mana ukuran dasar dan tujuan kebijakan direalisasikan. Ukuran dasar dan tujuan berguna di dalam menguraikan keputusan kebijakan secara menyeluruh. Disamping
itu, ukuran dasar dan tujuan merupakan bukti itu sendiri dan dapat diukur dengan mudah dalam beberapa kasus. Namun demikian dikatakan seringkali dalam banyak
kasus sering terjadi kesulitan dalam mengidentifikasi dan mengukur pencapaian yang disebabkan oleh dua hal, yaitu program yang terlalu luas dan sifat tujuan yang
kompleks, serta kekaburan dalam ukuran-ukuran dasar tujuan-tujuan sengaja diciptakan oleh pembuat keputusan agar dapat menjamin tanggapan positif dari
orang-orang yang diserahi tanggungjawab implementasi pada tingkat organisasi yang lain atau system penyampaian kebijakan.
1.5 Keberhasilan Implementasi Kebijaksanaan
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kejelasan antara kebijakan dan kinerja implementasi yaitu: standard dan sasaran kebijakan, komunikasi antara
organisasi dan pengukuran aktivitas, karakteristik organisasi komunikasi antar organisasi, kondisi sosial, ekonomi dan politik, sumber daya dan sikap pelaksanaan.
Adapun yang menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan kebijakan adalah:
a. Persetujuan, dukungan dan kepercayaan dari masyarakat. Karena ketiga hal ini
dapat menimbulkan partisipasi masyarakat, yang benar-benar diperlukan untuk pelaksanaan kebijaksanaan.
b. Isi dan tujuan kebijaksanaan haruslah dimengerti secara jelas terlebih dahulu.
Berhubung dengan itu maka pelaksanaan kebijakan harus mampu melakukan
Universitas Sumatera Utara
interpretasi terhadap kebijaksanaan yang tepat sehingga mempunyai persepsi seperti yang dikehendaki oleh pembentuk kebijaksanaan.
c. Pelaksana haruslah mempunyai cukup informasi, terutama mengenai
kebijaksanaan itu. d.
Pembagian pekerjaan yang efektif dalam pelaksanaan. Hal ini berarti perlu pengorganisasian yang baik dengan:
e. Pembagian kekuasaan dan wewenang yang rasional
Selain itu Rippley dan Franklin dalam Tangkilisan, 2003A:21 menyatakan keberhasilan implementasi kebijakan program dan ditinjau dari tiga
faktor yaitu: a.
Prespektif kepatuhan compliance yang mengukur implementasi dari kepatuhan strate level burcancrats terhadap atas mereka.
b. Keberhasilan implementasi diukur dari kelancaran rutinitas dan tiadanya
persoalan. c.
Implementasi yang berhasil mengarah kepada kinerja yang memuaskan semua pihak terutama kelompok penerima manfaat yang diharapkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kebijakan selanjutnya sebagai berikut: organisasi atau kelembagaan, kemampuan politik dari penguasa, pembagian
tugas, wewenang dan tanggungjawab, kebijakan pemerintah yang bersifat tak remental, proses perumusan kebijakan pemerintah yang baik, aparatur evaluasi yang
bersih dan berwibawa serta professional, biaya untuk melaksanakan evaluasi, tersedianya data dan informasi sosial ekonomi yang siap dimanfaatkan oleh penilai-
penilai kebijakan.
Universitas Sumatera Utara
Peters dalam Tangkilisan, 2003A:22 mengatakan bahwa kegagalan implementasi kebijakan disebabkan oleh beberapa faktor.
a. Informasi, informasi yang kurang dengan mudah mengakibatkan adanya
gambaran yang kurang tepat baik kepada obyek kebijakan maupun kepada para pelaksana dari isi kebijakan yang akan dilaksanakannya dan hasil-hasil dari
kebijakan itu. b.
Isi kebijakan, implementasi kebijakan dapat gagal karena masih samarnya isi atau tujuan kebijakan atau ketidaktepatan atau ketidaktegasan intern maupun
ekstern atau kebijakan itu sendiri, menunjukkan adanya kekurangan yang sangat berarti atau adanya kekurangan yang menyangkut sumber daya pembantu.
c. Dukungan, implementasi kebijakan publik akan sangat sulit bila pada
pelaksanaannya tidak cukup dukungan untuk kebijakan tersebut. d.
Pembagian potensi, hal ini terkait dengan pembagian potensi diantaranya para actor implementasi dan juga mengenai organisasi pelaksana dalam kaitannya
dengan diferensiasi tugas dan wewenang.
1.6 Analisis Kebijakan Publik