Aplikasi Ekstrak Bawang ke Dalam Adonan Mie

21 Ekstrak rebus dibuat dengan menggunakan irisan bawang putih dan air pada perbandingan tertentu dan waktu perebusan tertentu. Perbandingan air yang digunakan adalah 1:3 dan 1:5, dan waktu perebusan yang digunakan adalah selama satu dan lima menit. Waktu perebusan mulai dihitung ketika air telah mendidih. Rebusan bawang putih lalu disaring dengan kain saring sehingga didapatkan ekstrak rebus bawang putih berwarna kuning bening. Pada tahap ini dilakukan analisis pengukuran kadar air bawang putih, pengukuran rendemen ekstrak, nilai pH ekstrak segar dan rebus, dan analisis total mikroba ekstrak bawang putih.

2. Aplikasi Ekstrak Bawang ke Dalam Adonan Mie

Setiap jenis ekstrak bawang putih segar dan rebus dicampurkan ke dalam formulasi mie formula dasar dengan konsentrasi berbeda sebagai pengganti air atau dicampurkan bersama dengan air. Ekstrak rebus dicampurkan dengan konsentrasi 10, 20, dan 30, serta dicampur sebagai pengganti air konsentrasi 100. Ekstrak segar dicampurkan bersama air dengan konsentrasi 10, 20, 30 dari total air adonan, serta konsentrasi 100 sebagai pengganti air. Jenis dan konsentrasi ekstrak bawang yang ditambahkan dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Jenis dan konsentrasi ekstrak yang ditambahkan ke adonan Jenis ekstrak Bawang : Air Waktu perebusan menit Konsentrasi ekstrak dalam adonan mie Ekstrak rebus 1:3 1 10, 20, 30, 100 Ekstrak rebus 1:3 5 10, 20, 30, 100 Ekstrak rebus 1:5 1 10, 20, 30, 100 Ekstrak rebus 1:5 5 10, 20, 30, 100 Ekstrak segar 1:1 - 10, 20, 30, 50, 100 Ekstrak segar 2:1 - 10, 20, 30, 100 Formula dasar pembuatan mie basah yang digunakan adalah formula Bogasari seperti yang digunakan dalam penelitian Pahrudin 2006 yang tercantum pada Tabel 5. Terigu yang digunakan adalah Cakra Kembar dan Segitiga Biru dengan perbandingan 1:1. Proses pembuatan mie basah mentah dan matang secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 6. 22 Tabel 5. Formula dasar pembuatan mie basah skala laboratorium Bahan Jumlah Cakra Kembar 50 gram Segitiga Biru 50 gram Air 34 dari bobot total terigu Garam NaCl 1 dari bobot total terigu Na 2 CO 3 0.6 dari bobot total terigu Pahrudin 2006 Pada tahap ini analisis yang dilakukan hanya sebatas pengamatan subjektif. Parameter yang diamati adalah bau menyimpang bau asam dan bau tengik dan lendir pada mie. Pengamatan dilakukan setiap enam jam sekali sampai mie menjadi rusak. Analisis ini bertujuan untuk menentukan jenis dan konsentrasi ekstrak yang mampu memberikan umur simpan terbaik. Tepung terigu, garam, Na-karbonat, air Pengadukan selama 1 menit Pencampuran dengan air atau ekstrak Pengadukan kembali selama 4 menit Pembentukan lembaran Pengistirahatan selama 15 menit Penipisan lembaran Pembentukan helai mie Pelumuran dengan tapioka Perebusan dengan air selama 2 menit, dan ditambah minyak kelapa mie basah mentah mie basah matang Gambar 6. Proses pembuatan mie basah mentah dan matang 23 Mie basah yang sudah jadi dibungkus dalam plastik polipropilen PP tipis dengan menggunakan sealer. Setiap plastik berisi ±50 gram mie untuk sekali pengamatan setiap 6 jam sampai mie menjadi rusak. Plastik- plastik berisi mie tersebut kemudian disimpan pada suhu ruang dan pada tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung serta tidak lembab.

3. Aplikasi Konsentrasi Ekstrak Terpilih ke Dalam Adonan Mie