Lanjutan Tabel 2.1: Penelitian Terdahulu No
Peneliti Tahun
Penelitian Judul
Penelitian Variabel
Penelitian Hasil Penelitan
8. Idrus,
Muhammad 2006
Implikasi Iklim Organisasi
Terhadap Kepuasan Kerja
dan Kualitas Kehidupan
Kerja Karyawan Iklim Organisasi
X, Kepuasan Kerja Y
1
dan Kualitas
Kehidupan Kerja Y
2
Iklim organisasi memiliki kontribusi
yang cukup signifikan terhadap kepuasan
kerja setiap individu di organisasi, yang
pada akhirnya berpengaruh pula
terhadap kualitas kerja.
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka pemikiran adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati dan diukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Kerangka
pemikiran merupakan gambaran terhadap penelitian yang dilakukan serta memberikan landasan yang kuat terhadap topik yang dipilih dan disesuaikan
dengan masalah yang terjadi. Agar konsep-konsep ini mampu diamati dan diukur,
maka dijabarkan ke dalam beberapa variabel di dalam sebuah model penelitian. 2.3.1 Pengaruh Kompetensi Terhadap Kepuasan Kerja
Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seseorang berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang
diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya, sehingga dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, efektif dan efisien serta sesuai
dengan standar kinerja yang diisyaratkan. Kompetensi sebagai kemampuan seseorang untuk menghasilkan pada tingkat yang memuaskan ditempat kerja
Universitas Sumatera Utara
termasuk diantaranya seseorang untuk mentransfer dan mengaplikasikan keterampilan dan pengetahuan tersebut dalam situasi yang baru.
Kompetensi sangat penting diperhatikan dalam rangka peningkatan kepuasan kerja karyawan, terlebih di era globalisasi ini. Semakin tinggi
kompetensi yang dimiliki seorang karyawan, membuat karyawan itu merasa memberikan kontribusi dan upaya maksimal dalam rangka memperoleh
kepuasan kerja itu sendiri. Karyawan yang kurang berkompeten dalam satu bagian kerja akan lebih sulit memperoleh kepuasan kerja dibandingkan
karyawan yang berkompeten. Kekurangan tersebut membuat karyawan akan terus bergantung kepada rekan kerja dalam melaksanakan berbagai tugas
yang diberikan oleh atasan. Semakin lama, ketidakmampuan tersebut akan semakin mengganggu berbagai pihak yang terlibat yang nantinya juga bisa
menyebabkan karyawan yang bersangkutan frustasi. Begitu pula ketidakkompetenan rekan kerja dapat membuat seorang karyawan sulit
memperoleh kepuasan kerja. Untuk itu, manajemen perlu memperhatikan aspek-aspek kompetensi dan kepuasan kerja dengan baik. Karena apabila
kedua variabel tersebut tercipta di dalam diri karyawan juga akan memberikan keuntungan bagi organisasi.
Organisasi tidak hanya perlu menuntut kompetensi yang baik dari para karyawan, tetapi juga harus memberikan imbalan yang layak dan memadai
sebagai bentuk reward agar karyawan merasa dihargai dan tercipta kepuasan kerja itu sendiri. Organisasi juga diharapkan memberikan kontribusi dengan
cara memberikan kesempatan kepada karyawan mengikuti seminar-seminar,
Universitas Sumatera Utara
workshop dan pelatihan secara berkala yang dapat bermanfaat untuk mengembangkan dan mengasah potensi kompetensi yang dimiliki. Penelitian
yang dilakukan oleh Juwono dan Wangsadinata 2010 : 63 menemukan bahwa kompetensi berpengaruh dan berkontribusi secara signifikan terhadap
kepuasan kerja karyawan PT. Interdata Bhakti Mulya sebesar 89.5.
2.3.2 Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja
Iklim organisasi adalah lingkungan dan kondisi yang ada atau yang dihadapi oleh individu yang berada di dalam suatu organisasi dan
memberikan pengaruh kepada individu tersebut dalam melakukan tugas atau pekerjaannya. Iklim kerja disebut juga sebagai kualitas kehidupan kerja
dimana dijelaskan bahwa kualitas kehidupan kerja ini tidak sama bagi orang yang berbeda.
Kepuasan kerja penting untuk aktualisasi diri. Karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah mencapai kematangan
psikologis, dan pada gilirannya akan menjadi frustasi. Karyawan seperti ini akan sering melamun, mempunyai semangat kerja yang rendah, cepat lelah
dan bosan, emosinya tidak stabil, seringkali absen dan melakukan kesibukan yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan yang harus dilakukan.
Salah satu upaya dalam meningkatkan kepuasan kerja tersebut adalah dengan menciptakan lingkungan kerja atau iklim organisasi yang
menguntungkan. Keadaan tersebut menuntut seorang pimpinan untuk mengelola organisasi dengan efektif agar tercipta iklim organisasi yang baik.
