Teori Belajar Koneksionisme Hakikat Belajar
respons sebanyak-banyaknya. Dalam teori koneksionisme, Thorndike dalam Sanjaya 2011: 238 mengemukakan hukum-hukum belajar yang terdiri dari: 1
hukum kesiapan law of readiness;2 hukum latihan law of exercise; dan 3 hukum akibat law of effect.
Menurut hukum kesiapan law of readiness, hubungan antara stimulus dan respons akan mudah terbentuk jika ada kesiapan dalam diri seseorang.
Dengan kata lain, keberhasilan belajar seseorang sangat tergantung dari ada atau tidak adanya kesiapan. Selanjutnya, hukum latihan law of exercise menjelaskan
kemungkinan kuat dan lemahnya hubungan stimulus dan respons. Hubungan atau koneksi antara kondisi yang merupakan perangsang dengan tindakan akan
menjadi lebih kuat karena adanya latihan dan koneksi-koneksi itu akan menjadi lemah karena latihan tidak dilanjutkan atau dihentikan. Sedangkan hukum akibat
law of effect menunjuk pada kuat atau lemahnya hubungan stimulus dan respons
tergantung pada akibat yang ditimbulkannya. Apabila respons yang diberikan seseorang mendatangkan kesenangan, maka respons tersebut akan dipertahankan
dan diulang. Sebaliknya, apabila respons yang diberikan mendatangkan hal yang tidak menyenangkan, maka respons tersebut akan dihentikan dan tidak akan
diulangi lagi. Teori belajar koneksionisme mendukung penelitian ini, karena menurut
peneliti dalam setiap pembelajaran guru hendaknya mampu memberikan stimulus kepada siswa, sehingga ada interaksi aktif dan positif antara guru dengan siswa.
Stimulus tersebut dapat berupa pertanyaan dari guru yang ditujukan kepada siswa
mengenai materi pelajaran yang telah disampaikan, kemudian siswa meresponnya dengan jawaban. Stimulus juga dapat berupa lingkungan atau suasana belajar
yang nyaman, motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik, dan penguatan dari guru. Ada keterkaitan hukum-hukum belajar menurut Thorndike dengan
penelitian ini. Materi pelajaran yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu materi bermain alat musik melodis. Pada pembelajaran mengenal dan bermain alat
musik, diperlukan adanya kesiapan law of readiness dalam diri siswa untuk mempelajari suatu alat musik, terlebih bagi siswa yang sama sekali belum
mengenal alat musik tertentu. Dengan adanya kesiapan dari diri siswa, maka siswa akan mudah memahami materi bermain alat musik melodis dan
berpengaruh positif pada keberhasilan belajarnya. Setelah siswa mampu memahami materi bermain alat musik melodis, diperlukan latihan secara intensif
agar koneksi yang telah terbentuk berkaitan dengan materi bermain alat musik melodis menjadi lebih kuat law of exercise. Melalui latihan intensif tersebut,
diharapkan dapat membuahkan hasil yang menyenangkan bagi siswa, sehingga siswa cenderung mempertahankan kemampuannya dalam bermain alat musik law
of effect.