Tujuan dan Manfaat Penelitian Kerangka Pemikiran

Keberhasilan restocking sangat ditentukan oleh kelayakan lahan sebagai habitat yang dicirikan oleh karakteristik biofisik lingkungan perairan tipe perairan, pasang surut, arus, keterlindungan, kedalaman, fisika-kimia-biologi perairan pasokan benih kualitas maupun kuantitas, managemen budidaya, serta sarana dan prasarana produksi. Dalam pelaksanaan restocking ikan karang, kesesuaian lahan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi produktivitas dan efisiensi ekonomis penerapan sea ranching. Beberapa persyaratan teknis maupun non-teknis diperlukan dalam penentuan kesesuaian lahan, dengan demikian dapat ditentukan komoditi budidaya yang akan ditebarkan. Dengan adanya kegiatn sea ranching diharapkan mampu meningkatkan pariwisata bahari sekaligus mampu neningkatkan prduktivitas perikanan karang di kawasan perairan Gili Indah. Untuk itu dalam penerapan sistem sea ranching ini maka diperlukan beberapa kajian mendasar sebagai berikut : 1. Deskripsi kondisi terumbu karang dan ikan karang yang berasosiasi di dalamnya. 2. Analisis kesesuaian lingkungan perairan akan mempengaruhi keberhasilan penerapan sea ranching. 3. Pemilihan jenis ikan karang yang akan ditebar sebagai rekomendasi dimasa mendatang. 4. Strategi dalam pengembangan budidaya ikan karang dengan sistem sea ranching dalam kaitannya dalam mendukung pariwisata bahari.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian adalah untuk : 1. Mendiskripsikan kondisi terumbu karang dan ikan karang yang berasosiasi di dalamnya di kawasan TWAL Gili Indah. 2. Menganalisis kesesuaian kondisi lingkungan perairan untuk pengembangan budidaya ikan karang dengan sistem sea ranching. 3. Menentukan komoditas ikan karang yang akan ditebar dalam kegiatan restocking. 4. Membuat strategi dalam pengembangan budidaya ikan karang melalui sistem sea ranching kaitannya bagi wisata bahari. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai : 1. Bahan pertimbangan kepada pemerintah daerah dalam pengelolaan pantai yang lebih ramah lingkungan. 2. Bahan informasi kepada masyarakat tentang sistem budidaya yaitu sea ranching sebagai alternatif dalam pengelolaan sumberdaya pesisir yang berkelanjutan.