Iklim organisasi memberikan suatu lingkungan kerja yang menyenangkan
Universitas Sumatera Utara
atau tidak menyenangkan bagi orang-orang dalam organisasi. Lingkungan kerja yang menyenangkan cenderung membuat karyawan lebih bertahan
dalam pekerjaannya dan juga berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh Idrus 2006 : 105 menyimpulkan bahwa secara keseluruhan iklim organisasi mampu memberikan pengaruh yang
signifikan kepada kepuasan kerja. Bagi mereka yang mempersepsikan iklim organisasi secarapositif, maka dengan sendirinya akan tercipta rasa nyaman
dan nikmat dalam bekerja. Perasaan-perasaantersebut pada akhirnya akan menimbulkan rasa puas dalam bekerja dan pada akhirnyaakan menghasilkan
kualitas kehidupan kerja yang baik. Penelitian lain yang dilakukan oleh Lubis 2012 : 224 berdasarkan hasil
perhitungan dengan analisis jalur menunjukkan bahwa semakin baik iklim organisasi di PTPN III dan PTPN IV maka kepuasan kerja karyawan di kedua
organisasi tersebut semakin meningkat. Iklim organisasi di PTPN III dan PTPN IV memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kepuasan pekerja.
2.3.3 Pengaruh Kompetensi dan Iklim Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja
Kompetensi yang dimiliki seorang karyawan mempengaruhi kepuasan kerja karyawan tersebut. Kompetensi karyawan sebagai karakteristik dari
kemampuan seseorang dibutukan untuk mendapat hasil kerja yang baik sehingga menimbulkan kepuasan kerja.Ketidaksesuaian pekerjaan dengan
kemampuan yang dimiliki karyawan dapat mengakibatkan ketidakpuasan
Universitas Sumatera Utara
pada diri karyawan tersebut. Kemampuan yang berada jauh di atas yang disyaratkan dapat juga mengurangi kepuasan kerja karyawan bila karyawan
sangat berhasrat menggunakan kemampuannya dan ia akan frustasi oleh keterbatasan pekerjaan itu. Bogner dan Thomas dalam Sari, 2013 : 150
mengemukakan adanya pengaruh kompetensi terhadap kepuasan kerja karyawan bahwa kompetensi sebagai keahlian khusus yang dimiliki
perusahaan dan pengetahuan yang diarahkan untuk mencapai tingkat kepuasan yang tinggi. Batagarawa dan Akmaliah 2014 : 12 menyimpulkan
dalam penelitiannya bahwa karyawan yang berkompeten lebih mendapatkan kepuasan kerja dibandingkan karyawan yang kurang berkompeten.
Keterkaitan antara iklim organisasi dan kepuasan kerja telah banyak diteliti oleh para psikolog industri organisasi. Meski hasil yang ditampilkan
para peneliti tersebut bervariasi tampaknya satu kesepakatan di antara mereka adalah makna iklim organisasi itu sendiri lebih menjurus pada persepsi
pegawai ataupun karyawan tentang kondisi organisasinya, baik dalam arti fisik maupun non fisik. Iklim organisasi secara objektif terjadi di setiap
organisasi dan mempengaruhi perilaku anggota organisasi. Perilaku anggota organisasi tersebut timbul akibat dari adanya kepuasan ataupun ketidakpuasan
terhadap iklim tersebut. Seseorang dapat bersifat dari sangat positif sampai sangat negatif mengenai iklim organisasi tempat ia bekerja.
Dari berbagai penelitian yang melibatkan variabel iklim organisasi dan kepuasan kerja menyimpulkan bahwa iklim organisasi memiliki pengaruh
yang positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Seperti pada penelitian
Universitas Sumatera Utara
Ahmad, Ahmad, et. al. 2010 : 218 yang berjudul “Organizational Climate as Employees’ Satisfier: Empirical Evidence From Pharmaceutical Sector”
menyimpulkan bahwa iklim organisasi memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja baik pada perusahaan lokal maupun
perusahaan multinasional. Begitu pula pada penelitian yang dilakukan oleh Manullang 2010 : 93 dengan judul “Analisis Pengaruh Karakteristik
Individu dan Iklim Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar” menyimpulkan
bahwa variabelkarakteristik individu dan iklim organisasi secara serempak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja perawat di ruang rawat inap
RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar dan secara parsial iklim organisasi lebih dominan daripada karakteristik individu.
Berdasarkan latar belakang permasalahan dan tujuan penelitian ini maka dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut:
Gambar 2.2Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual dalam penelitian ini menggambarkan hubungan antara kompetensi dan iklim organisasi terhadap kepuasan kerja. Yang
KOMPETENSI X
1
KEPUASAN KERJA
Y IKLIM ORGANISASI
X
2
Universitas Sumatera Utara
menjadi variabel bebas independent variable adalah kompetensi dan iklim organisasi, sedangkan variabel terikat dependent variable adalah kepuasan
kerja.
2.4 Hipotesis