping  menguasai  ilmu  atau  bahan  yang  akan diajarkan
2. Guru  sebagai  pembimbing  memberi  tekanan  kepada  tugas.
Memberikan  bantuan  kepada  siswa  dalam  pemecahan  masalah yang  dihadapinya.  Tugas  ini  merupakan  aspek  mendidik,  sebab
tugas  guru  bukan  hanya  menyampaikan  ilmu  pengetahuan  tetapi juga menyangkut perkembangan kepribadian dan pembentuk nilai-
nilai para siswa. 3.
Guru  sebagai  administrator  di  kelas  pada  hakikatnya  merupakan jalinan  ketatalaksanaan  bidang  pengajaran  lebih  menonjol  dan
lebih diutamakan bagi profesi guru. Lain  halnya  dengan  p
endapat  Oemar  Hamallik  dalam  buku  “Proses Belajar Mengajar” mengemukakan tanggung jawab guru sebagai berikut:
35
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, PT. Sinar, Bandung 2004, h. 15
33
a. Guru harus menuntut murid-murid belajar
b. Turut serta membina kurikulum sekolah
c. Melakukan pembinaan terhadap diri siswa kepribadian, watak dan
jasmaniah d.
Memberikan bimbingan kepada murid e.
Melakukan  diagnosis  atas  kesulitan-kesulitan  belajar  dan mengadakan penilaian atas kemajuan belajar
f. Menyelenggarakan penelitian
g. Mengenal masyarakat dan ikut serta aktif
h. Menghayati, mengamalkan dan mengamankan pancasila
i. Turut serta membantu terciptanya kesatuan dan  persatuan bangsa
dan perdamaian dunia j.
Turut menyukseskan pembangunan k.
Tanggung jawab meningkatkan peranan professional guru.
36
Berkaitan  dengan  tugas  dan  peran  sebagai  seorang  pendidik,  yang mampu  melaksanakan tugas  mengajar dengan  baik, guru harus  memiliki
kemampuan  professional  akan  lebih  cakap  menciptakan  lingkungan belajar  yang  efektif  dan  menyenangkan  serta  akan  lebih  mampu
mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang memuaskan.
Ada  empat  macam  tugas  atau  peran  guru  dalam  proses  belajar mengajar yaitu:
1 Guru sebagai demonstrator
Melalui  peranannya  sebagai  demonstrator,  lecturer  atau pengajar,  guru  hendaknya  senantiasa  menguasai  bahan  atau
materi  pelajaran  yang  akan  diajarkannya  serta  senantiasa
36
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2000, h. 127-128
34
mengembangkannya  dalam  arti  meningkatkan  kemampuan dalam  hal  ilmu  yang  dimilikinya,  karena  hal  ini  akan  sangat
menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. 2
Guru sebagai pengelola kelas Dalam  peranannya  sebagai  pengelola  kelas  learning
manager,  guru  hendaknya  mampu  mengelola  kelas  sebagai lingkungan  belajar  serta  merupakan  aspek  dari  lingkungan
sekolah yang perlu diorganisasi. Tujuan  umum  pengelolaan  kelas  ialah  menyediakan  dan
menggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar  dan  mengajar  agar  mencapai  hasil  yang  baik.
Sedangkan tujuan
khususnya adalah
mengembangkan kemampuan  siswa  dalam  menggunakan  alat-alat  belajar,
menyediakan  kondisi-kondisi  yang  memungkinkan  siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh
hasil yang diharapkan. 3
Guru sebagai mediator dan fasilitator Sebagai  mediator  guru  hendaknya  memiliki  pengetahuan  dan
pemahaman  yang  cukup  tentang  media  pendidikan,  karena media  pendidikan  merupakan  alat  komunikasi  untuk  lebih
mengefektifkan proses belajar mengajar. Sebagai  fasilitator  guru  hendaknya  mampu  mengusahakan
sumber  belajar  yang  berguna  serta  dapat  menunjang pencapaian  tujuan  dan  proses  belajar  mengajar,  baik  yang
berupa nara sumber, buku teks, majalah, ataupun surat kabar. 4
Guru sebagai evaluator Kalau  kita  perhatikan  dunia  pendidikan,  akan  kita  ketahui
bahwa  setiap  jenis  pendidikan  atau  bentuk  penidikan  pada waktu-waktu  tertentu  selama  satu  periode  pendidikan  orang
35
selalu  mengadakan  evaluasi,  artinya  pada  waktu-waktu tertentu  selama  satu  periode  pendidikan  selalu  mengadakan
penilaian  terhadap  hasil  yang  telah  dicapai,  baik  oleh  pihak terdidik maupun pihak pendidik.