1.4 Kerangka Pemikiran

Kerusakan ekosistem terumbu karang di kawasan Gili Indah disebabkan oleh faktor alam dan faktor manusia. Kerusakan terumbu karang oleh nelayan banyak terjadi sebelum tahun 1998. Penyebab utamanya dalah pengemboman ikan, pembuangan jangkar dan penggunaan potas. Kemudian kerusakan alamiah terjadi awal tahun 1998, yaitu terjadinya pemutihan karang bleaching akibat El-Nino. Bencana El-Nino tersebut telah banyak merubah wajah terumbu karang di Gili Indah P2BK Unram dan Bappeda Kabupaten Lombok Barat, 1999. Sebagai TWAL, Gili Indah saat ini dikembangkan untuk kegiatan wisata bahari dan juga tempat nelayan untuk memperoleh pendapatan dari menangkap ikan sebagai mata pencaharian pokok, disamping menyediakan jasa bagi wisatawan, misalnya menyewakan perahu, bungalow maupun jasa lainnya. Di Gili Indah ekosistem terumbu karang sebagai salah satu sumberdaya pesisir yang dimanfaatkan untuk aktivitas diving, snorkling, perahu kaca, maupun sebagai sumber perikanan. Kegiatan wisata bahari walaupun secara nyata telah mendatangkan keuntungan ekonomi, namum apabila tidak dikelola dengan baik dapat merusak lingkungan wilayah pantai akibat turunnya kualitas dan fungsi lingkungan. Jika kerusakan ini terus berlanjut tanpa adanya suatu usaha perbaikan, maka keindahan yang ditawarkan oleh kegiatan pariwisata tersebut akan semakin menurunnya. Salah satu upaya perbaikan kerusakan terumbu karang dan sekaligus meningkat sumberdaya perikanan karang, dapat dilakukan dengan konsep sea ranching. Perencanaan dalam penerapan sistem sea ranching dalam kajian ini meliputi beberapa kegiatan antara lain: deskripsi kondisi terumbu karang dan ikan karang yang berada di Gili Indah. Deskipsi ini bertujuan untuk mengetahui kondisi terumbu karang dan ikan karang saat ini dan sejauh mana kerusakannya serta penyebabnya. Kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu faktor yang sangat penting yang terkait dalam upaya restocking, dimana kondisi terumbu karang akan mempengaruhi keberadaan ikan karang di lokasi penelitian. Deskripsi kondisi terumbu karang dan ikan karang ini dilakukan dengan menggunakan metode survei melalui wawancara, pengamatan langsung di lapangan. Penutupan terumbu karang dilakukan dengan cara manta tow dan metode LIT Line Intercept Transect serta sensus visual untuk pengamatan ikan karang. Kesesuaian lingkungan perairan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi produktivitas dan efisiensi ekonomis usaha perikanan pantai dengan sistem sea ranching. Beberapa persyaratan teknis maupun non-teknis diperlukan dalam penentuan kesesuaian perairan dengan demikian dapat ditentukan komoditas budidaya yang akan dikembangkan. Dalam melakukan pengkajian kesesuaian lingkungan perairan digunakan analisis spasial. Analisis spasial dilakukan dengan menggunakan teknologi GIS, yang substansinya adalah kesesuaian lingkungan perairan. Penentuan komoditas ikan yang akan ditebar sangat ditentukan oleh kondisi lingkungan sebagai habitatnya. Beberapa pertimbangan dalam pemilihan komoditas haruslah benar-benar dipersiapkan. Pemilihan komoditas budidaya diperoleh dari pendapat para ahli yang berkompeten dalam bidang perikanan karang, yang kemudian dianalisis dengan menggunakan metode Analitical Hierarchi Proscess AHP. Jenis komoditas terpilih akan menjadi rekomendasi di masa yang akan datang sebagai target komoditas dalam penerapan sea ranching. Dalam penerapannya di masa mendatang, diperlukan analisis arahan pengembangan. Dengan menggunakan analisis SWOT akan dihasilkan strategi penerapan sea ranching. Analisis ini dilakukan berdasarkan pada kajian-kajian yang dilakukan maupun identifikasi deskriptif faktor eksternal dan internal sektor perikanan tangkap maupun perikanan budidaya. Secara skematis kerangka pendekatan penelitian ini, disajikan pada Gambar 1. Gambar 1 Kerangka pendekatan penelitian. Potensi Permasalahan Wilayah Pesisir Kebijakan Pemda Pengembangan Sektor Perikanan kriteria kesesuaia Strategi pengembangan sistem budidaya sea ranching Pemilihan jenis ikan karang Kesesuaian lokasi Analisis Spasial SIG Data primersekunder Peta kesesuaian lokasi Deskripsi kondisi terumbu karang ikan karang Usulan kegiatan Budidaya Ikan Karang Sistem Sea Ranching dalam Mendukung Wisata Bahari Analisis Deskriptif Kondisi terumbu karang dan ikan karang Penutupan karang ikan karang Jenis ikan karang terpilih SWOT Sosial budaya dan ekonomi AHP 2 TINJAUAN PUSTAKA Indonesia merupakan ngara kepulauan yang dikelilingi oleh lautan dan hampir 80 dari total area adalah habitat laut yang memiliki karakteristik spesifik. Penangkapn ikan yang berlebihan oleh nelayan, cara-cara penangkapan yang destuktif, dan penurunan mutu lingkungan akibat bahan-bahan pencemar telah menyebabkan penurunan hasil tangkapan ikan di beberapa wilayah perairan. Sea ranching merupakan salah satu alternatif pengelolaan yang dapat dipertimbangkan dalam memperbaiki produktivitas penurunan perikanan pantai.

2.1 Konsep Sea Ranching

Dokumen yang terkait

Analisis Perubahan Fungsi Lahan Di Kawasan Pesisir Dengan Menggunakan Citra Satelit Berbasis Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus Di Kawasan Suaka Margasatwa Karang Gading Dan Langkat Timur Laut)

1 62 6

Studi Keanekaragaman Ikan Karang Di Kawasan Perairan Bagian Barat Pulau Rubiah Nanggroe Aceh Darussalam

2 37 76

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PUNDI (Studi Kasus Pada Bank Nusa Tenggara Barat Cabang Praya, Lombok)

0 6 19

Konsep Komunikasi Pembentukan Positioning Daerah Tujuan Wisata Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2009 (Studi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi NTB)

0 6 2

Kualitas pengasuhan anak di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) di Indonesia: PSAA Al-Ikhlas kabupaten Lombok Barat provinsi Nusa Tenggara Barat

1 6 56

Aktivitas Komunikasi Upacara Adat Bau Nyale Suku Sasak Di Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat (Studi Etnografi Komunikasi Pada Aktivitas Dalam UPacara Adat Bau NYale Suku Sasak Di Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat)

0 4 21

Potensi Hasil Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) pada Satu Tahun Budidaya di Lahan Kering Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat Yield Potential of Physic Nut (Jatropha curcas L.) at the First Years Cultivation on Dry Land of West Lombok, West Nusa Tenggara

0 0 7

View of Analisa Kinerja Pengelolaan Irigasi Di Daerah Irigasi Lemor, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat

0 0 10

i TUGAS AKHIR - Desain interior museum sasak di Mataram Lombok – Nusa Tenggara Barat dengan konsep modern kontemporer

1 1 13

Pelatihan Bahasa Inggris Bagi Karang Taruna Di Desa Wisata Lombok Kulon Bondowoso

1 1 6