93
pengemasan dodol. Pekerjaan-pekerjaan rumah juga menjadi tanggung jawab perempuan, sehingga hal ini menambah aktivitas fisiknya. Semakin bertambah
aktivitas fisik, maka berpengaruh terhadap kesehatan dan keluhan otot yang dirasakan Tarwaka, 2004. Hal ini membuktikan bahwa baik pekerja berjenis
kelamin laki-laki maupun perempuan berpeluang untuk dapat mengalami keluhan MSDs.
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bedu, dkk 2013 yang menyatakan bahwa ada hubungan antara jenis kelamin dengan
keluhan MSDs pada cleaning service di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar.
5.2.3 Hubungan Masa Kerja Dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders MSDs
Hasil uji statistik Fisher bivariat pada pekerja pembuatan dodol diperoleh nilai P value
0,037 α = 5 artinya ada hubungan antara masa kerja dengan keluhan MSDs. Pada kelompok masa kerja 6,5 tahun lebih banyak yang
mengalami keluhan MSDs daripada kelompok masa kerja 6,5 tahun. Cohen et al 1997 dalam Tarwaka 2004 menjelaskan bahwa masa kerja memiliki
hubungan yang kuat dengan keluhan otot dan meningkatkan risiko MSDs. Penelitian yang dilakukan oleh Hendra S. Rahardjo 2009 pada pekerja panen
kelapa sawit di PT “X” Sumatera Selatan menunjukkan bahwa pekerja yang bekerja selama ≥4 tahun akan berisiko 2,755 kali mengalami CTDs dibandingkan
pekerja yang bekerja 4 tahun.
Universitas Sumatera Utara
94
Tidak hanya kelompok masa kerja 6,5 tahun yang mengalami keluhan, pada kelompok 6,5 tahun juga ada yang mengalami keluhan MSDs. Hal ini juga
dapat dipengaruhi oleh sikap kerja yang tidak ergonomi dan lamanya jam kerja dalam sehari. Semakin lama bekerja dengan sikap tidak ergonomi, maka semakin
besar kemungkinan pekerja mengalami keluhan MSDs. Hasil observasi menunjukkan bahwa kegiatan yang dilakukan ditempat
kerja bukan semata hanya mengaduk dan mengemas dodol, akan tetapi responden juga melakukan kegiatan pengangkutan seperti mengangkut kayu bakar,
mengangkut wajan besarkancah ke atas tungku api, mengangkat dodol yang sudah matang dengan wadah besar. Hal ini berpotensi untuk menimbulkan
gangguan, biasanya permulaan keluhan dari penderita kelainan lempeng antar ruas tulang belakang adalah pada saat melakukan pekerjaan mengangkut. Selain itu
jika tubuh manusia mengangkat dan membawa suatu beban, seluruh tubuh mengalami ketegangan, sehingga pembuluh darah mengecil.
Keadaan ini mengurangi aliran darah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh, akibatnya akan mudah letih sehingga tulang belakang dan otot akan merasa
sakit dan bagian tubuh yang paling berpengaruh dan dapat cedera pada saat mengangkat dan membawa adalah tulang punggung
Suma’mur, 1989. Dengan demikian baik pekerja dengan masa kerja yang tinggi maupun pekerja dengan
masa kerja yang rendah di tempat penelitian memiliki risiko mengalami keluhan MSDs.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bukhori 2010 yang mengatakan bahwa ada hubungan antara masa kerja dengan keluhan MSDs
Universitas Sumatera Utara
95
pada pekerja tukang angkut penambang emas di Kecamatan Cilograng Kabupaten Lebak. Penelitian yang dilakukan oleh Ariyanto 2012 yang menunjukkan adanya
hubungan antara masa kerja dengan keluhan MSDs pada aktivitas manual handling
oleh karyawan mail processing center Makassar. Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Bedu, dkk 2013 yang menyatakan bahwa ada
hubungan antara masa kerja dengan keluhan MSDs pada cleaning service di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar.
5.2.4 Hubungan Lama Kerja Dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders MSDs