Pada unit kerja lembaga teknis daerah Badan, pada jabatan eselon IIb Kepala Badan mengalami penambahan yaitu sebanyak 5 lima jabatan yang sebelumnya
hanya terdapat 9 Sembilan badan saja sekarang sudah menjadi 14 badan. Pada jabatan IIIa, terdapat pengurangan yaitu sebelumnya sebanyak 45 jabatan kini menjadi 18
jabatan dan sebagian lagi dialihkan ke jabatan eselon IIIb yaitu sebanyak 50 jabatan. Sedangkan pada eselon IV.a Sub Bagian terdapat 132 jabatan yang sebelumnya 155
jabatan. Jadi jumlah jabatan pada unit kerja lembaga teknis daerah Badan di Kota Medan bisa dikategorikan semakin ramping yang dapat kita lihat sebelumnya bahwa
jumlah jabatan pada 9 Sembilan lembaga teknis daerah Badan sebanyak 213 jabatan kini menjadi 214 jabatan walaupun jumlah badan telah ditambah sebanyak 5 lembaga
teknis daerah badan. Terakhir, unit kerja lembaga teknis daerah kantor di Kota Medan, pada jabatan
eselon IIIa tidak mengalami perubahan jumlah jabatan. Sedangkan pada jabatan eselon IV.b mengalami penambahan sebanyak 1 satu jabatan yaitu yang sebelumnya
sebanyak 15 jabatan sekarang menjadi 16 jabatan. Sehingga dengan demikian jumlah jabatan pada unit kerja lembaga teknis daerah kantor Kota Medan secara mengalami
penambahan sebanyak 1 jabatan, sebelumnya 19 jabatan sekarang menjadi 20 jabatan.
C. Keberhasilan Mengevaluasi Masalah dan Keputusan yang Bersifat Khusus
Keberhasilan mengevaluasi masalah birokrasi yang terjadi selama ini di dalam lingkungan pemeri Kota Medan, merupakan keputusan yang membuat pemerintah Kota
Medan melaksanakan PP No. 41 Tahun 2007 ini. Dari hasil analisa masalah dalam birokrasi inilah yang kemudian menjadi dasar bagi Pemerintah Kota Medan dalam
Universitas Sumatera Utara
pelaksanaan PP No. 41 Tahun 2007 ini yang notabene merupakan peraturan yang bertujuan untuk merampingkan struktur birokrasi.
Pemerintah Kota Medan memutuskan untuk merampingkan struktur birokrasinya didasarkan pada pertimbangan:
1. Untuk mencapai efisiensi kinerja pegawai. Hal ini dapat dilihat dari kualitas dan
efektivitas pelaksanaan tugas oleh pegawai dengan struktur gemuk, dengan pegawai yang sudah lebih sedikit karena perampingan. Hal ini dikemukakan oleh Bapak
Kepala Bagian Organisasi dan Tatalaksana, Ceko Wakdha Ritonga, SH sebagai berikut:
“Sampai saat ini belum ada dampak negatif yang kami terima setelah perampingan struktur tersebut dilakukan. Kalau masalah dampak terhadap
pelaksanaan tugas, sebenarnya ketika sebuah struktur tersebut gemuk sebelum implementasi PP No.41 Tahun 2007 beban tugas tetap terlaksana, kemudian
setelah dirampingkan setelah implementasi PP No.41 Tahun 2007 beban tugas tersebut juga masih tetap bisa diselesaikan. Jadi melihat kenyataan tersebut
bukankah akan lebih baik jika beban tugas tersebut dilaksanakan oleh organisasi yang sudah ramping, mengingat efisiensi dan efektivitas organisasi tersebut. Untuk
pegawai yang sudah tidak berada dalam struktur lagi non-job kami juga tidak mengalami masalah, karena sebenarnya rata-rata mereka yang dikurangi dari
eselon III rata-rata sudah hampir pensiun, bagi mereka yang belum pensiun juga tidak ada masalah karena status mereka tetaplah PNS, yang berbeda dengan yang
berada dalam struktur yaitu hanyalah tunjangannya saja. Selain itu, sebagai manusia dalam dunia kerja, kita juga harus tetap selalu sedia jika sewaktu-waktu
jabatan kita bergeser.
2. Pertimbangan anggaran. Anggaran belanja daerah Pemerintah Kota Medan pada
tahun 2008 mengalami perubahan dari target pendapatan yang semula Rp.1.747.915.721.141 menjadi Rp.1.764.199.302.097,00, perubahan terjadi oleh
karena adanya perubahan pengeluaran pada tahun tersebut, yang pada rencana I tidak diperkirakan, kemudian pada tahun 2009 mengalami defisit dengan total
pendapatan daerah Rp. 1.850.663.561.233 sedangkan belanja daerah sebanyak Rp.2.138.439.404.887 dengan perincian alokasi APBD untuk belanja tidak langsung
Universitas Sumatera Utara
gaji, tunjangan, tambahan penghasilan PNS, belanja pegawai lain-lain mencapai 51 dari total belanja daerah. Sedangkan untuk alokasi belanja langsung sebanyak
41 dari total APBD Kota Medan. Mengingat jumlah belanja pegawai yang besar tersebut dan dengan pendapatan asli daerah yang masih jauh dibawah jumlah dana
perimbangan, maka Pemerintah Kota Medan pun menyambut baik peraturan perampingan tersebut.
D. Rasio Struktur Jabatan Eselonering