Ukuran Keefektifan pada Hari Jumat, 19 Februari 2016

139

3. Optimasi Sistem Antrean pada Bagian Pendaftaran Pasien BPJS

Optimasi adalah suatu proses untuk mencapai hasil yang ideal atau nilai efektif yang dapat dicapai. Berdasarkan Tabel 4.31 ukuran keefektifan sistem antrean di Loket C dan Loket D belum mencapai standar pelayanan yang telah ditetapkan pihak Rumah Sakit. Hal ini disebabkan karena rata- rata waktu menunggu dalam sistem antrean lebih dari 7 menit. Oleh sebab itu harus dilakukan optimasi agar sistem antrean di Rumah Sakit mencapai hasil yang ideal atau sesuai standar pelayanan. Optimasi sistem antrean di Rumah Sakit Mata Dr. Yap dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, menambah jumlah server di Loket C maupun Loket D sampai mencapai hasil yang ideal. Penambahan server akan mengakibatkan pihak Rumah Sakit mengeluarkan biaya tambahan untuk memberi gaji pada karyawan baru. Hal ini menjadi bahan pertimbangan pihak Rumah Sakit jika akan menambah jumlah server. Kedua, membatasi kapasitas sistem antrean sampai mencapai hasil yang optimal. Optimasi tersebut dilakukan menggunakan simulasi Monte Carlo dengan beberapa percobaan. Pada beberapa percobaan akan menghasilkan ukuran keefektifan yang berbeda-beda. Selanjutnya, menentukan nilai batas atas dan batas bawah dari ukuran-ukuran keefektifan yang dihasilkan. Setelah menentukan batas atas dan batas bawah, maka diperoleh nilai tengah dari ukuran keefektifan yang optimal. Dengan demikian, simulasi Monte Carlo dapat digunakan apabila pihak Rumah 140 Sakit tidak ingin mengeluarkan biaya tambahan, dengan catatan membatasi kedatangan pasien pada sistem antrean.

a. Optimasi Sistem Antrean pada Hari Rabu, 17 Februari 2016

Berikut optimasi sistem sistem antrean pada hari Rabu di Loket C dan Loket D menggunakan bantuan software winQSB dan MS. Excel: 1 Optimasi Sistem Antrean di Loket C Optimasi sistem antrean di Loket C dapat dilihat pada lampiran 14.A . Pada lampiran 14.A.1 sistem antrean di Loket C efektif jika ditambah dengan 1 server. Namun, apabila optimasi dilakukan dengan menggunakan simulasi Monte Carlo maka kapasitas sistem di Loket C harus dibatasi sampai 46 pasien. Optimasi sistem antrean menggunakan simulasi Monte Carlo dapat dilihat pada lampiran.14.A.2. Berikut hasil optimasi sistem antrean di Loket C dengan menggunakan persamaan 2.66 dan 2.68 dimana � = yaitu: � = , � = , � � � � = , �� �� ≈ �� �� Selanjutnya, optimasi sistem antrean di Loket C dengan menggunakan simulasi Monte Carlo menghasilkan ukuran keefektifan sebagai berikut: 141 � = + , = , � � � � = , + , = . �� �� ≈ �� �� 2 Optimasi Sistem Antrean di Loket D Optimasi sistem antrean di Loket D dapat dilihat pada lampiran 14.B . Pada lampiran 14.B.1 sistem antrean di Loket D efektif jika ditambah dengan 1 server. Namun, apabila optimasi dilakukan dengan menggunakan simulasi Monte Carlo maka kapasitas sistem di Loket D harus dibatasi sampai 46 pasien. Optimasi sistem antrean dengan menggunakan simulasi Monte Carlo dapat dilihat pada lampiran 14.B.2. Berikut hasil optimasi sistem antrean di Loket D dengan menggunakan persamaan 2.66 dan 2.68 dimana � = yaitu: � = , � = , � � � � = , �� �� ≈ �� �� Selanjutnya, optimasi sistem antrean di Loket D dengan menggunakan simulasi Monte Carlo menghasilkan ukuran keefektifan sebagai berikut: � = , + , = , � � � � = , + , = , �� �� ≈ �� �� 142

b. Optimasi Sistem Antrean pada Hari Kamis, 18 Februari 2016

Berikut optimasi sistem sistem antrean pada hari Kamis di Loket C dan Loket D menggunakan bantuan software winQSB dan MS. Excel: 1 Optimasi sistem antrean di Loket C Optimasi sistem antrean di Loket C dapat dilihat pada lampiran 15.A . Pada lampiran 15.A.1 sistem antrean di Loket C efektif jika ditambah dengan 1 server. Namun, apabila optimasi dilakukan dengan menggunakan simulasi Monte Carlo, maka kapasitas sistem di Loket C harus dibatasi sampai 43 pasien. Optimasi sistem antrean menggunakan simulasi Monte Carlo dapat dilihat pada lampiran 15.A.2. Berikut hasil optimasi sistem antrean di Loket C dengan menggunakan persamaan 2.66 dan 2.68 dimana � = yaitu: � = , � = , � � � � = , �� �� ≈ �� �� Selanjutnya, optimasi sistem antrean di Loket C dengan menggunakan simulasi Monte Carlo menghasilkan ukuran keefektifan sebagai berikut: � = , + , = , � � � � = , + , = , �� �� ≈ �� ��

Dokumen yang terkait

Peranan Public Relations pada Rumah Sakit Pirngadi Medan

0 20 59

PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT UNTUK MENDUKUNG PELAYANAN PASIEN PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT UNTUK MENDUKUNG PELAYANAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM PATMASURI YOGYAKARTA.

0 2 14

PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN BPJS DAN NONBPJS PADA MUTU PELAYANAN PENDAFTARAN Perbedaan Tingkat Kepuasan Pasien Bpjs Dan Non Bpjs Pada Mutu Pelayanan Pendaftaran Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara Dr. S. Hardjolukito Bantul.

0 4 18

SKRIPSI Perbedaan Tingkat Kepuasan Pasien Bpjs Dan Non Bpjs Pada Mutu Pelayanan Pendaftaran Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara Dr. S. Hardjolukito Bantul.

8 24 16

PENDAHULUAN Perbedaan Tingkat Kepuasan Pasien Bpjs Dan Non Bpjs Pada Mutu Pelayanan Pendaftaran Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara Dr. S. Hardjolukito Bantul.

0 2 6

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN KEDISIPLINAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN RUMAH SAKIT MATA Dr. YAP YOGYAKARTA.

0 1 8

Analisis pengaruh komitmen pekerjaan terhadap prestasi kerja karyawan berdasarkan metode tiga komponen allen-meyer : studi kasus pada karyawan Rumah Sakit Mata ``Dr. Yap`` Yogyakarta.

0 5 97

RUMUSAN STRATEGI DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT MATA DR. YAP YOGYAKARTA BERDASARKAN ANALISIS SWOT | Aryani | Majalah Farmaseutik 24049 47660 1 SM

0 0 8

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERIOPERATIF DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI KATARAK DI RS MATA “Dr. YAP” YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN PENGETAHUAN PERIOPERATIF DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI KATARAK DI RS MATA “DR. YAP” YOGYAKARTA

0 2 16

Analisis kepuasan pasien rawat inap terhadap pelayanan medis : studi kasus pada Rumah Sakit Mata Dr. YAP, Yogyakarta - USD Repository

0 1 120