Pemeriksaan Kondisi Steady State
89
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dihitung rata-rata laju pelayanan pasien BPJS per 5 menit menggunakan persamaan 2.20,
maka diperoleh =
= , �� ��
� � = , �� ��
� � Jadi, rata-rata laju pelayanan pasien BPJS di Loket C per 5 menit
sebanyak 2,4444 pasien. Dengan demikian, rata-rata laju pelayanan pasien BPJS per menit sebanyak 0,4889 pasien.
Data pelayanan pasien BPJS di Loket C merupakan data kedatangan pasien BPJS di Loket D. Hal ini dapat dilihat pada bab
sebelumnya mengenai sistem antrean tandem atau seri. Oleh karena itu
2
=
1
= 0,4889 pasienmenit, artinya nilai rata-rata laju
kedatangan pasien BPJS di Loket D sama dengan nilai rata-rata laju pelayanan di Loket C.
3 Laju pelayanan pasien BPJS di Loket D
Data pelayanan pasien BPJS di Loket D diperoleh dari hasil
observasi pada saat pasien selesai dilayani di Loket D. Tanda bahwa pasien selesai dilayani di Loket D apabila pasien telah mendapatkan
kartu antrean ke ruang periksa dari petugas. Data pelayanan pasien BPJS per 5 menit di Loket D dari hasil observasi terdapat pada
lampiran 6.C .
Data yang diperoleh pada lampiran 6.C untuk mencari nilai rata-rata laju pelayanan berdasarkan interval waktu. Berikut
90
pengelompokkan data pelayanan pasien BPJS di Loket D berdasarkan interval waktu:
Tabel 4.3 Pelayanan pasien BPJS berdasarkan interval per 5 menit
Interval dengan i
pelayanan Banyaknya
pelayanan pasien BPJS
pada interval
�
� �
Frekuensi atau
banyaknya interval
�
�
� �
�
Banyaknya pasien BPJS
yang selesai dilayani selama
kurun waktu
�
� �
× � �
�
4 1
11 11
2 8
16 3
6 18
4 4
16 5
3 15
∑ =36 ∑ �=76
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dihitung rata-rata laju pelayanan pasien BPJS per 5 menit menggunakan persamaan 2.20,
maka diperoleh =
= , �� ��
� � = , �� ��
� � Jadi, rata-rata laju pelayanan pasien BPJS di Loket D per 5 menit
sebanyak 2,1111 pasien. Dengan demikian, rata-rata laju pelayanan pasien BPJS per menit sebanyak 0,4222 pasien.
Nilai ,
, dan
yang diperoleh kemudian dikelompokkan dalam satu tabel tingkat kegunaan dan kondisi steady state seperti
berikut:
91
Tabel 4.4 Tingkat kegunaan dan kondisi steady state
Nama c
Ȝ ȝ
� = � Steady
state
Loket C 1
0,6055 0,4889
1,2385 Belum
Loket D 1
0,4889 0,4222
1,1578 Belum
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa sistem antrean di Loket C dan Loket D belum stabil. Hal ini karena kedua loket tersebut
masih belum steady state atau dikatakan dalam kondisi transien. Transien adalah keadaan suatu sistem antrean yang baru mulai
beroperasi dimana state sistem masih dipengaruhi state awal dan waktu antar kedatangan.
Selanjutnya dilakukan perhitungan kembali untuk melihat kapan sistem antrean di Loket C dan Loket D mencapai kondisi stabil. Hal ini
dapat dilakukan dengan cara merubah rata-rata laju kedatangan atau rata-rata laju pelayanan. Artinya,
memperkecil nilai atau hingga tercapai kondisi steady state. Terdapat beberapa langkah yang dilakukan
untuk memenuhi kondisi steady state, yang pertama data pada lampiran 6.A
dikurangi satu per satu. Hasil dari pengurangan data lampiran 6.A dapat dilihat pada lampiran 6.D.
Berdasarkan lampiran 6.D data kedatangan pasien BPJS di Loket C dikurangi dari pukul 09:46:40 sampai 10:59:09 lihat lampiran
3.A . Selanjutnya, dilakukan perhitungan ulang rata-rata laju kedatangan
pasien di Loket C seperti berikut:
92
Tabel 4.5 Kedatangan pasien BPJS berdasarkan interval per 5 menit
Interval dengan i
kedatangan Banyaknya
kedatangan pasien BPJS
pada interval
�
� �
Frekuensi atau
banyaknya interval
�
�
� �
�
Banyaknya pasien BPJS yang
datang selama kurun waktu
�
� �
× � �
�
14 1
2 2
2 5
10 3
8 24
4 2
8 5
2 10
6 2
12 7
8 1
8 ∑ =36
∑ �=74
Berdasarkan Tabel 4.5 diperoleh nilai rata-rata laju kedatangan pasien BPJS di Loket C menggunakan persamaan 2.20 seperti berikut:
= ,
�� �� � � = ,
�� �� � �
Setelah diperoleh rata-rata laju kedatangan dengan nilai yang lebih kecil, kemudian hal yang sama dilakukan pada rata-rata laju pelayanan
pasien BPJS di Loket C. Hasil pengurangan satu per satu data pelayanan pasien BPJS di Loket C dapat dilihat pada lampiran 6.E.
Berdasarkan lampiran 6.E data pelayanan BPJS di Loket C telah dikurangi dari pukul 10:35:13 sampai 11:00:00 lihat lampiran 3.B.
Selanjutnya, mencari nilai rata-rata laju pelayanan pasien BPJS di Loket C berdasarkan interval waktu berikut:
93
Tabel 4.6 Pelayanan pasien BPJS berdasarkan interval per 5 menit
Interval dengan i
pelayanan Banyaknya
pelayanan pasien BPJS pada
interval
�
� �
Frekuensi atau
banyaknya interval
�
�
� �
�
Banyaknya pasien BPJS yang
selesai dilayani selama kurun
waktu
�
� �
× � �
�
6 1
11 11
2 2
4 3
11 33
4 5
20 5
6 7
1 7
∑ =36 ∑ �=75
Berdasarkan Tabel 4.6 maka diperoleh nilai rata-rata laju pelayanan pasien BPJS di Loket C menggunakan persamaan 2.20
berikut: =
= , �� ��
� � = , �� ��
� � Setelah memperoleh nilai
dan yang lebih kecil, maka dapat
dikelompokkan dalam satu tabel tingkat kegunaan dan kondisi steady state
seperti berikut: Tabel 4.7 Tingkat kegunaan dan kondisi steady state
Nama c
Ȝ ȝ
� = � Steady
state
Loket C 1
0,4111 0,4167
0,9866 Ya
Loket D 1
0,4167 0,4222
0,9869 Ya
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem pelayanan pasien BPJS di Loket C mencapai kondisi steady state hingga
kedatangan ke-74 dan di Loket D hingga kedatangan ke-75.
94