Demikian  pula  dalam  satu  kali  proses  belajar  mengajar  guru hendaknya  menjadi  evaluator  yang  baik.  Kegaitan  ini
dimaksudkan  untuk  mengetahui  apakah  tujuan  yang  telah dirumuskan  itu  tercapai  atau  belum,  dan  apakah  materi  yang
diajarkan  sudah cukup tepat. Semua pertanyaan tersebut akan dapat dijawab melalui kegaiatan evaluasi atau  penilaian.
37
Hal  lain  yang  dikemukakan  oleh  Moh.  Uzer  Usman  yang  menjadi tugas dan tanggung  jawab guru adalah:
1. Keterampilan menyusun rencana pengajaran
a. Kemampuan  merencanakan  pengelolaan  kegaiatan  belajar
mengajar b.
Kemampuan  merencanakan  pengelolaan  pengorganisasian bahan pengajaran
c. Kemampuan merencanakan pengelolaan kelas
d. Kemampuan menggunakan alat dan media pengajaran
2. Keterampilan melaksanakan prosedur mengajar
a. Kemampuan memulai pengajaran
b. Kemampuan mengelola KBM
c. Kemampuan  mengorganisasi  waktu,  siswa  dan  fasilitas
belajar d.
Kemampuan menilai proses dan hasil mengajar e.
Kemampuan mengakhiri pelajaran
37
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002, h. 9-11
36
3. Keterampilan berkomunikasi antar pribadi
a. Kemampuan  untuk  mengembangkan  sikap  positif  pada  diri
murid b.
Kemampuan  untuk  bersikap  terbuka  dan  luwes  terhadap siswa atau orang tua
c. Kemampuan  menunjukkan  kegaiarahan  dan  kesungguhan
dalam mengajar d.
Kemampuan mengelola interaksi perilaku di dalam kelas.
38
Dengan  demikian  dapat  disimpulkan  bahwa  tugas  guru  bukan  hanya mengajarkan  ilmu  yang  dimiliki,  tetapi  juga  sebagai  fasilitator  yang
menyediakan  kemudahan-kemudahan  bagi  siswa  untuk  melakukan kegiatan  belajar,  sebagai  pembimbing  yang  membantu  siswa  kesulitan
dalam  proses  pembelajaran,  sebagai  manajer  yang  memimpin  kelompok siswa dalam kelas sehingga proses pembelajaran berhasil.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja Guru
Agar seseorang dapat melaksanakan disiplin maka pemimpin  harus memperhatikan
beberapa faktor.
Ada beberapa
faktor yang
mempengaruhi tingkat disiplin kerja adalah: 1.
Besar kecilnya pemberian kompensasi Besar  kecilnya  kompensasi  mempengaruhi  tegaknya  disiplin.
Para  karyawan  akan  mematuhi  segala  peraturan  yang  berlaku  bila  ia merasa mendapat jaminan balas jasa yang setimpal dari jerih payahnya
yang telah dikontribusikan bagi sekolah. 2.
Ada tidaknya keteladanan kepemimpinan dalam perusahaan
38
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002, edisi kedua,  h. 120-135
37
Keteladanan  pimpinan  sangat  penting  sekali,  karena  dalam lingkungan  perusahaan,  semua  karyawan  akan  selalu  memperhatikan
bagaimana  pimpinan  dapat  menegakkan  disiplin  dirinya  dan bagaimana ia dapat mengendalikan dirinya dari ucapan, perbuatan, dan
sikap yang dapat merugikan aturan disiplin yang sudah ditetapkan. 3.
Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan Pembinaan  disiplin  tidak  akan  dapat  terlaksana  dalam
perusahaan,  bila  tidak  ada  aturan  tertulis  yang  pasti  untuk  dapat dijadikan  pegangan  bersama.  Disiplin  tidak  mungkin  ditegakkan  bila
peraturan  yang  dibuat  hanya  berdasarkan  instruksi  lisan  yang  dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi dan situasi.
4. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan
Bila  ada  karyawan  yang  melanggar  disiplin,  maka  perlu  ada keberanian  pimpinan  untuk  mengambil  tindakan  yang  sesuai  dengan
tingkat pelanggaran yang dibuatnya. 5.
Ada tidaknya pengawasan pimpinan Dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan perlu ada
pengawasan,  yang  akan  mengarahkan  para  karyawan  agar  dapat melaksanakan  pekerjaan  dengan  tepat  dan  sesuai  dengan  yang  telah
ditetapkan. 6.
