6.1.8 Kendala-Kendala dalam Kemitraan
Program kemitraan tidak selalu berjalan sesuai harapan karena banyak ditemui kendala-kendala di lapangan. PG XYZ memberikan bantuan pinjaman modal, bibit dan
pupuk sesuai dengan luas areal yang dimiliki oleh petani. Sebaliknya, petani mitra diharapkan menggilingkan hasil tebunya pada PG XYZ.
Fakta yang terjadi di lapangan, petani menggilingkan tebunya hanya sebagian saja untuk melunasi kewajibannya. Sisa dari produksi tebu digilingkan pada pabrik gula lain
dengan alasan mencari tingkat rendemen yang lebih tinggi. Di sisi lain, PG XYZ dalam pelaksanaannya kurang terbuka dalam hal rendemen gula yang diberikan kepada petani.
Petani yang menggilingkan tebunya pada PG hanya untuk melunasi kewajibannya saja akan memiliki catatan buruk dari pihak PG. Petani tersebut akan mengalami
kesulitan dalam pengajuan kredit tahun giling berikutnya. Akan tetapi, hal ini tidak tertulis dalam perjanjian kemitraan.
Hal ini dapat terjadi karena lemahnya perjanjian kemitraan yang dilakukan PG XYZ dengan petani tebu rakyat. Tidak adanya kekuatan dalam bidang hukum sehingga
perjanjian kemitraan tidak dapat mengikat kedua belah pihak. Selain itu, perjanjian kemitraan hanya disusun oleh pihak pertama saja, sedangkan pihak kedua tidak dilibatkan
dalam pembuatan klausul perjanjian. Perjanjian kemitraan selalu sama dari tahun ke tahun mengakibatkan tidak adanya perbaikan hubungan antara petani tebu rakyat dengan
pihak PG.
6.2 Realisasi Hak dan Kewajiban Pelaku Kemitraan
Pelaksanaan kemitraan antara PG XYZ dengan petani tebu rakyat hanya didasarkan rasa saling membutuhkan. Lemahnya perjanjian kontrak merupakan salah satu
faktor tidak sinergisnya kemitraan di PG XYZ. Perjanjian kemitraan tidak menyebutkan dengan jelas masing-masing kewajiban dan hak pelaku kemitraan. Pembuatan klausul
perjanjian kemitraan hanya disusun oleh sepihak dari pihak inti, tanpa melibatkan pihak plasma. Isi perjanjian kemitraan yang selalu sama tiap tahunnya, mengakibatkan tidak
adanya perbaikan dalam pencapaian kesinergisan kemitraan. Secara ringkas realisasi hak dan kewajiban dapat dilihat pada matriks evaluasi dan
realisasi, dimana dapat terlihat beberapa isi perjanjian yang berjalan dan tidak sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada perjanjian kerjasama PG XYZ dengan petani tebu
rakyat. Penilaiannya sendiri diperoleh dari pengamatan di lapangan dan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan kemitraan ini.
Tabel 12 menunjukkan bahwa berdasarkan matriks realisasi perjanjian kemitraan yang dilakukan, pelaksanaan kemitraan tersebut belum sepenuhnya sesuai dengan isi
perjanjian kemitraan sendiri. Hal ini terlihat bahwa dalam penyerahan tebu milik petani belum sepenuhnya digilingkan pada PG yang memberikan pinjaman kredit. Pihak PG pun
tidak dapat memberikan transparansi rendemen yang diberikan kepada petani sehingga banyak petani yang melanggar etika kemitraan dengan menggilingkan tebunya pada PG
lain yang memberikan tingkat rendemen yang lebih tinggi. Selain itu, PG juga tidak memiliki kemampuan untuk menjual agunan milik
petani. Hal ini disadari oleh PG sebagai suatu kelemahan sehingga bagi petani yang tidak dapat melunasi pinjamannya, maka agunan tersebut hanya disimpan oleh PG.
Dari perjanjian pada Tabel 12, masih banyak peraturan kemitraan yang belum dijelaskan secara mendetail seperti sanksi bagi petani yang menggilingkan tebunya pada
pabrik lain dan jaminan rendemen yang diberikan kepada petani merupakan rendemen
yang sesungguhnya. Perjanjian kemitraan yang dilakukan pun lemah dari sisi hukum. Hal ini mengakibatkan masing-masing pihak kemitraan masih dapat berkehendak sesuai
dengan kepentingan masing-masing.
Tabel 12. Matriks Isi Perjanjian Kemitraan di PG XYZ Tahun 2006
Perjanjian Realisasi Keterangan
Kewajiban Pihak 1 Inti Memberikan pinjaman biaya garap,
pupuk, bibit dan tebang angkut. Pihak Inti telah memberikan
bantuan kredit kepada petani. Sesuai
Pembayaran pinjaman disesuaikan dengan realisasi pekerjaan
Pembayaran bantuan kredit tidak seluruhnya diberikan
langsung, melainkan secara bertahap sesuai pekerjaan
Sesuai
Kewajiban Pihak 2 Plasma Bantuan tersebut diakui hutang kepada
pihak 1 Petani mengakui bantuan
tersebut sebagai hutang yang harus dibayar
Sesuai Pihak 2 wajib menyerahkan tebunya
untuk digiling dengan sistem bagi hasil yang berlaku
Pihak 2 hanya menyerahkan sebagian tebunya untuk
melunasi hutang, sisanya digilingkan pada PG lain
Tidak Sesuai
Pelaksanaan tebang angkut dilaksanakan oleh pihak pertama, akan
tetapi biaya tebang angkut ditanggung oleh pihak kedua
Pelaksanaan tebang angkut dilaksanakan pihak pertama
atau pihak kedua mampu melaksanakan tebang angkut
sendiri Sesuai
Agunan Pihak kedua bersedia menyerahkan
agunan berupa sertifikat tanah sawah, tanah darat beserta bangunannya
sebagai jaminan bilamana pihak kedua tidak dapat melunasi kewajibannya dan
pihak satu dapat menjual agunan tersebut
Pihak kedua menyerahkan agunan berupa sertifikat, akan
tetapi pihak satu mengalami kesulitan dalam melakukan
penjualan ketika pihak dua tidak dapat melunasi
kewajibannya. Tidak Sesuai
Besarnya pinjaman biaya yang diberikan maximum 75 persen dari nilai
agunan Pinjaman biaya tidak ada yang
melebihi 75 persen dari nilai agunan
Sesuai
6.3 Manfaat Pelaksanaan Kemitraan Bagi PG XYZ dan Petani Tebu Rakyat