Kegiatan belajar aktivitas belajar sebagai proses terdiri atas enam unsur yaitu tujuan belajar, peserta didik yang termotivasi, tingkat kesulitan belajar,
stimulus dari lingkungan, peserta didik yang memahami situasi, dan pola respons peserta didik Sudjana 2005: 105. Dierich dalam Hamalik 2012: 172 membagi
kegiatan belajar dalam 8 kelompok, yaitu: 1 kegiatan-kegiatan visual; 2 kegiatan-kegiatan lisan; 3 kegiatan-kegiatan mendengarkan; 4 kegiatan-
kegiatan menulis; 5 kegiatan-kegiatan menggambar; 6 kegiatan-kegiatan metrik; 7 kegiatan-kegiatan mental; 8 kegiatan-kegiatan emosional.
2.2.3 Hasil Belajar
Menurut Winkel dalam Purwanto 2011: 45 hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam tingkah lakunya. Aspek
perubahan itu mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Berikutnya, Purwanto 2011: 45 menjelaskan bahwa hasil belajar merupakan perolehan dari
proses belajar siswa sesuai dengan tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran menjadi hasil belajar potensional yang akan dicapai oleh anak melalui kegiatan belajarnya.
Rifa’i 2009: 85 menyatakan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-aspek
perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh siswa. Berdasarkanteori-teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan perubahan tingkah laku yang diperoleh seseorang sebagai akibat dari proses belajar yang dialaminya. Hasil belajar tersebut mencakup aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik.
2.2.4 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Piaget dalam Rifa’i 2009: 26 membagi tahap perkembangan kognitif individu menjadi 4 tahap, yaitu: 1 tahap sensorimotorik usia 0-2 tahun; 2
tahap praoperasional usia 2-7 tahun; 3 tahap operasional kongkrit usia 7-11 tahun; 4 tahap operasional formal 11 tahun – dewasa. Berdasarkan tahap
perkembangan kognitif menurut Piaget tersebut, anak usia sekolah dasar dapat digeneralisasikan termasuk dalam tahap operasional kongkrit. Pada tahap ini, anak
mampu mengoperasionalkan berbagai logika, namun masih dalam bentuk benda kongkrit. Selain itu, menurut Rifai dalam Kurnia dkk 2007: 1-29 pada periode
sekolah dasar anak memiliki karakteristik perkembangan dengan ciri pokok 1 dorongan untuk masuk ke dalam kelompok sebayanya; 2 dorongan yang bersifat
kejasmanian; 3 dorongan untuk memasuki dunia orang dewasa. Pembelajaran di sekolah juga harus menyesuaikan karakteristik siswa.
Dengan demikian, pembelajaran untuk anak usia sekolah dasar harus didesain sedemikian rupa agar sesuai dengan karakteristik perkembangan kognitif anak.
Guru hendaknya mampu memanfaatkan benda-benda kongkrit sebagai media dalam pembelajaran, serta menerapkan pendekatan pembelajaran yang memberi
kesempatan pada siswa untuk berperan aktif dan berinteraksi dengan siswa lainnya. Adanya kesesuaian antara desain pembelajaran dan karakteristik siswa
diharapkan dapat memberikan hasil belajar yang baik bagi siswa.
2.2.5 Hakikat Seni Budaya
Seni ialah ekspresi perasaan manusia yang dikongkritkan, untuk mengkomunikasikan pengalaman batinnya kepada orang lain, sehingga
merangsang timbulnya pengalaman batin pula kepada penikmat yang