di dalam rangka mencapai suatu cita-cita atau mewujudkan kehendak serta tujuan tertentu.
Dari defenisi-defenisi di atas maka penulis menyatakan pengetahuan pokok yang dapat dikembangkan lebih lanjut dan yang menjadi landasan teori dari
penelitian ini. Kebijakan publik adalah kebijakan-kebijakan yang dibangun oleh badan-badan dan pejabat-pejabat pemerintah, dimana implikasi dari kebijakan
tersebut adalah : 1 kebijakan publik selalu mempunyai tujuan tertentu atau mempunyai tindakan-tindakan yang berorientasi pada tujuan tertentu, 2 kebijakan
publik berisi tindakan-tindakan pemerintah, 3 kebijakan publik merupakan apa yang benar-benar dilakukan oleh pemerintah, 4 kebijakan publik yang diambil bisa
bersifat positif dalam arti merupakan tindakan pemerintah segala sesuatu masalah tertentu, atau bersifat negatif dalam arti merupakan keputusan pemerintah untuk
tidak melakukan sesuatu, 5 kebijakan pemerintah setidak-tidaknya dalam arti yang positif didasarkan pada peraturan perundangan yang bersifat mengikat dan
memaksa.
1.2 Kategori Kebijakan Publik
Juhn B. Joynt dalam Soenarko, 2003:61 mengatakan bahwa kebijaksanaan itu dapat berarti yang berbeda-beda untuk orang-orang yang berbeda.
Udaha untuk mengadakan klasifikasi tingkat-tingkatan kebijaksanaan itu adalah seperti halnya membagi-bagi tingkatan suhu udara.
Menanggapi hal tersebut maka, A. Simon dalam buku H. Soenarko 2003:61 kemudian dapat membagi klasifikasi kebijakan itu menjadi 3 macam
policy yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. Legislative policy, yaitu kebijaksanaan yang dibuat landasan dan pegangan bagi
pimpinan management dalam melaksanakan tugasnya, atau kebijaksanaan yang banyak mengandung norma-norma yang harus diselenggarakan oleh
pimpinan tersebut. Oleh karena itu, kebijaksanaan ini lebih banyak memberikan ketentuan-ketentuan yang mengandung pemberian hak-hak, kewajiban,
larangan-larangan dan keharusan-keharusan, dan lebih banyak dibuat oleh legislatif.
b. Management policy, merupakan peraturan-peraturan yang dibuat oleh pimpinan
pusat top-management atau pejabat-pejabat teras. c.
Working policy, yaitu kebijaksanaan lainnya yang dibuat untuk pelaksanaan operation dilapangan untuk tercapainya tujuan akhir yang tersimpul dari
kebijaksanaan itu. Berbeda dengan A Simon, Hudson dalam Soenarko, 2003:62 menyoroti
klasifikasi kebijakan publik dalam pemerintahan. Sehingga kebijakan publik itu dapat dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:
a. Over-all Policies, pada umumnya dibuat oleh Badan Legislatif atau presiden
dengan berdasarkan UUD constitution. Oleh karena itu, sifatnya adalah umum dan berlaku untuk seluruh wilayah negara.
b. Top management policies kebijaksanaan pimpinan, yaitu merupakan
kebijaksanaan yang biasanya dibuat oleh kepala-kepala jawatan atau dinas-dinas pelaksanaan “over-all policies” dengan menentukan cara-cara, prosedur dan
sebagainya yang meliputi soal-soal yang strategis. c.
Divisional of bureau policies kebijaksanaan pelaksanaan, merupakan ketentuan-ketentuan pelaksanaan yang dibuat pejabat yang langsung
Universitas Sumatera Utara
bertanggungjawab tentang tercapainya tujuan program di dalam kegiatan operasionalnya.
Kebijaksanaan pemerintah di Indonesia, yang sesuai dengan azas hidup bangsa Indonesia, adalah merupakan kebijaksanaan pemerintah yang berlandaskan
Pancasila. Kebijaksanaan ini, tidaklah hanya memperhatikan keinginan dan kehendak dari rakyat sosio-democratis, akan tetapi juga haruslah mengacu pada
kepentingan nasional seperti tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 sosio- nasionalisme
Adapun bentuk-bentuk Peraturan Perundangan Republik Indonesia menurut UUD 1945 adalah : UU Peraturan Pemerintah pengganti UU, Peraturan
Pemerintah, Keputusan Presiden, Peraturan Pelaksana lainnya Peraturan Menteri, Instruksi Menteri selain itu, masih terdapat Peraturan-peraturan Daerah Tingkat I
dan tingkat II serta Keputusan-keputusan gubernur, dan bupati walikota kepala daerah.
1.3 Pengertian Implementasi Kebijakan Publik