Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Rubrik Performansi

42 Soal tes objektif yang digunakan sebagai instrumen penelitian harus memenuhi syarat sebagai alat ukur hasil belajar yang baik. Alat ukur yang baik harus memenuhi dua syarat, yaitu validitas dan reliabilitas. Selain itu, alat ukur perlu dibakukan dalam sebuah proses uji coba sehingga alat ukur dapat menghasilkan data yang akurat dan handal Purwanto 2011: 114. Di samping adanya syarat validitas dan reliabilitas, soal tes yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar Arikunto 2010: 207. Untuk itu, diperlukan analisis taraf kesukaran soal. Soal tes juga perlu memiliki daya pembeda soal, yaitu kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Penjelasan mengenai validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda soal adalah sebagai berikut.

3.5.2.1 Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi. Sedangkan instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah Arikunto 2010: 211. Untuk mengetahui valid atau tidaknya instrumen, diperlukan uji validitas. Dalam penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan menggunakan validitas logis. Validitas logis adalah kondisi bagi sebuah instrumen yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran Arikunto 2010: 65. Ada dua macam validitas logis, yaitu validitas isi dan validitas konstruksi. Menurut Arikunto 2010: 67 validitas isi mengacu pada suatu kondisi sebuah 43 instrumen yang disusun berdasarkan isi materi pelajaran yang dievaluasi. Sedangkan validitas konstruksi mengacu pada suatu kondisi instrumen yang disusun berdasarkan konstruk aspek-aspek kejiwaan yang seharusnya dievaluasi. Pengujian valditas isi dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dan materi pelajaran, serta menyesuaikan instrumen tersebut dengan kisi-kisi soal yang telah dibuat. Selanjutnya, dilakukan pengujian validitas konstruksi. Pada pengujian validitas konstruksi, instrumen dikonsultasikan kepada tim ahli yang terdiri dari dua pihak yaitu Eka Titi Andaryani, S.Pd., M.Pd. sebagai dosen pembimbing I dan Ifa Dwi Mayasari, S.Pd. SD sebagai guru kelas IV A SD Negeri Pesayangan 01. Setelah pengujian konstruksi dari tim ahli selesai, selanjutnya diteruskan dengan uji coba instrumen kepada siswa di luar sampel, yaitu siswa kelas V SD Negeri Pesayangan 01. Setelah data didapat dan ditabulasikan, pengujian validitas konstruksi dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan skor item instrumen dengan rumus Pearson Product Moment menggunakan program aplikasi SPSS versi 17. Apabila nilai korelasi antara item soal dan skor total r 11 lebih dari nilai r tabel dengan taraf signifikansi 5, maka item soal dinyatakan valid. Sebaliknya, apabila r 11 r tabel , maka item soal dinyatakan tidak valid.

3.5.2.2 Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik Arikunto 2010: 221. Dalam penelitian ini, pengujian reliabilitas instrumen dilakukan secara internal consistency, yaitu pengujian 44 reliabilitas instrumen dengan mencobakan instrumen sekali saja, kemudian dilanjutkan dengan menganalisis data hasil pengujian instrumen. Uji reliabilitas dilakukan dengan program SPSS 17 berdasarkan penghitungan Cronbachs Alpha pada masing-masing item soal yang dinyatakan valid dengan taraf signifikansi 5. Apabila nilai Cronbachs Alpha ≥ r tabel , maka item soal dinyatakan reliabel. Sebaliknya, apabila nilai Cronbachs Alpha r tabel , maka item soal dinyatakan tidak reliabel.

3.5.2.3 Taraf Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0 Arikunto 2010:207. Untuk mengetahui indeks kesukaran, digunakan rumus: Keterangan: P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Arikunto 2010: 208 Asumsi dari indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut: 1 soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar; 2 soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang; 3 soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah Arikunto 2010:210. 45

3.5.2.4 Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi Arikunto 2010: 211. Untuk menentukan indeks diskriminasi digunakan rumus: Keterangan: J = jumlahpesertates J A = banyaknyapesertakelompokatas J B = banyaknyapesertakelompokbawah B A = banyaknyapesertakelompokatas yang menjawabsoalitudenganbenar B B = banyaknyapesertakelompokbawah yang menjawabsoalitudenganbenar P A = = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P B = = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Arikunto 2010: 213 Asumsi dari daya pembeda diklasifikasikan sebagai berikut: 1 D = 0,00 – 0,20 = jelek poor;2 D = 0,21 – 0,40 = cukup satifactory; 3 D = 0,41 – 0,70 = baik good; 4 D = 0,71 – 1,00 = baiksekali excellent;5 D = negatif, semuanyatidakbaik, jadisemuabutirsoal yang mempunyainilai D negative sebaiknyatidakdigunakan Arikunto 2010: 218.

