40
c. Faktor-faktor yang Mendasari Berlangsungnya Interaksi Sosial
Faktor-faktor yang mendasari berlangsungnya interaksi sosial, baik secara tunggal maupun secara bergabung ialah:
1
Faktor Imitasi
Imitasi  adalah proses  atau tindakan seseorang untuk  meniru orang lain  baik  sikap,  perbuatan,  penampilan,  dan  gaya  hidup  Herimanto
dan  Winarno,  2011:  53.  Imitasi  mempunyai  peranan  sangat  penting dalam proses interaksi sosial, salah satu segi positifnya adalah bahwa
imitasi  dapat  mendorong  seseorang  untuk  memenuhi  kaidah-kaidah dan nilai-nilai  yang berlaku, mungkin  pula mengakibatkan terjadinya
hal  negatif  dimana  yang  ditiru  adalah  tindakan-tindakan  yang menyimpang  Soerjono  Soekanto,  2006:  63.  Imitasi  merupakan
dorongan untuk meniru orang lain Bimo Walgito, 2003: 66.
2 Faktor Sugesti
Sugesti adalah rangsangan, pengaruh, atau stimulus yang diberikan individu  kepada  individu  lain  sehingga  orang  yang  diberi  sugesti  itu
melaksanakan  apa  yang  disugestikan  tanpa  sikap  kritis  dan  rasional Herimanto  dan  Winarno,  2011:  53.  Sugesti  berlangsung  apabila
seseorang  memberi  suatu  pandangan  atau  sesuatu  sikap  yang  berasal dari  dirinya  yang  kemudian  diterima  oleh  pihak  lain  Soerjono
Soekanto, 2006: 63. Sugesti ialah pengaruh psikis, baik  yang datang dari  diri  sendiri,  maupun  yang  datang  dari  orang  lain,  yang  pada
41 umumnya  diterima  tanpa  adanya  kritik  dari  individu  yang
bersangkutan Bimo Walgito, 2003: 67. 3
Faktor Identifikasi Identifikasi  adalah  upaya  yang  dilakukan  individu  untuk  menjadi
sama identik dengan individu yang ditirunya, proses identifikasi erat kaitannya  dengan  imitasi  Herimanto  dan  Winarno,  2011:  53.
Identifikasi  sebenarnya  merupakan  kecenderungan-kecenderungan atau  keinginan-keinginan  dalam  diri  seseorang  untuk  menjadi  sama
dengan  pihak  lain  Soerjono  Soekanto,  2006:  63.  Identifikasi merupakan dorongan untuk menjadi identik sama dengan orang lain
Bimo Walgito, 2003: 72. 4
Faktor Simpati Simpati  adalah  proses  kejiwaan  seorang  indovidu  yang  merasa
tertarik  dengan  individu  atau  kelompok  karena  sikap,  penampilan, atau  perbuatannya  Herimanto  dan  Winarno,  2011:  53-54.  Proses
simpati sebenarnya merupakan suatu proses di mana seseorang merasa tertarik  pada  pihak  lain  Soerjono  Soekanto,  2006:  64.  Simpati
merupakan  perasaan  rasa  tertarik  kepada  orang  lain,  karena  simpati merupakan perasaan maka simpati timbul tidk atas daar logis rasional,
melainkan atas dasar perasaan atau emosi Bimo Walgito, 2003: 73. Jadi  faktor-faktor  yang  mendasari  berlangsungnya  interaksi  sosial
meliputi    faktor  imitasi,  faktor  sugesti,  faktor  identifikasi,  dan  faktor
simpati. Tanpa adanya keempat faktor tersebut.
42
B. Penelitian Yang Relevan
Hasil  penelitian  yang  dinilai  relevan  dengan  penelitian  ini  yang menyangkut tentang perilaku sosial anak jalanan, diantaranya adalah:
1. Hasil  Penelitian  Septiani  2013,  yang  berjudul  “Perilaku  Sosial  Buruh
Gendong
Endong-endong
di  Pasar  Giwangan  Yogyakarta  Studi  di Yayasan Annisa Awasti”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
terdapat  2  macam  perilaku  yaitu  a  perilaku  operan;  cara  menggendong barang  dagangan,  mencari  barang  dagangan  dari  pelanggan  maupun
konsumen,  cepat,  cekatan,  kerjasama,  hati-hati,  rapi  tidak  milih-milih barang  dagangan,  selalu  membiasakan  diri  untuk  selalu  minum  jamu
jawa,
kerokan,  pijat,
kekompakan  antar
endong-endong
jelas  terlihat sehingga  “ngobrol”  dan  “guyonan”  bersama  disaat  menunggu  barang
gendongan, adanya kerjasama baik  antar sesama buruh gendong maupun denga pedagang, b perilaku alami; perilaku yang ditampilkan yaitu sikap
ramah-taman, kadang marah, lebih tenang, emosional, mengalah,
nerimo,
toleransi  dan  solidaritas  antar  sesama
endong-endong
yang  tinggi,  saling menjaga  perasaan,  keguyuban  dengan  saling  tolong  menolong  dan
endong-endong
tetap  mempunyai  keterikatan  sosial  dengan  mengikuti kegiatan-kegiatan  yang  di  lakukan  di  masyarakat  asalnya.  Kegiatan
tersebut  seperti  perkawinan,  kematian,
sunatan,  slametan,  rewangan,
dasawisma,  PKK,  pengajian  agama  atau  yasinan,  kegiatan  arisan,  bagi
endong-endong
pelajo selalu membiasakan diri  untuk  membawakan oleh- oleh untuk keluarganya.