yang berkelanjutan Liao, 1997 in Moksness, 1999. Di Taiwan, wisata perikanan seperti wisata memancing recreation fishing telah mengalami perkembangan
yang signifikan sejak penerapan sea ranching dan stock enhancement, akibat terjadinya penurunan secara terus menerus karena maraknya penggunaan trawl.
Dengan penggunaan artifisial reef sangat efektif dalam menciptakan habitat yang baik bagi sumberdaya perikanan.
Kegiatan perikanan tangkap yang terletak pada kawasan yang sama dengan pariwisata pantai atau bahari, selama ini belum begitu banyak
dikembangkan sebagai potensi yang bisa memikat wisatawan di Indonesia. Bahar dan Bahruddin 1993 menyatakan bahwa negara-negara maju seperti
Amerika, kegiatan berupa memancing sudah sejak lama dikembangkan sebagai kegiatan rekreasi. Nelayan tradisional yang memanfaatkan perahu jukung
sebagai sarana untuk menuai hasil, dapat dijadikan sebagi aktraksi yang menarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Mengoperasikan alat
tangkapan ikan merupakan pekerjaan sehari-sehari bagi nelayan. Situasi ini mempunyai daya tarik tersendiri, karena dengan hasil tangkapan yang mereka
peroleh dapat dijual kepada para pelancongwisatawan sebagai oleh-oleh.
2.6 Evaluasi Kesesuaian Lahan
Evaluasi kesesuaian lahan pada hakekatnya berhubungan dengan penggunaan tertentu, mempunyai penekanan yang tajam , yaitu mencari lokasi
yang mempunyai sifat-sifat yang sesuai berhubungan dengan keberhasilan produksi atau penggunaannya Wibowo, 1993. Untuk dapat mengetahui lokasi
yang sesuai dapat dilaksanakan dengan jalan pencocokan matching antara karakteristik dari kualitas lahan yang bersangkutan dengan persyaratan
penggunaan lahan yang dipertimbangkan. Berdasarkan jenis data dan cara analisanya, kesesuaian lahan dibedakan
menjadi dua macam kesesuaian yaitu kesesuaian lahan kuantitatif dan kesesuaian lahan kualitatif. Kesesuaian lahan kualitatif adalah kesesuaian lahan
yang didasarkan atas dasar fisik lahan dan analisis tanpa memperhitungkan biaya dan keuntungan ekonomis. Sedangkan kesesuaian lahan kuantitif adalah
kesesuaian lahan yang didasarkan atas faktor-faktor sosio-ekonomi dengan mengutamakan biaya dan keuntungan ekonomis FAO, 1997.
Meaden dan Kapetsky 1991 mengemukakan bahwa kesesuaian lahan dapat pula dibedakan atas kesesuaian lahan sekarang present land suitability
dan kesesuaian lahan potensial potential land suitability. Kesesuaian lahan sekarang adalah kesesuaian lahan yang dinilai berdasarlan keadaan lahan saat
dilakukan penelitian tanpa memperhitungkan jenis perbaikan lahan yang diperlukan, sedangkan kesesuaian lahan potensial adalah kesesuian lahan
yang dinilai bersadarkan lahan setelah diadakan perbaikan-perbaikan tertentu yang diperlukan.
Menurut azas penataan ruang yang dijabarkan secara operasional dalam bentuj kaidah utama ruang, evaluasi kesesuaian meliputi tiga aspek yaitu: fisik,
sosial dan ekonomi. Untuk memenuhi hal diatas biasanya dijumpai beberapa kendala di daerah, diantaranya yaitu: a peta landuse yang tersedia sudah
cukup lama sehingga tidak sesuai dengan keadaan saat ini, b pengadaan peta baru, umumnya terkendala antara lain oleh dana, waktu dan keahlian yang
terbatas. Untuk mengatasi kendala tersebut, teknologi penginderaan jarak jauh dan Sistem Informasi Geografis SIG merupakan alternatif untuk memecahkan