3.5.3 Rubrik Performansi

46 Rubrik adalah indikator-indikator dari suatu kriteria dengan tingkatan yang berbeda-beda untuk menilai kinerja Poerwanti 2008: 3.38. Rubrik performansi digunakan untuk mengukur kemampuan siswa bermain alat musik pianika. Rubrik performansi dalam penelitian ini berisi penilaian yang meliputi cara memegang pianika, teknik penjarian, ketepatan nada, teknik pernafasan, ketepatan tempo, dan dinamik. Rubrik performansi ini menggunakan skala 1 sampai dengan 5. Nilai tes performansi digabungkan dengan nilai tes objektif untuk menghasilkan nilai akhir siswa dengan rumus:

3.5.4 Lembar Pengamatan

Pengamatanobservasi digunakan untuk mengambil data berupa aktivitas siswa dalam pembelajaran. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan aktivitas siswa di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol. Indikator keaktifan siswa yang akan diamati dalam penelitian ini dikembangkan dan dimodifikasi dari Dierich dalam Hamalik 2012: 172 meliputi: 1 kegiatan- kegiatan visual; 2 kegiatan-kegiatan lisan; 3 kegiatan-kegiatan mendengarkan; 4 kegiatan-kegiatan menulis; 5 kegiatan-kegiatan metrik; 6 kegiatan-kegiatan mental; 7 kegiatan-kegiatan emosional. Cara menghitung persentase keaktifan siswa berdasarkan lembar pengamatan untuk setiap pertemuan yaitu:Persentase = × 100 Kriteria persentase aktivitas siswa diklasifikasikan sebagai berikut: 1 0 - 47 24,99 = Keaktifan siswa rendah; 2 25 - 49,99 = Keaktifan siswa sedang; 3 50 - 74,99 = Keaktifan siswa tinggi; 4 75 - 100 = Keaktifan siswa sangat tinggi Yonny 2010: 175.

3.6 Metode Analisis Data

Metodeanalisis data dalam penelitian ini meliputi deskripsi data, uji prasyarat analisis, dan analisis akhir uji hipotesis.

3.6.1 Deskripsi Data

Data dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, gerak tubuh, ekspresi wajah, bagan, gambar, dan foto. Sedangkan data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan Sugiyono 2011: 6. Data kualitatif dalam penelitian ini berupa aktivitas belajar siswa baik di kelas kontrol maupun di kelas eksperimen. Sedangkan data kuantitatifnya berupa nilai hasil belajar siswa dari masing-masing kelas yang termasuk data ratio, yaitu data kuantitatif yang jaraknya sama dan mempunyai nilai nol absolutmutlak. 3.6.2 Uji Prasyarat Analisis Uji prasyarat analisis data dalam penelitian ini diolah menggunakan program aplikasi SPSS versi 17. Uji prasyarat analisis meliputi uji normalitas data dan uji homogenitas data. Uji prasyarat analisis dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut.

3.6.2.1 Uji Normalitas Data

Pengujian normalitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Liliefors pada taraf signifikansi 5 menggunakan program aplikasi SPSS versi

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL DIRECT INSTRUCTION TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BERMAIN ALAT MUSIK MELODIS DI KELAS IV SD NEGERI KEPANDEAN 03 KABUPATEN TEGAL

0 24 223

KEEFEKTIFAN STRATEGI CATATAN TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI UNSUR CERITA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI PESAREAN 01 KABUPATEN TEGAL

0 11 246

KEEFEKTIFAN METODE BERMAIN JAWABAN TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI PEMBENTUKAN TANAH DI KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI TUNON2 KOTA TEGAL

0 15 328

KEEFEKTIFAN STRATEGI PRACTICE REHEARSAL PAIRS TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI BERMAIN ALAT MUSIK MELODIS DI SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBOK LUWUNG 01 KABUPATEN TEGAL

0 20 216

KEEFEKTIFAN MODEL GROUP INVESTIGATION TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MATERI MEMAINKAN LAGU DENGAN ALAT MUSIK MELODIS (RECORDER) DI SD NEGERI KEDUNGKELOR 02 KABUPATEN TEGAL

0 6 304

Keefektifan Penggunaan Multimedia Microsoft Powerpoint terhadap Hasil Belajar IPS Materi Perkembangan Teknologi Transportasi pada Siswa Kelas IV di Sekolah Dasar Negeri Pesayangan 01 Kabupaten Tegal

0 9 197

PENGGUNAAN MEDIA ALAT MUSIK RITMIS DAN MELODIS MATERI MENGENAL ALAT MUSIK RITMIS DAN MELODIS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI 01 WIYOROWETAN ULUJAMI PEMALANG

6 65 222

KEEFEKTIFAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR MATERI STRUKTUR BUMI DAN MATAHARI KELAS V SD NEGERI PESAYANGAN 01 KABUPATEN TEGAL -

0 1 74

PENERAPAN PENDEKATAN SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, INTELLECTUAL (SAVI) DENGAN MEDIA ALAT MUSIK PIANIKA DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI ALAT MUSIK MELODIS DI KELAS IV SD NEGERI 1 KARANGSARI TAHUN AJARAN 2015 2016 | erni | KALAM CENDEKIA PGSD KEBUM

0 1 6

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN OUTDOOR LEARNING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI PESAYANGAN ABUPATEN TEGAL

0 2 73