Fungsi komunitas teman sebaya.

4.Mengajarkan peranan sosial yang baru. 5.Mengajarkan kepatuhan kepada aturan dan kewibawaan impersonal. 6.Mengajarkan kepatuhan terahadap aturan dan kewibawaan tanpa memandang dari siapa aturan itu dan siapa yang memberikan perintah dan larangan itu. Menurut Umar Tirtarahardja2005:182 fungsi teman sebaya adalah : 1.Mengajarkan berhubungan dan menyesuaikan diri dengan orang lain. 2.Memperkenalkan kehidupan masyarakat yang lebih luas. 3.Menguatkan sebagian dari nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan masyarakat orang dewasa. 4.Memberikan kepada anggota-anggotanya cara-cara untuk membebaskan diri dari pengaruh kekuatan otoritas. 5.Memberikan pengalaman untuk mengadakan hubungan yang didasarkan pada prinsip persamaan hak. 6.Memberikan pengetahuan yang tidak bisa diberikan oleh keluarga secara memuaskan pengetahuan mengenai cita rasa berpakaian, musik, jenis tingkah laku tertentu. 7.Memperluas cakrawala pengetahuan anak sehingga ia menjadi orang yang lebih komplek. Pergaulan teman sebaya dapat mempengaruhi perilaku. Pengaruh tersebut dapat berupa pengaruh positif dan dapat pula berupa pengaruh negatif. Pengaruh positif yang dimaksud adalah ketika individu bersama teman-teman sebayanya melakukan aktifitas yang bermanfaat seperti membentuk kelompok belajar dan patuh pada norma-norma dalam masyarakat. Sedangkan pengaruh negatif yang dimaksudkan dapat berupa pelanggaran terhadap norma-norma sosial, dan pada lingkungan sekolah berupa pelanggaran terhadap aturan sekolah. Dari teman sebaya remaja menerima umpan balik mengenai kemampuan mereka. Remaja cenderung untuk mengikuti pendapat dari kelompoknya dan menganggap bahwa kelompoknya itu selalu benar. Kecenderungan untuk bergabung dengan teman sebaya didorong oleh keinginan untuk mandiri, sebagaimana yang diungkapkan oleh Hurlock dalam Mu’tadin 2002 : 22 bahwa melalui hubungan teman sebaya remaja berpikir mandiri, mengambil keputusan sendiri, memerima bahkan menolak pandangan dan nilai yang berasal dari keluarga dan mempelajari pola perilaku yang diterima didalam kelompoknya. Kelompok begaulkelompok teman sebaya dapat memberikan pengaruh, baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Teman sebaya menuntut nilai kebersamaan, kekerabatan, kemanusiaan serta persaudaraan. Namun jika perilaku dalam kelompok didominasi oleh pencurian, tawuran, serta tindak kriminal, maka akan memberikan pengaruh negatif pada perkembangan remaja. Menurut Wahyurini 2003 : 2 manfaat menjalin persahabatan dengan teman sebaya adalah sebagai berikut : 1 Bisanya dengan teman dekat seseorang dapat berbicara terbuka dan jujur. Hal ini memberikan kemampuan untuk peka pada kekuatan, kelemahan, kebutuhan, dan keinginan orang lain. Persahabatan memungkinkan seseorang untuk saling berbagi dalam banyak hal, termasuk persoalan yang bersifat pribadi. Persahabatan dapat memberikan kesempatan bagi seseorang untuk menggali dan mengenali diri sendiri. 2 Kepekaan karena persahabatan akan meningkatkan rasa empati atau dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain. Kebersamaan dengan teman menjadikan kita akan merasa memperoleh dukungan, termasuk saat sedang bermasalah atau mengalami stres. 3 Sikap positif yang ada pada teman seperti disiplin, rajin belajar, patuh pada orang tua, bisa ditiru dan diikuti. Berdasar pendapat diatas dapat diketahui bahwa lingkungan teman sebaya itu mempunyai fungsi penting sebagai pengganti keluarga, mengajarkan berhubungan dan menyesuaikan diri dengan orang lain dan memperluas cakrawala anak, sehingga ia menjadi orang yang lebih baik.

c. Indikator komunitas teman sebaya.

Komunitas teman sebaya dalam penelitian ini adalah komunitas teman sebaya baik di lingkungan tempat tinggal maupun di lingkungan tempat belajar. Diantara teman sebagian saling mengadakan interaksi yang didalamnya terdapat dorongan dan dukungan yang mempengaruhi sikap dan tingkah laku seseorang. Dari penjelasan pengertian komunitas teman sebaya tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang menjadi indikator komunitas teman sebaya adalah interaksi yang dilakukan dilingkungan tempat tinggal maupun lingkungan tempat belajar, keterlibatan individu dalam berinteraksi serta pengaruh dan dukungan teman sebaya.

B. Penelitian Yang Relevan

Minat Melanjutkan Studi dimaksudkan unutk memberikan gambaran tentang hubungan antar dukungan orang tua, fasilitas belajar dan proses belajar terhadap prestasi belajar dari peneliti sebelumnya. Berikut hasil-hasil Penelitian yang relevan, Yali Sularsa 2007 dalam penelitiannya yang berjudul “ Hubungan antara tingkat pendapatan orang tua dan komunitas teman sebaya dengan minat melanjutkan studi keperguruan tinggi pada siswa kelas III SMA I Godean tahun ajaran 20062007”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa 1 terdapat hubungan positif dan signifikan antara tingkat pendapatan orang tua dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. hal ini ditunjukkan r x1y yang diperoleh sebesar 0,308 lebih besar dari r tabel sebesar 0,220 dengan taraf signifikansi 5. 2 terdapat hubungan positif antara komunitas teman sebaya dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. hal ini ditunjukkan dengan r x2y yang diperoleh sebesar 0,480 lebih besar dari r tabel sebesar 0,220 dengan taraf signifikansi 5. 3 ada hubungan positif dan signifikan antara komunitas teman sebaya dan pendapatan orang tua secara bersama-sama dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Hal ini dapat dilihat pada harga r y1,2 sebesar 0,359 dan nilai f hitung 15,540 yang lebih besar dari F tabel pada taraf signifikansi 5. Dalam penelitian tersebut memiliki persamaan dengan penelitian penulis yaitu sama- sama meneliti variabel komunitas teman sebaya sebagai variabel bebas dan variabel minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi sebagai variabel terikat.

C. Kerangka Berpikir

Dari deskripsi teoritis yang telah dipaparkan sebelumnya, maka selanjutnya diajukan kerangka berpikir dan model hubungan antar masing- masing variable dalam penelitian ini. Berangkat dari permasalahan yang hendak diteliti yang di dasarkan pada batasan masalah yaitu tentang minat