Musculoskeletal Disorders MSDs Pada Pekerja Pembuatan Dodol Di

87

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Musculoskeletal Disorders MSDs Pada Pekerja Pembuatan Dodol Di

Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2016 Musculoskeletal Disorders MSDs adalah keluhan yang disebabkan penumpukkan cidera atau kerusakan-kerusakan kecil pada sistem muskuloskeletal akibat trauma berulang yang setiap kalinya tidak bisa sembuh secara sempurna, sehingga membentuk kerusakan cukup besar untuk menimbulkan rasa sakit. Keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot rangka yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan ringan sampai yang sangat fatal Tarwaka, 2004. Gejala nyeri muskuloskeletal tergantung pada rasa sakit yang disebabkan oleh cidera atau kerja secara berlebihan apakah kronis atau akut. Gejala dapat berbeda-beda dari satu orang ke orang lainnya. Gejala umum muskuloskeletal meliputi Wise, 2014: a. Sakit dan nyeri b. Otot keram c. Lelah d. Gangguan tidur e. Sensasi terbakar pada otot Apabila mengalami lebih dari satu atau beberapa dari gejala umum tersebut, maka dapat dikatakan bahwa seseorang mengalami keluhan muskuloskeletal. Universitas Sumatera Utara 88 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada pekerja pembuatan dodol di Tanjung Pura Kabupaten Langkat didapatkan hasil bahwa sebanyak 26 orang 86,7 dari 30 pekerja yang mengalami keluhan MSDs. Keluhan paling banyak dirasakan adalah nyeri sebanyak 28 orang 93,3 dan lelah 27 orang 90. Berdasarkan hasil Nordic Body Map NBM diketahui 5 lima bagian tubuh yang paling banyak dikeluhkan pekerja yaitu bagian pinggang belakang sebesar 23 orang 76,7. Hal ini terkait dengan sikap kerja yang dilakukan pada saat pengadukan yaitu berdiri terlalu lama dengan posisi badan membungkuk dan mengemas dodol dengan sikap duduk lama tanpa menggunakan sandaran sehingga mengalami keluhan di pinggang belakang. Keluhan pada bahu sebesar 28 orang 93,3. Pada proses pemasakan dodol, adonan harus terus menerus diaduk selama 3-4 jam dengan menggunakan pengaduk sehingga bagian tubuh yang harus bekerja keras mengaduk adalah pada bagian bahu. Keluhan pada betis sebesar 14 orang 46,7. Pada proses pengadukan dodol selama 3-4 jam yang dilakukan dengan sikap berdiri, bagian kaki menopang berat tubuh sehingga menyebabkan kelelahan pada otot kaki dan sakit pada bagian betis. Keluhan pada pantat sebesar 13 orang 43,3. Hal ini dikarenakan pada proses pengemasan pekerja melakukan sikap duduk bersila, statis dan minim pergerakan sehingga pada waktu lama akan merasakan keram atau pegal pada bagian pantat. Dan Keluhan pada pergelangan tangan sebesar 12 orang 40,0. Pada proses pengadukan dilakukan dengan menggenggam pengaduk dan pergelangan tangan membentuk gerakan memutarrotasi sehingga dalam waktu lama menyebabkan pegal dan lelah pada pergelangan tangan. Universitas Sumatera Utara 89 Berdasarkan hasil Nordic Body Map NBM juga diketahui 5 lima bagian tubuh yang paling sedikit dikeluhkan pekerja yaitu bagian pergelangan kaki sebanyak 2 orang 6,7, telapak kaki sebanyak 2 orang 6,7, paha sebesar 4 orang 13,3, Lutut sebesar 5 orang 16,7 dan telapak tangan sebesar 6 orang 20. Pada proses pengemasan dilakukan dengan sikap duduk bersila, statis dan minim pergerakan, kaki tidak menopang berat badan sehingga tidak banyak mengalami keluhan pada bagian kaki. Dodol yang sudah dipotong-potong kemudian dikemas dengan plastik secara manual, hal ini tidak menyebabkan keluhan pada telapak tangan karena beban kerja ringan. Berdasarkan waktu terjadinya keluhan, yang paling banyak dirasakan oleh pekerja adalah keluhan pada saat setelah selesai bekerja dan frekuensi keluhan yang dialami pekerja paling banyak yaitu 1-2 kali minggu dengan tingkat keluhan sedang dan masih bisa melakukan pekerja setelah diberika waktu istirahat. Vander Zanden 1988 ; Smet 1994 dalam Tarwaka 2004 mengatakan bahwa diantara 9 – 10 orang menganggap dirinya ada dalam kondisi kesehatan yang baik, akan tetapi pada kenyataannya terdapat 1 dari 4 orang menderita penyakit kronis. Hal ini menimbulkan asumsi penulis, bahwa masih ada kemungkinan dari responden lain yang sebenarnya mengalami gangguan tapi tidak mengaku merasakan adanya keluhan MSDs. Selain itu pada pekerja yang merasakan keluhan MSDs dimana seluruhnya mengaku berada pada tingkat keluhan dengan ketegori sedang, ada kemungkinan bahwa pada kenyataannya keluhan yang dirasakan termasuk ke dalam kategori keluhan yang cukup parah tidak mampu melakukan pekerjaan. Namun karena adanya kebutuhan ekonomi Universitas Sumatera Utara 90 yang menuntut untuk tetap bekerja, pada akhirnya keluhan yang dirasakan dianggap merupakan keadaan yang biasa. Dengan demikian keluhan yang dirasakan oleh responden pada saat dilakukan penelitian sangat bergantung pada tingkat kejujuran dan tingkat persepsi keluhan yang dirasakan. Cohen 1997 dalam Tarwaka 2004 mengatakan bahwa gangguan penyakit atau cidera pada sistem MSDs hampir tidak pernah terjadi secara langsung akan tetapi lebih merupakan suatu akumulasi dari benturan kecil maupun besar secara terus menerus dan dalam jangka waktu yang relatif lama. Dengan demikian, adanya keluhan yang dirasakan oleh pekerja pembuatan dodol, tentu bukan hanya disebabkan karena pekerjaan yang sekarang saja melainkan juga karena pekerjaan sebelumnya yang kegiatannya bersifat manual yang memiliki peranan penting untuk menimbulkan MSDs.

5.2 Hubungan Faktor Individu Umur, Jenis Kelamin, Masa Kerja, Lama

Dokumen yang terkait

Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Sales Promotion Girl (SPG) Pengguna Sepatu Hak Tinggi di Suzuya Medan Plaza pada Tahun 2015

33 205 129

Faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan musculosletal disorders pada welder di bagian fabrikasi PT. Caterpillar Indonesia

2 14 120

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders pada Pekerja di Bagian Polishing PT. Surya Toto Indonesia. Tbk Tangerang Tahun 2011

0 15 205

Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Pengrajin Sepatu di Perkampungan Industri Kecil (PIK) Penggilingan Kecamatan Cakung Tahun 2013

2 28 147

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Terjadinya Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Pekerja Pembuatan Dodol di Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2016

1 1 20

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Terjadinya Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Pekerja Pembuatan Dodol di Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2016

0 0 2

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Terjadinya Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Pekerja Pembuatan Dodol di Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2016

0 0 10

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Terjadinya Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Pekerja Pembuatan Dodol di Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2016

1 1 36

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Terjadinya Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Pekerja Pembuatan Dodol di Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2016

1 2 3

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Terjadinya Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Pekerja Pembuatan Dodol di Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2016

0 0 60