Uji Asumsi Klasik Analisis Pengaruh Kompetensi dan Iklim Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Staf Unit Administrasi di Rumah Sakit PTPN II Bangkatan Binjai

30. Pada P30: “Sistem promosi yang berlaku di organisasi tempat saya bekerja cukup transparan” mendapatkan tanggapan 7 orang 20 setuju, 14 orang 40 tidak setuju dan 14 orang 40 menyatakan sangat tidak setuju.

4.3 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk memenuhi asumsi-asumsi regresi agar nilai estimasi tidak bias. Uji asumsi klasik dilakukan untuk melihat apakah model analisis regresi yang digunakan sudah layak atau belum. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri atas uji normalitas, uji heteroskedastisitas, dan uji multikolinieritas. Hasil uji asumsi klasik pada penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

4.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah nilai residual berdistribusi normal atau tidak, yang dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan yaitu pendekatan histogram, pendekatan grafik, dan pendekatan Kolmogorov-Smirnov dengan penjelasan sebagai berikut: 1. Pendekatan Histogram Pada pendekatan histogram, dikatakan variabel berdistribusi normal pada grafik histogram yang berbentuk lonceng yaitu apabila distribusi data tersebut tidak menceng kekiri atau menceng kekanan.Sebaliknya, jika bentuk grafik menceng ke kiri atau ke kanan, maka menunjukkan bahwa variabel tidak berdistribusi normal. Universitas Sumatera Utara Hasil uji normalitas dengan pendekatan histogram ditunjukkan pada gambar berikut: Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2016. Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Dengan Pendekatan Histogram Pada grafik histogram di atas, terlihat bahwa variabel berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. 2. Pendekatan Grafik Cara lainnya untuk melihat uji normalitas yaitu dengan pendekatan grafik. PP plot akan membentuk plot antara nilai-nilai teoritis Sumbu X Universitas Sumatera Utara melawan nilai-nilai yang didapat dari sampel Sumbu Y. Apabila plot keduanya berbentuk linier dapat didekati oleh garis lurus, maka hal ini merupakan indikasi bahwa residual menyebar secara normal. Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2016. Gambar 4.3 Hasil Uji Normalitas Dengan Pendekatan Grafik Berdasarkan hasil uji normalitas dengan pendekatan grafik diatas, dapat diketahui bahwa data memiliki distribusi atau penyebaran yang normal, hal ini dapat dilihat dari penyebaran titik berada disekitar sumbu diagonal dari grafik. 3. Pendekatan Kolmogorov-Smirnov Dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas dengan pendekatan Kolmogorov-Smirnov yaitu apabila nilai value pada kolom Asymp. Sig lebih Universitas Sumatera Utara besar dari level of significant α = 5, maka berarti variabel residual tidak mengalami gangguan distribusi normal. Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Dengan Pendekatan Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 35 Normal Parameters a,b Mean .0000000 Std. Deviation 1.06073524 Most Extreme Differences Absolute .113 Positive .113 Negative -.095 Kolmogorov-Smirnov Z .671 Asymp. Sig. 2-tailed .759 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2016. Melalui Tabel 4.8, terlihat bahwa nilai Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0.759 dan di atas nilai signifikan 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data residual berdistribusi normal.

4.3.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dimaksudkan untuk mengetahui tingkat penyebaran atau variasi dari semua variabel yang diobservasi. Jika terdapat ketidaksamaan varian maka dapat dikatakan terjadi gangguan heteroskedastisitas. Gejala heterokedastisitas dapat dideteksi dengan dua cara yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Pendekatan Grafik Gambar scatter plot grafik dapat mengindikasikan ada atau tidaknya gejala heteroskedastisitas pada model regresi yang digunakan.Apabila grafik tidak membentuk pola yang jelas maka artinya tidak mengalami gangguan heterokedastisitas. Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2016. Gambar 4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas Dengan Pendekatan Grafik Gambar 4.4 menunjukkan bahwa penyebaran residual cenderung tidak teratur, terdapat titik-titik yang berpencar. Kesimpulan yang dapat diperoleh adalah tidak terdapat gejala heterokedastisitas, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi kepuasan kerja berdasarkan masukan variabel kompetensi dan variabel iklim organisasi. Universitas Sumatera Utara 2. Pendekatan Glejser Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: a. Jika nilai signifikansi 0.05, maka tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas. b. Jika nilai signifikansi 0.05, maka mengalami gangguan heteroskedastisitas. Tabel 4.9 Hasil Uji Heteroskedastisitas Dengan Pendekatan Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta Constant 1,003E-013 2,449 ,000 1,000 Kompetensi ,000 ,089 ,000 ,000 1,000 Iklim Organisasi ,000 ,072 ,000 ,000 1,000 a. Dependent Variable: AbsUt Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2016. Tabel 4.9 menunjukkan tidak adanya masalah heterokedastisitas, dimana hasil uji signifikan variabel kompetensi dan iklim organisasi menunjukkan nilai lebih besar dari 0.05.

4.3.3 Uji Multikolinieritas

Gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF Variance Inflation Factor. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas mana yang dijelaskan oleh variabel terikat lainnya. Tolerance adalah mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: a. Tolerance value 0.1 atau VIF 5, maka terjadi multikolinieritas b. Tolerance value 0.1 atau VIF 5, maka tidak terjadi multikolinieritas. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients a Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2016. Pada Tabel 4.10 terlihat bahwa nilai tolerance dari variabel kompetensi dan iklim organisasi 0.1 dan nilai VIF 5 yang artinya tidak terjadi masalah multikolinearitas pada masing-masing variabel bebas tersebut.

4.4 Analisis Regresi Linier Berganda