bertanggungjawab tentang tercapainya tujuan program di dalam kegiatan operasionalnya.
Kebijaksanaan pemerintah di Indonesia, yang sesuai dengan azas hidup bangsa Indonesia, adalah merupakan kebijaksanaan pemerintah yang berlandaskan
Pancasila. Kebijaksanaan ini, tidaklah hanya memperhatikan keinginan dan kehendak dari rakyat sosio-democratis, akan tetapi juga haruslah mengacu pada
kepentingan nasional seperti tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 sosio- nasionalisme
Adapun bentuk-bentuk Peraturan Perundangan Republik Indonesia menurut UUD 1945 adalah : UU Peraturan Pemerintah pengganti UU, Peraturan
Pemerintah, Keputusan Presiden, Peraturan Pelaksana lainnya Peraturan Menteri, Instruksi Menteri selain itu, masih terdapat Peraturan-peraturan Daerah Tingkat I
dan tingkat II serta Keputusan-keputusan gubernur, dan bupati walikota kepala daerah.
1.3 Pengertian Implementasi Kebijakan Publik
Pada tahap ini suatu kebijakan telah dilaksanakan oleh unit-unit eksekutor birokrasi pemerintah tertentu dengan memobilisasikan sumber dana dan sumber
daya lainnya teknologi dan manajemen, dan pada tahap ini monitoring dapat dilakukan. Menurut Patton dan Sawicki dalam buku Tangkilisan 2003B:78 bahwa
implementasi berkaitan dengan berbagai kegiatan yang diarahkan untuk merealisasikan program, dimana pada posisi ini eksekutif mengatur cara untuk
mengorganisir, menginterpretasikan dan menerapkan kebijakan yang telah diseleksi. Sehingga dengan mengorganisir, seorang eksekutif mampu mengatur secara efektif
dan efisien sumber daya, unit-unit dan teknik yang dapat mendukung pelaksanaan
Universitas Sumatera Utara
program, serta melakukan interpretasi terhadap perencanaan yang dibuat, dan petunjuk yang dapat diikuti dengan mudah bagi realisasi program yang
dilaksanakan. Jadi tahapan implementasi merupakan peristiwa yang berhubungan dengan
apa yang terjadi setelah suatu perundang-undangan ditetapkan dengan memberikan otoritas pada suatu kebijakan dengan membentuk out-put yang jelas dan dapat
diukur. Dengan demikian tugas implementasi kebijakan sebagai suatu penghubung yang memungkinkan tujuan-tujuan kebijakan mencapai hasil melalui aktivitas atau
kegiatan dari program pemerintah. Tangkilisan, 2003:9 Menurut Nakamura dan Smallwood dalam Tangkilisan, 2003B:78, hal-
hal yang berhubungan dengan implementasi kebijakan adalah keberhasilan dalam mengevaluasi masalah dan kemudian menerjemahkan ke dalam keputusan yang
bersifat khusus. Sedangkan menurut Pressman dan Wildavsky dalam Tangkilisan, 2003B:79 implementasi diartikan sebagai interaksi antara penyusunan tujuan
dengan sarana-sarana tindakan dalam mencapai tujuan tersebut, atau kemampuan untuk menghubungkan dalam hubungan kausal antara yang diinginkan dengan cara
untuk mencapainya. Jones dalam Tangkilisan, 2003B:79 menyatakan kebijakan sebagai suatu
proses yang dinamis yang melibatkan secara terus-menerus usaha-usaha untuk mencari apa yang akan dan dapat dilakukan. Dengan demikian implementasi
mengatur kegiatan-kegiatan yang mengarah pada penempatan suatu program ke dalam tujuan kebijakan yang diinginkan.
Implementasi kebijakan merupakan rangkaian kegiatan setelah suatu kebijakan dirumuskan. Tanpa suatu implementasi, suatu kebijakan yang dirumuskan
Universitas Sumatera Utara
akan sia-sia belaka. Oleh karena itulah implementasi kebijakan mempunyai kedudukan yang penting di dalam kebijakan publik.
Dalam implementasi sebuah kebijakan dibutuhkan proses implementasi sebagai bahan persiapan dalam melaksanakan rumusan kebijakan yang telah
ditetapkan. Menurut, Lineberry proses implementasi setidaknya memiliki elemen- elemen sebagai berikut: 1 pembentukan unit organisasi baru dan staf pelaksana, 2
penjabaran tujuan ke dalam berbagai aturan pelaksana standard operating procedures SOP 3 koordinasi berbagai sumber dan pengeluaran kepada kelompok
sasaran; pembagian tugas di dalam dan diantara dinas-dinas badan pelaksana, 4 pengalokasian sumber-sumber untuk mencapai tujuan. Tangkilisan, 2003B:81
Lain dengan Anderson dalam Tangkilisan, 2003B:82 yang mengemukakan bahwa implementasi kebijakan dapat dilihat dari empat aspek yaitu;
a. Siapa yang mengimplementasikan kebijakan, maksudnya yaitu bahwa
pelaksanaan suatu kebijakan tidak hanya terbatas pada jajaran birokrasi, tetapi juga melibatkan actor-aktor di luar birokrasi pemerintah, seperti organisasi
kemasyarakatan, bahkan individu juga sebagai pelaksana kebijakan. b.
Hakekat dari proses administrasi. Untuk menghindari pertentangan atau perbedaan persepsi dalam pelaksanaan antar implementor unit birokrasi
maupun non birokrasi, proses administrasi harus selalu berpijak pada standar prosedur operasional sebagai acuan pelaksanaannya.
c. Kepatuhan kompliansi kepada kebijakan, atau sering disebut sebagai perilaku
taat hukum. Karena kebijakan selalu berdasarkan hukum atau peraturan tertentu, maka pelaksana kebijakan tersebut juga harus taat kepada hukum yang
mengaturnya. Untuk menumbuhkan system kepatuhan dakam implementasi
Universitas Sumatera Utara
kebijakan, memerlukan system kontrol dan komunikasi yang terbuka, serta penyediaan sumber daya untuk melakukan pekerjaan. Sedangkan untuk dapat
mewujudkan implementasi yang efektif, Islamy menyebutnya dengan tindakan atau perbuatan manusia yang menjadi anggota masyarakat sesuai dengan apa
yang diinginkan oleh pemerintah atau negara. d.
Efek atau dampak dari implementasi kebijakan. Menurut Islamy 1997:119 setiap kebijakan yang telah dibuat dan dilaksanakan akan membawa dampak
tertentu terhadap kelompok sasaran, baik yang positif intended maupun yang negatif unintended. Ini berarti bahwa konsep dampak menekankan pada apa
yang terjadi secara actual pada kelompok yang ditargetkan dalam kebijakan. Jadi, dengan melihat konsekuensi dari dampak, maka dapat dijadikan sebagai
salah satu tolok-ukur keberhasilan implementasi kebijakan dan juga dapat dijadikan sebagai masukan dalam proses perumusan kebijakan yang akan
meningkatkan kualitas kebijakan tersebut.
1.4 Model Implementasi Kebijakan Publik