Jenis-jenis Pengeluaran Daerah LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN PERIODE 10 AGUSTUS - 12 SEPTEMBER 2015 LOKASI MAN YOGYAKARTA II JL. KH. AHMAD DAHLAN 130 YOGYAKARTA.

b. Dana bagi hasil sumber daya alam terdiri atas bagi hasil dari penerimaan sumber daya alam SDA, yang terdiri atas pertambangan umum, kehutanana, pertambangan minyak bumi, pertambangan gas bumi, pertambangan panas bumi, dan perikanan. 2 Dana alokasi umum DAU : diberikan kepada daerah dengan tujuan terutama untuk mengatasi kesenjangan horizontal antar daerah, dan dialokasikan dalam bentuk block grant. 3 Dana alokasi khusus DAK : DAK dialokasikan kepada daerah untuk memenuhi kebutuhan khusus dengan memperhatikan ketersediaan dana dari APBN. Kriteria kebutuhan khusus tersebut, meliputi sebagai berikut : a. Kebutuhan yang tidak dapat diperhatikan dengan mennggunakan rumus alokasi umum b. Kebutuhan yang merupakan komitmen atau prioritas nasional c. Kebutuhan untuk membiayai kegiatan reboisasi dan penghijauan oleh daerah penghasil 4 Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian a. Dana Alokasi Khusus dan Penyesuaian dialokasikan ke daerah sejak tahun 2002. Dana otonomi khusus disediakan khusus untuk provinsi Papua,yaitu setara 2 dari alokasi DAU nasional. Dana alokasi khusus penggunaannya diarahkan terutama untuk pembiayaan pendidikan dan kesehatan. b. Dana Penyesuaian yang dialokasikan ke daerah mencakup dana penyesuaian murni dan ad hoc. Dana penyesuaian murni dialokasikan sebagai pelaksana kebijakan. Dana penyesuaian murni secara bertahap diupayakan pengurangannya untuk mempercepat tujuan DAU sebagai alat pemerataan kemampuan keuangan antar daerah. Belanja Daerah Digolongkan Menjadi : a. Belanja Rutin : berbagai pengeluaran yang dilakukan oleh pemerinta daerah dalam menyelenggarakan pemerintah. Yang termasuk pengeluaran rutin, yaitu belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan berbagai bentuk pengeluaran lain yang bersifat rutin. b. Belanja Pembangunan: pengeluaran yang digunakan untuk berbagai pembangunan atau proyek-proyek tertentu.

7. Mekanisme penyusunan APBN

APBN disusun pemerintah dengan persetujuan DPR selanjutnya APBN ditetapkan dengan undang- undang dan disusun untuk setiap tahun anggaran yang dimulai tanggal 1 Januari dan berakhir 31 Desember pada setiap periodenya. i. Pemerintah menyampaikan pokok-pokok kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro tahun anggaran berikutnya kepada Dewan Perwakilan Rakyat selambat-lambatnya pertengahan bulan Mei tahun berjalan. ii. Pemerintah pusat dan Dewan Perwakilan Rakyat membahas kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal yang diajukan oleh pemerintah pusat dalam pembicaraan pendahuluan rancangan APBN tahun anggaran berikutnya. iii. Berdasarkan kerangka ekonomi makrodan pokok-pokok kebijakan fiskal, pemerintah pusat bersama Dewan Perwakilan Rakyat membahas kebijakan umum dan prioritas anggaran untuk dijadikan acuan bagi setiap kementrian negaralembaga dalam penyusunan usulan anggaran. iv. Dalam rangka penyusunan rancangan APBN, menteripimpinan lembaga selaku pengguna anggaran atau pengguna barang menyusun rancangan kerja dan anggaran kementrian negaralembaga tahun berikutnya. v. Rencana kerja dan anggaran disusun berdasarkan prestasi kerja yang akan dicapai disertai dengan prakiraan belanja untuk tahun berikutnya setelah tahun anggaran yang sedang disusun. vi. Rencana kerja dan anggaran disampaikan kepada DPR untuk dibahas dalam pembicaraan pendahuluan rancangan APBN. vii. Hasil pembahasan rencana kerja dan anggaran disampaikan kepada menteri keuangan sebagai bahan penyusun rancangan undang-undang tentang APBN tahun berikutnya. viii. Pemerintah pusat mengajukan rancangan undang-undang tentang APBN, disertai nota keuangan dan dokumen-dokumen pendukungnya kepada DPR pada bulan agustus tahun sebelumnya. ix. Pembahasan rancangan undang-undang tentang APBN dilakukan sesuai undang-undang yang mengatur susunan dan kedudukan Dewan Perwakilan Rakyat. x. DPR dapat mengajukan usul yang mengakibatkan perubahan jumlah penerimaan dan pengeluaran dalam RUU tentang APBN. xi. Pengambilan keputusan oleh DPR mengenai rancangan undang-undang tentang APBN dilakuka selambat-lambatnya dua bulan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan dilaksanakan.

Dokumen yang terkait

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN PERIODE 10 AGUSTUS - 12 SEPTEMBER 2015 LOKASI MAN YOGYAKARTA II JL. KH. AHMAD DAHLAN 130 YOGYAKARTA.

0 1 79

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN PERIODE 11 AGUSTUS - 11 SEPTEMBER 2015 LOKASI MAN YOGYAKARTA II JL. KH. AHMAD DAHLAN 130 YOGYAKARTA.

0 0 167

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN PERIODE 10 AGUSTUS - 12 SEPTEMBER 2014 LOKASI MAN YOGYAKARTA II JL. KH. AHMAD DAHLAN 130 YOGYAKARTA.

0 0 129

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN PERIODE 10 AGUSTUS - 12 SEPTEMBER 2015 LOKASI MAN YOGYAKARTA II JL. KH. AHMAD DAHLAN 130 YOGYAKARTA.

0 2 290

LAPORAN INDIVIDU KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) Nama Lokasi : MAN Yogyakarta II Alamat : Jalan KH. Ahmad Dahlan 130, Yogyakarta 10 Agustus -12 September 2015.

0 5 188

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN PERIODE 10 AGUSTUS – 12 SEPTEMBER 2015 LOKASI MAN YOGYAKARTA II JALAN KH. A. DAHLAN 130 YOGYAKARTA KP. 55261.

0 19 286

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN PERIODE 11 AGUSTUS - 11 SEPTEMBER 2015 LOKASI MAN YOGYAKARTA II JL. KH. AHMAD DAHLAN 130 YOGYAKARTA.

0 4 263

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN PERIODE 10 AGUSTUS – 12 SEPTEMBER 2015 LOKASI MAN YOGYAKARTA II JL. KHA DAHLAN 130 YOGYAKARTA.

0 0 108

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN PERIODE 10 AGUSTUS - 12 SEPTEMBER 2014 LOKASI MAN YOGYAKARTA II JL. KH. AHMAD DAHLAN 130 YOGYAKARTA.

0 0 33

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN PERIODE 11 AGUSTUS - 11 SEPTEMBER 2015 LOKASI MAN YOGYAKARTA II JL. KH. AHMAD DAHLAN 130 YOGYAKARTA.

0 0 33