Ada tidaknya perhatian kepada para karyawan Karyawan adalah  manusia  yang  mempunyai  perbedaan karakter
antara yang satu dengan yang lain. Seorang karyawan tidak hanya puas dengan  penerimaan  kompensasi  yang  tinggi,  pekerjaan  yang
menantang,  tetapi  mereka  juga  membutuhkan  perhatian  yang  besar dari pimpinannya sendiri.
39
39
Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Kencana, 2010 , h. 89-92
38
Usaha  peningkatan  disiplin  kerja  guru,  dapat  dilakukan  dengan cara  memberikan  kompensasi  yang  sesuai  dengan  jerih  payah,
kebutuhan  atau  biaya  hidup  sekarang.  Selain  itu  kepala  sekolah menjadi  dapat  meningkatkan  disiplin  kerja  guru  dengan  memberikan
teladan  kepada  guru,  mengawasi  kegiatan  yang  dilaksanakan  guru, membuat  peraturan  sekolah,  mengambil  tindakan  atau  keputusan
terhadap  pelanggaran  yang  dilakukan  oleh  guru  dan  memberikan perhatian  kepada  guru  sebagai  motivasi  dalam  meningkatkan  disiplin
kerja. Upaya  peningkatan  disiplin  diri  guru  sebagai  komitmen  perlu
dilaksanakan karena faktor-faktor berikut:
40
1 Dengan  disiplin  semua  kegiatan  yang  diselenggarakan  guru
dalam  proses  kerja  akan  terarah,  tertib  dan  teratur,  sehingga tujuan yang diharapkan tercapai secara optimal.
2 Dengan disiplin kreativitas guru terpusat ke satu arah dan tujuan
yang tepat 3
Dengan  disiplin  menjadikan  hal  yang  dilakukan  menghasilkan sesuatu yang berguna
4 Dengan disiplin semua  kegiatan guru akan lebih meningkatkan
kualitasnya,  karena  guru  tersebut  akan  lebih  peka  terhadap pengaruh hal-hal yang sifatnya negatif
5 Dengan disiplin semua kegiatan dalam bekerja bisa dilaksanakan
secara efektif dan efisien 6
Dengan disiplin semua kegiatan  guru dalam  proses kerja yang sedang
berlangsung dapat
memberikan suasana
yang menyenangkan dan merangsang aktivitas
40
A. Tabrani Rusyan dan Wasmin, Etos Kerja: Dalam Meningkatkan Produktivitas Kinerja Guru, Tangerang: Intimedia, 2008, h. 34
39
7 Suasana  dan  situasi  kerja  yang  diselenggarakan  secara
berdisiplin  mudah  mengarahkan  kepada  tujuan  yang  hendak dicapai.
Disiplin  kerja  guru  disekolah  seperti  dalam  pelaksanaan  kegiatan belajar mengajar, yaitu dengan membuat perencanaan sebelum mengajar,
sehingga  dalam  pelaksanaan  kegiatan  belajar  mengajar  dapat  berjalan dengan  efektif.  Selain  itu  disiplin  mempunyai  dampak  positif  bagi
suasana  kerja  dengan  menularkan  hal  positif  kepada  guru  yang mempunyai tingkat disiplin kerja yang rendah.
Rendahnya produktivitas tenaga kependidikan disekolah baik dalam mengikuti  aturan  dan  tata  tertib  sekolah,  maupun  dalam  melakukan
pekerjaannya sangat erat kaitannya dengan masalah disiplin. Oleh karena itu,  dalam  menumbuhkan  kepala  sekolah  profesional  dalam  paradigma
baru  manajemen  pendidikan  disekolah  diperlukan  adanya  peningkatan disiplin untuk  menciptakan  iklim  sekolah  yang  lebih kondusif  dan dapat
memotivasi  kerja,  serta  menciptakan  budaya  kerja  dan  budaya  disiplin tenaga kependidikan dalam melakukan tugasnya disekolah.
41
Dari uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi  disiplin  kerja  guru  adalah  faktor  kepemimpinan  seperti
faktor  kepribadian, harapan dan perilaku atasan, karakteristik, kebutuhan tugas  bawahan,  iklim  kebijakan  organisasi,  harapan  dan  perilaku  peran
dalam  mencapai  tujuan  yang  efektif.  Oleh  karena  itu,  kepala  sekolah sebagai pemimpin harus berusaha dengan segala potensi yang dimilikinya
untuk menggerakkan dan mempengaruhi guru-gurunya agar dapat bekerja dengan disiplin yang tinggi.
41
E. Mulyasa, Menjadi  Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, h. 80
40
                